Bukan Kurban Biasa (Roma 5:6-8)

Sadar atau tidak sadar kita bisa seperti sekarang ini, karena ada orang yang berkorban untuk kita. Mungkin orangtua kita, mungkin om, tante, kakek, nenek, mungkin sahabat-sahabat kita, mungkin juga para pembimbing remaja. Sayang sekali jikalau pengorbanan tersebut tidak kita sadari, kita lupakan, bahkan kita abaikan. Sayang sekali. Hidup kita akan lebih baik dan bermakna jika kita menyadari pengorbanan orang lain bagi kita dan meresponi pengorbanan itu dengan baik.
Ada orang yang salah kaprah tentang pengorbanan, misalnya:
o   Ada dua orang bersahabat, yang seorang berkata kepada sahabatnya, “saya sudah korbankan uang sekolah untuk traktir kamu tapi kenapa mengkhianati persahabatan kita???” Itu bukan pengorbanan, itu kejahatan oiy.. Ada lagi yang bilang, “saya berkorban dengan berbohong ke ortu kalo mau belajar supaya bisa temanin kamu, skarang kamu kok menjauhi saya?” Itu bukan pengorbanan. Pengorbanan itu bernilai suci bukan legitimasi perbuatan dosa.
o   Orangtua juga sering salah memahami pengorbanan. Pengorbanan itu merelakan hak bukan melakukan kewajiban. Seorang berkorban ketika ia memberikan haknya. Dan tidak dapat dikatakan pengurbanan ketika seseorang melakukan suatu yang jadi kewajibannya. Coba tanya ke orangtua kita: Pa, Ma, apa yang sudah papa mama korbankan untuk saya? Kalau mereka bilang “saya sudah bayarin uang sekolahmu, makan kamu, dll.Bilang ke mereka, “Itu bukan pengorbanan itu! itu kewajiban papa dan mama.”
Kali ini belajar tentang sebuah pengorbanan, pengorbanan yang setiap tahun diulang-ulang diberitakan: itulah pengorbanan Kristus untuk kita. Kristus berkorban untuk kita dan kita dipanggil untuk hidup seturut pengorbanan itu.

Roma 5:6-8
Kutipan ayat yang kita baca adalah bagian dari surat Paulus kepada jemaat di Roma. Paulus ingin menyampaikan suatu kebenaran yang sangat mengagumkan yang ia ingin jemaat ketahui pada saat itu. Kebenaran itu adalah PENGORBANAN KRISTUS DILAKUKAN KETIKA JEMAAT ROMA MASIH BERDOSA. Dalam bagian yang kita baca “orang berdosa” itu ditulis dengan beberapa frasa berbeda. Di ayat 6, orang berdosa sama dengan “orang lemah” dan “orang durhaka”. Di ayat 10 disamakan dengan “seteru.” Ketika MASIH lemah, ketika MASIH durhaka, ketika MASIH seteru, ketika MASIH berdosa, Kristus berkorban menanggung hukuman atas karena kelemahan, kedurhakaan, perlawanan dan keberdosaan jemaat
            Lemah berarti sangat mudah melakukan dosa, mudah terpengaruh, tidak berdaya melawan dosa, sehingga terus menerus berdosa. Durhaka adalah gambaran orang yang tidak hidup kudus. Mereka menyangkali Tuhan dalam hidup mereka. Mungkin mereka punya agama, tetapi sikap hidupnya menyangkali nilai-nilai kebenaran. Seteru adalah gambaran orang yang melawan dan memusuhi Tuhan. Kita tahu orang-orang Roma pada saat itu anti kekristenan. Anti Kristus. Bahkan Paulus sendiri dipenjara dan dipenggal di Roma.
            Untuk orang-orang demikianlah Kristus berkorban menanggung hukuman atas kelemahan, kedurhakaan, dan perlawanan itu. Pengorbanan itu dilakukan bukan setelah jemaat Roma yang lemah, durhaka, dan seteru ini, bertobat. Pengorbanan itu telah dilakukan sementara mereka MASIH dalam kelemahan, kedurhakaan dan perseteruan dengan Allah.
            Kebenaran ini yang sangat mengagumkan ini punya dua implikasi:
1.      Kristus sangat mengasihi orang Roma. Di saat mereka membenciNya, Dia berkorban dan mati untuk mereka. Di saat orang Roma tidak peduli denganNYa, Dia merelakan diriNya disalib untuk mereka. Di saat orang Roma melanggar perintahNya Dia memberikan nyawaNya untuk mereka.
2.      Ini adalah berita penghiburan mereka yang ingin lepas dari dosa. Allah berkenan menerima siapa saja yang mau lepas dari belenggu dosa, termasuk orang Roma pada saat itu. Dosa mereka sudah ditanggung Kristus. Allah mengampuni mereka karena Kristus.       
           
Amazing Grace
Ada sebuah lagu di Kidung Jemaat yang berjudul “Ajaib Benar Anugerah.” Lagu ini ditulis oleh seorang bernama John Newton. John Newton mempunyai ibu yang saleh dan mengajarkan Newton untuk terlibat di gereja sejak kecil. Pada usia 4 tahun Newton sudah hafal dasar-dasar pelajaran katekisasi dan banyak lagu-lagu Kristen. Mamanya meninggal ketika usianya 7 tahun. Dan masa hidup Newton setelah itu mengalami banyak masalah. Ia bergabung di sebuah kapal yang memperdagangkan budak-budak. Selama di kapal hidupnya jauh dari nilai-nilai kekristenan. Ia suka pesta pora dan berbagai dosa lain. Sampai suatu waktu, ketika ia telah menjadi seorang kapten kapal. Kapal yang dikemudikannya diterjang badai dan ia menghadapi situasi berat dan hampir mati.
            Dalam situasi itu, ia berdoa, Tuhan tolong saya. Dan hari itu Allah menyelamatkannya dari badai. Peristiwa itu membuka mata rohani Newton yang selama bertahun-tahun tertutup karena dosa. Ia menyesali kehidupannya yang penuh dosa dan meringkaskan kisah hidupnya dalam lagu “Ajaib Benar Anugerah” Jika kita merenungkan baris demi baris syair lagu tersebut, terlihat jelas kebenaran seperti yang dinyatakan dalam Roma 5:6-8.

Pengorbanan Yesus Bagiku
Mungkin saat ini engkau masih hidup dalam dosamu. Suka berbuat dosa dan mengabaikan Tuhan dalam hidupmu. Seorang yang mengabaikan Tuhan bisa saja hadir di gereja, tetapi sesungguhnya hatinya jauh dari TUhan.
Seringkali kita mengecam orang yang menyiksa Yesus dalam kisah-kisah penyaliban, tetapi kita lupa bahwa kita yang menyebabkan Ia tersalib. Bahkan mungkin jika kita hidup pada zaman itu kita salah satu dari mereka yang berteriak, Salibkan Dia!,
Engkau juga mungkin menjadi anak yang menyakiti hati orangtuamu, membohongi mereka, menyia-nyiakan kepercayaan mereka. Membuat ibumu menangis dan papamu marah. Sikap hidup demikian bukan hanya menyakiti orangtua, tetapi juga hati Tuhan.
Kabar baik bagi kita adalah kasih Tuhan untukmu belum berakhir. Meski sikapmu mengabaikan Tuhan dan berdosa terhadapNya. Ia masih arahkan tanganNya kepadamu, Ia berkata: Aku sangat mengasihimu meski saat ini engkau mengabaikanku. Aku sudah menebusmu, maukah engkau kembali kepadaKu?
Mungkin ada diantara saudara yang sungguh-sungguh merasa sesak dengan dosa. Merasa dirimu terbuang dan kotor. Orangtuamu mungkin bahkan sudah menyerah dan membiarkanmu. Teman-teman mencap kamu dengan kata-kata yang tidak baik, yang membuatmu semakin merasa sendiri dan terkucilkan.
Kebenaran firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa masih ada Pribadi yang sayang padamu. Masih ada yang membuka tangan persahabatan untukmu. Ia menghargai dan mengasihimu. Ia sudah berkorban untukmu. Ia berkata, “mari nak, aku mengasihimu lebih dari apapun.”
Kalau Tuhan hari ini menggerakkan hatimu untuk meninggalkan dosa-dosamu, jangan abaikan panggilan Tuhan itu. Dengarlah suaranya memanggilmu, berbicaralah kepadaNya secara pribadi dalam doa.  Akuilah dosamu dihadapanNya. Dia sudah mengampunimu.

DESEMBERNYA WANITA (Kejadian 3:6; Lukas 1:38)

            Menarik untuk sejenak merenungkan sosok wanita di bulan Desember 2015. Diawali pada 10 Desember 2015, kabar menghebohkan menghiasi berbagai portal berita dengan terungkapnya praktek prostitusi yang melibatkan artis wanita NM. Perdebatan penting seputar berita ini adalah apakah NM merupakan korban atau pelaku aktif dalam praktek prostitusi ini. Jika saja NM merupakan pelaku aktif – dugaan saya iya – maka tentu saja ini menimbulkan image buruk bagi diri NM sendiri, bagi para artis wanita dan bahkan sosok wanita pada umumnya. Namun demikian, potret wanita segera kembali dipulihkan dengan baik pada tanggal 22 Desember 2015 yang kita tahu sebagai hari ibu. Hari Ibu membawa kita mengenang sosok wanita yang rela mengorbankan dirinya demi kebaikan kita. Image wanita yang sempat dikoyakkan oleh kasus NM, terajut kembali oleh peringatan hari ibu.
            Desember 2015 mengajak kita melihat wanita dalam dua potret yang berbeda. Potret wanita haus akan kesenangan diri (bad woman) dan potret wanita yang rela mengorbankan diri (good woman).
            Lebih menarik lagi, bagi umat Kristiani, karena di bulan Desember ini kita merayakan Natal. Wanita merupakan tokoh penting dalam narasi natal. Kelahiran Yesus, Juruslamat dunia, sesungguhnya berkaitan erat dengan the bad and the good women yang pernah ada dalam sejarah umat manusia.

Hawa, The Bad Woman
            Hawa adalah seorang wanita pertama yang dari rahimnya berasal umat manusia. Hawa berperan penting dalam salah satu peristiwa kelam dalam sejarah umat manusia. Kejadian 3:6 mencatat bahwa Hawa yang diperdaya oleh ular, memutuskan untuk mengambil, memakan dan memberikan kepada Adam, buah pohon yang telah dilarang oleh Tuhan untuk dimakan. Pilihan dan keputusan Hawa telah membawa semua umat manusia yang berasal dari rahimnya masuk ke dalam penghukuman Allah.         
            Potret wanita dalam diri Hawa adalah potret wanita yang rapuh, mudah terpedaya oleh tipu muslihat. Hawa merupakan tipologi wanita yang mencari kesenangan diri dan memuaskan hatinya dengan sesuatu yang melanggar titah Allah. Hawa adalah tipe wanita yang membawa kesengsaraan bagi orang lain.
            Potret Hawa merupakan potret sebagian wanita masa kini. Kerapuhan Hawa tercermin dalam kehidupan para wanita yang begitu mudah jatuh oleh bujuk rayu dosa, terbiasa melanggar kebenaran demi pencarian kesenangan dan kenikmatan diri, rela mengorbankan dan menyengsarakan keluarganya oleh pilihan dan keputusannya yang egoistik dan hedonis.

Maria, The Good Woman
            Maria adalah seorang wanita sederhana, kritis dan penurut. Dari rahim Maria lahir Yesus, Penyelamat umat manusia. Dialog Maria dan malaikat dalam nukilan pemberitahuan tentang kelahiran Yesus (Lukas 1:26-38) menunjukkan bahwa ia adalah wanita yang kritis yang mencoba memahami kehendak Allah atas dirinya. Perannya sebagai ibu Yesus bukan pilihan yang menjanjikan kepuasan dan kesenangan diri. Kebahagiaan baginya tidak lain hanyalah kehendak Allah terjadi. Perkataannya di Lukas 1:38, “sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” menggambarkan dengan jelas tipe wanita seperti apakah dia.
            Potret wanita dalam diri Maria adalah potret wanita yang kritis dan senantiasa mencari pengertian. Wanita seperti ini tentu saja tidak mudah larut dalam tipu daya. Maria adalah wanita yang menempatkan kehendak Allah jauh di atas kesenangan dan kepuasan diri. Ia adalah tipe wanita yang rela mengorbankan dirinya demi kehendak Allah dan keselamatan orang lain.
            Potret Maria juga telah menjadi potret sebagian wanita masa kini. Karakter kritis Maria hidup di dalam diri para wanita berusaha menemukan dan memahami maksud Allah atas hidupnya. Para wanita ini tidak mudah terbawa arus dan tipu daya kehidupan. Para wanita peniru Maria senantiasa menjadikan ketaatan pada kebenaran sebagai sumber kepuasan dan kesenangan dirinya dan bukan dari materi dan kenikmatan duniawi. Para wanita pemilik image Maria rela mengorbankan diri demi keselamatan dan kebahagiaan keluarganya.

            Sosok wanita di bulan Desember 2015: wanita yang bagaimanakah engkau kini dan kelak? The bad or the good one?    

Dipersembahkan untuk anak gadisku dan isteriku yang berulang tahun di bulan Desember 2015.

Sherryl Vierry Sanga (12-12) dan Merry Christiana Simatupang (21-12)

PEMURIDAN SEDERHANA (Matius 28:19-20)

Salah satu problem yang membuat bangsa ini sulit move on atau bangkit dari berbagai keterpurukan adalah mentalitas pejabat publik. Salah satu motto terkenal yang sering dikaikan dengan pejabat publik adalah motto “Kalo Bisa di Persulit Kenapa Harus di Permudah.” Dalam uu no 25 tahun 2009 khususnya pasal 4 dinyatakan bahwa asas penyelenggaraan pelayanan publik adalah kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.
                Berkaitan dengan pelayanan publik tersebut, salah satu terobosan yang diperjuangkan Jokowi, ketika masih menjabat gubernur DKI Jakarta adalah pembuatan KTP yang harus selesai dalam sehari. Beliau beberapa kali melakukan kunjungan mendadak untuk memastikan pelayanan tersebut sesuai harapannya. Hasil sidaknya bisa kita ketahui dari pemberitaan di berbagai media. Ada ada saja ditemukan kinerjanya lambat, sulit, tidak tepat waktu dan lain lain. Itulah Mentalitas “Kalo bisa di persulit kenapa harus di permudah.”
                 
Kali ini tema kita adalah pemuridan sederhana. Pemuridan itu simple, sederhana, mudah semoga tidak dipersulit, diperumit dalam pelaksanaannya.

INTI PEMURIDAN: mengajarkan apa yang telah didengar

Pemuridan merupakan ujung tombak Kekristenan. Gereja Indonesia saat ini berlomba-lomba menggarap pemuridan. Sebutan bagi gerakan pemuridan terus menjamur. Mulai dari KTB (kelompok tumbuh bersama), KK (kelompok kecil), cell group, peer group, Mentoring, dll. Berbagai buku penuntun terus menerus ditulis: Pembinaan Dasar, Berakar, Life Expedition, dll. Rumusan, strategi, panduan, kurikulum dibuat untuk menunjang pelaksanaan pemuridan tersebut. Hal ini semua baik untuk dikerjakan.
Namun, kekuatiran saya muncul karena pelaksanaan pemuridan yang demikian bisa membuat pemuridan nampak semakin teknis, terstruktur, kompleks/rumit dan membutuhkan tools pendukung tertentu. Pelaksanaan pemuridan yang demikian pada saat tertentu akan membahayakan pemuridan itu sendiri.
Pemuridan yang bersifat teknis dan terstruktur bisa berbahaya jika terlalu terpaku pada petunjuk teknis dan struktur yang dirumuskan. Contohnya, jika ada yang ingin menjadi murid harus daftar dulu, mengikuti proses dan jenjang kelompok pemuridan. Seorang pemurid atau orang yang ingin memuridkan orang lain haruslah terdata, melewati proses dan seleksi tertentu, dll. Jika pemuridan terpaku pada hal teknis dan struktur, maka pemuridan nampak ribet dan terlalu kaku.
Pemuridan akan menjadi kompleks dan rumit tatkala pemuridan terlalu terpaku pada penerapan kurikulum dan penggunaan tools tertentu. Contohnya, harus pakai buku tertentu, penggunaan buku pun mengikuti urutan tertentu. Pemurid harus lulus/selesai buku tertentu baru bisa memimpin kelompok atau komunitas pemuridan yang ada. Wahh.. wah.. pemuridan yang demikian nampak kehilangan rohnya.
Jika sudah seperti ini, pemuridan yang sederhana tersebut menjadi sangat kompleks, Pemuridan yang mudah telah dibuat menjadi sulit. Jika melihat konsep pemuridan yang kompleks dan sulit demikian, gimana mau melaksanakannya?
Hari ini saya ingin mengajak kita merenungkan kembali inti pemuridan, yang sebenarnya sederhana dan tidak sulit. Mari kita melihat dua bagian Matius 28:19-20 dan 2 Tim. 2:2. Apa inti pemuridan dari dua bagian ayat ini? Inti pemuridan adalah mengajarkan kebenaran yang telah dipelajari sebelumnya. Inti Pemuridan adalah belajar kemudian mengajarkan kebenaran, Inti pemuridan adalah menerima kemudian membagikan kebenaran.
Pemuridan berarti pertama, belajar kebenaran Firman Tuhan: entah melalui khotbah, baca Alkitab, dengar di radio, nonton di TV, baca renungan harian, artikel di Internet dll. Proses belajar ini mencakup menemukan kebenaran itu, merenungkan kebenaran itu, melakukan kebenaran itu.
Kedua,  mengajarkan kebenaran firman Tuhan: kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja, dengan cara apa saja. Bukan berarti menghalalkan segala cara. Proses mengajar ini menolong seseorang untuk menemukan kebenaran, menolong merenungkan kebenaran tersebut dan  menolong melakukan kebenaran tersebut.
ITU Saja INTI PEMURIDAN: sederhana – tidak ribet – mudah. Ayo terlibat dalam proses pemuridan!

ILUSTRASI PROSES PEMURIDAN SEDERHANA
               
Pemuridan itu sederhana: belajar firman Tuhan dan mengajarkannya kepada orang lain. Pemuridan sederhana itu seperti seorang oma yang datang ke gereja pada suatu minggu, dan ia mendengarkan firman yang dikhotbahkan oleh pendeta yang melayani hari itu. Oma itu mendengar bahwa Allah menghendaki orang percaya mengampuni sesamanya seperti Allah mengampuninya. Oma itu merenungkan selama beberapa hari makna firman itu. Oma itu tahu bahwa ia harus mengampuni saudara kandungnya yang pernah menyakiti hatinya. Kamis malam oma itu berdoa dan menyatakan kepada Allah bahwa ia mau mengampuni saudara kandungnya itu.. Hari sabtunya Oma lagi duduk ngobrol dengan tetangga. Tetangganya menceritakan bagaimana ia ditinggalkan oleh suaminya selama bertahun tahun tanpa kabar. Oma membagikan pengalamannya disakiti dan memutuskan mengampuni saudaranya seperti yang dinyatakan firman Tuhan. Oma selama beberapa hari mendoakan, menghibur dan mendorong tetangganya untuk mengampuni sang suami.
Inilah proses pemuridan yang sederhana itu. Proses belajar dan mengajarkan kebenaran. Ayo terlibat dalam proses pemuridan!

Pemuridan Perdana: Pemuridan dalam Keluarga
               
Model pemuridan mengalami perkembangan dalam sejarahnya. Ada orang menyangka pemuridan dimulai pada zaman Yesus. Tetapi sebenarnya, pemuridan memiliki akar kuat dalam tradisi Israel, jauh sebelum Yesus memanggil kedua belas murid. Bahkan sesungguhnya perintah pemuridan telah ada sejak penciptaan manusia pertama.
                Dalam Ulangan 6:6-7, “... Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang ...” Ini perintah pemuridan yang jauh telah ada sebelum Yesus mengumpulkan murid-muridNya. Musa memerintahkan bangsa Israel untuk terlibat dalam proses pemuridan. Musa memerintahkan para orangtua untuk mengajarkan anak-anak mereka Firman Tuhan yang telah mereka dengar dari Musa.
                Dalam Kej. 1:28 dinyatakan, “Beranakcuculah dan bertambah banyak …” apa sebenarnya yang Allah inginkan melalui perintah ini? Apakah Allah sekedar ingin agar manusia melahirkan anak-anak sehingga manusia bertambah banyak di bumi? Tentu tidak. Jika Allah menginginkan agar manusia sekedar bertambah, Mengapa Allah mengirimkan air bah yang memusnahkan semua manusia kecuali 8 orang (keluarga Nuh)? Allah ingin anak cucu yang lahir adalah anak cucu yang serupa dengan gambar Allah. Allah ingin yang bertambah banyak adalah orang-orang yang mau belajar dan taat pada firman Tuhan.
                Perintah untuk ‘beranakcucu dan bertambah banyak’ adalah perintah untuk melipatgandakan orang yang mau belajar dan taat pada firman Tuhan. Inilah perintah pemuridan pertama, yang dinyatakan kepada manusia pertama. Beranakcucu dan bertambah banyak sama dengan perintah untuk membuat murid.
Keluarga dirancang Allah mengerjakan pemuridan yang berkelanjutan. Orangtua belajar firman Allah lalu kemudian mengajarkan firman itu kepada anak-anaknya. Anak-anaknya yang sudah belajar Firman Tuhan meneruskankan kepada cucunya. Demikianlah perintah beranakcucu dan bertambah banyak.

Aplikasi
                Pemuridan itu sederhana: belajar firman Tuhan dan ajarkan firman itu kepada keluargamu.

·         Apakah sudah terlambat? Tidak ada kata terlambat bagi pemuridan. Selama masih ada kesempatan, mari kita belajar Firman TUhan dan mengajarkannya kepada siapa saja, terutama Keluarga – anak,cucu. Proses belajar penting untuk bisa mengajarkan. Berhenti belajar membuat berhenti mengajar.
·         Sangat disayangkan banyak orangtua yang mengabaikan memuridkan anaknya. Orangtua kadang lebih kuatir anaknya nggak bisa hitung, ketimbang tidak mengenal firman. Banyak orangtua yang memanjakan anak dengan uang dan kemewahan (yang kita tahu tidak kekal) sementara kerohanian/jiwanya (yang sifatnya kekal) dibiarkan terlunta-lunta.
·         Orangtua kadang enggan belajar firman dan menyerahkan pemuridan kepada gereja. Ini orangtua yang tidak paham pemuridan. Panggilan pemuridan perdana adalah dalam keluarga. Orangtua yang demikian kadang berdalih, saya tidak menguasai firman Tuhan. Memangnya siapa yang menguasai firman TUhan? Ini merupakan dalih kemalasan belajar firman.
·         Gereja juga perlu terus memikirkan bagaimana mendukung keluarga sehingga dapat menjalankan panggilan pemuridan dengan baik. Gereja seharusnya bukan hanya memikirkan bagaimana menyampaikan firman ke jemaat, tetapi juga perlu memikirkan bagaimana menolong jemaat/orangtua untuk memuridkan anak-anaknya.
·         Gereja boleh saja merencanakan program pemuridan dengan baik, namun jangan sampai kehilangan roh dari pemuridan itu sendiri. Gereja jangan sampai membuat pemuridan yang gampang menjadi sulit.

Semoga firman Tuhan hari ini mengingatkan kita kembali akan inti dari pemuridan dan tergerak untuk memuridkan keluarga kita sendiri.


Download powerpoint disini

Persahabatan Inklusif dengan Tuhan - Yohanes 15: 12-14


Dua orang yang bersahabat memiliki relasi yang eksklusif satu dengan yang lain, ada perbedaan relasi diantara mereka dengan relasi dengan orang lain. Mereka saling mengasihi, saling menjada, saling peduli dan tidak saling mengkhianati.

Dalam bagian Alkitab yang kita baca, dinyatakan tentang persahabatan dengan Yesus, yang jikalau kita teliti membacanya, akan terlihat bahwa persahabatan dengan Yesus bukanlah relasi yang eksklusif..

Persahabatan dengan Yesus beda dengan persahabatan umumnya.

Perhatikan ayat 12-14, disana dinyatakan “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” Apa perintah itu? Ayat 12: Perintah itu adalah mengasihi sesama seperti Yesus mengasihi mereka. Bagaimana Yesus mengasihi mereka? Ayat 13: Dengan mengorbankan nyawa

Jika bagian ayat-ayat ini kita rangkai dengan kalimat bebas untuk menjelaskan tentang seseorang yang Yesus anggap sebagai sahabat, maka kira kira kalimatnya menjadi demikian:
-          Sahabat Yesus adalah murid yang mengasihi murid yang lain, bahkan rela mengorbankan nyawanya untuk mewujudkan kasih itu. Bukannya: Sahabat Yesus adalah murid yang mengasihi Yesus dan rela berkorban untuk Yesus.
-          Persahabatan dengan Yesus dibentuk dari kasih yang berkorban bagi sesama. Bukannya: persahabatan dengan Yesus dibentuk dari kasih yang berkorban bagi Yesus.

Pertanyaan yang menarik adalah:
-          mengapa di bagian ini Yesus membuat suatu kualifikasi persahabatan yang nampak berbeda?
-          Mengapa persahabatan dengan Yesus, di bagian ini, tidak dibentuk dari kasih murid kepada Yesus, kerelaan murid menyerahkan nyawa demi Yesus? Mengapa justru bagi orang lain?
-          Mengapa kasih kepada sesama harus menjadi hal yang utama bagi seorang yang ingin menjadi sahabat Yesus?

JAWABANnya adalah persahabatan dengan Yesus adalah persahabatan yang inklusif: Persahabatan yang tidak terpisah dengan orang lain, melainkan melibatkan orang lain.

-          Jika dua orang atau lebih bersahabat, mereka saling mengenal satu dengan yang lain, peduli satu dengan yang lain, tidak mengkhianati satu dengan yang lain. Relasi ini terjadi diantara mereka yang bersahabat saja. Relasi persahabatan mereka terpisah dari relasi dengan orang di luar persahabatan mereka. Inilah persahabatan yang ekslusif. Ini persahabatan yang baik, benar, tidak salah.
-          Namun, persahabatan dengan Yesus adalah persahabatan yang inklusif. Yesus mengasihi murid, murid mengasihi sesama. Yesus mengorbankan nyawa untuk murid, murid mengorbankan nyawa untuk sesama. Yesus memenuhi kebutuhan hidup murid, murid memenuhi kebutuhan hidup sesama.

Ø  Persahabatan yang Inklusif dengan Yesus adalah persahabatan yang menghasilkan buah. Jika kita membaca Yoh. 15, kita akan sering mendapati kata “buah.” Berbuah berarti melakukan sesuatu bagi orang lain seperti yang Yesus lakukan bagi kita.

Dalam 1 Yoh 3:16-18 dinyatakan, “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”

Dalam Matius 25:34-40, dinyatakan bagaimana persahabatan yang inklusif ditujukkan oleh orang yang ditempatkan di sebelah kanan sang Raja. Persahabatan inklusif dengan sang raja ditunjukkan dengan melayani orang lapar, haus, asing, telanjang dan dalam penjara, bukannya melayani sang raja secara langsung.

Ø  Persahabatan yang inklusif dengan Yesus adalah persahabatan yang sifatnya missioner: menjangkau orang lain bagi Kristus.

Praktek kasih kepada sesama atau saling mengasihi merupakan magnet yang kuat untuk menghantar orang lain kepada Kristus. Dalam Yohanes 13:34-35 dinyatakan, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

“semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku.” Kata “tahu,” dalam kalimat “semua orang akan tahu” menunjuk pada sikap mengenali, mengakui, melihat KRISTUS dalam kehidupan nyata. Yesus telah pergi kepada BAPA tetapi kehadiranNya dirasakan dalam kehidupan para murid yang saling mengasihi.

Praktek persahabatan yang inklusif yang ditunjukkan oleh jemaat mula-mula. Seperti yang dinyatakan dalam Kisah Para Rasul 2:44-47. Mereka membagikan apa yang mereka miliki, tak ada jemaat yang kekurangan. Dan hasilnya (dampaknya bagi misi), jumlah orang percaya semakin bertembah. Jemaat mula-mula yang memiliki persahabatan yang inklusif dengan Yesus telah menjadi jemaat yang missioner dan terus menerus menjangkau banyak orang bagi Yesus.


Siapa yang ingin menjadi sahabat Yesus? Persahabatan dengan Yesus bukanlah persahabatan yang eksklusif melainkan persahabatan yang inklusif.
Ø  Kadang kita memandang persahabatan dengan Yesus adalah persahabatan yang Eksklusif, sehingga kita salah bersikap dalam hidup kita. Kita mengalami bagaimana Tuhan melawat kehidupan kita: menyembuhkan penyakit kita, mencukupkan kebutuhan hidup kita, melindungi dan menjaga kita, mengabulkan doa-doa kita.  Kita berpikir untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan. Kita tahu Tuhan tidak sakit, tidak kekurangan, tidak perlu dijaga. Lalu kita berpikir bagaimana melakukan sesuatu bagi Tuhan? Kita datang ke gereja lebih sering, memberi lebih banyak persembahan, lebih banyak waktu memuji Tuhan, lebih sering baca Alkitab, lebih sering berdoa, lebih sering menerima tawaran pelayanan dll. KITA INGIN MELAKUKAN SESUATU BAGI TUHAN KARENA KITA SAHABATNYA. Yang kita lakukan baik, tetapi dengan motivasi yang salah, lahir dari pemahanan yang salah.
Ø  Persahabatan dengan Yesus adalah persahabatan yang inklusif. Yesus melawat hidup kita, lawatlah kehidupan sesama. Yesus menyembuhkan penyakit kita – jadilah pembawa kesembuhan bagi sesama – berilah bantuan bagi orang-orang yang sakit; Tuhan mencukupkan kebutuhan hidup kita – jadilah utusan Tuhan yang mencukupkan kebutuhan orang lain yang berkekurangan. Tuhan mengabulkan doa-doa kita – maka jadilah jawaban bagi doa-doa sesama kita. INI PERSAHABATAN YANG INKLUSIF.

Ø  Cobalah menghitung semua berkat yang telah Tuhan Yesus berikan kepada kita sebagai sabahat. PERBUATLAH demikian kepada sesama. Setiap satu berkat yang kita terima, jadilah satu berkat bagi orang lain. Inilah bukti kita sahabat Yesus.

Ø  Persahabatan yang inklusif dengan Yesus membuat kita tetap mampu menunjukkan kasih kepada orang-orang yang mengecewakan, menolak dan membenci kita. Mengapa? Kita mengasihi karena kita sudah dikasihi Yesus terlebih dahulu. Bapa mengasihi Yesus, Yesus mengasihi saya, saya mengasihi orang lain. Yesus menyerahkan nyawaNya untuk saya, saya menyerahkan nyawa saya untuk orang lain. Yesus memberkati saya, saya menjadi berkat bagi orang lain – APAPUN RESPON ORANG TERSEBUT. Kasih kita kepada ‘orang orang sulit’ didasari oleh kasih Yesus pada kita.

Ø  Selanjutnya, persahabatan yang inklusif dengan Yesus merupakan persahabatan yang bersifat missioner. Kalau persahabatan yang inklusif dengan Yesus dipahami dan diterapkan, maka gereja akan bertumbuh, orang akan tertarik pada Kristus. Gereja tidak akan bertumbuh, orang lain tidak akan tertarik mengikut Yesus, bahkan gereja akan merosot JIKA gereja mempraktekkan persahabatan yang eksklusif dengan Yesus: Ibadah dirangcang begitu mempesona, sakral dan menggairahkan jiwa – namun jemaat abai terhadap penderitaan yang lain. Jika jemaat tidak sungguh peduli satu dengan yang lain, jemaat yang satu membiarkan jemaat yang lain menderita, tidak ada kerelaan berkorban bagi sesama, MAKA gereja tidak akan pernah menarik bagi orang lain.

Semoga firman Tuhan menolong kita memahami persahaban yang inklusif dengan Yesus: Yesus mengasihi kita dan kita mengasihi sesama.


download powerpoint disini

Metamorfosis Kristiani (Mzm. 139:4, 23; 1Pet 3:10; 1Sam 16:7; 1Sam 3:1-11)

Dalam pelajaran biologi mengenai kehidupan serangga, dikenal istilah metamorphosis. Metamorfosis adalah proses perkembangan fisik yang dialami serangga mulai dari kecil/telur hingga dewasa. Metamorfosis pada serangga dibagi menjadi dua bagian: hemimetabola dan holometabola – atau metamorphosis tidak sempurna & Metamorfosis sempurna. 

Apakah perbedaan kedua metamorfosis ini (belalang&kupu-kupu)? Perbedaannya terletak pada ada tidaknya perubahan yang radikal/total pada tahapan metamorfosis

Hari ini kita akan belajar tentang "metamorfosis" hidup orang percaya. Paling tidak ada 4 perubahan hidup yang dialami oleh orang yang sungguh-sungguh mempersembahkan hidupnya pada Tuhan.

1-2. Perubahan pikiran & perkataan

Mari kita membaca Mazmur 139 : 23, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku.” Ayat ini menunjukkan kerinduan terdalam sang Pemazmur supaya Allah memperbaharui hati dan pikirannya agar sejalan dengan kehendak Allah.
Seorang Kristen yg sejati merindukan & berusaha agar pikiran-pikirannya sejalan dengan kehendak Allah. Jika sebelumnya ia memikirkan kepentingan duniawi berubah menjadi kepentingan yang kekal. Jika sebelumnya ia memikirkan rancangan jahat berubah menjadi rancangan kebaikan dan damai sejahtera. Jika sebelumnya ia memikirkan kemabukan, pesta pora, percabulan dan berbagai kecemaran berubah menjadi penguasaan diri, kesederhanaan dan kekudusan. Ada “metamorphosis sempurna” di dalam pikiran orang percaya.
Selain itu, ada juga perubahan yang terjadi dalam perkataannya. Mari kita membaca mzm. 139:4, “Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN” dan  1Pet 3:10, “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu”
Tuhan mengetahui apa yang kita ucapkan karena itu kita perlu berhati-hati. Seorang Kristen yang sejati, berusaha keras untuk mengontrol dengan baik apa yang keluar mulutnya, yaitu ucapannya. Seorang Kristen akan berpikir dua kali sebelum mengeluarkan perkataan. Jika dahulu dia orang yang ketus – tajam, keras & lancang – berubah menjadi orang yang bijak. Jika dahulu ia suka menggerutu berubah menjadi suka berdoa. Jika dahulu yang keluar dari mulutnya kebun binatang berubah menjadi kebun buah-buahan.

Ilustrasi 
                Dalam buku Words Can Change Your Brain, Andrew Newberg dan Mark Robert Waldman menyatakan bahwa kata-kata yang positif dan negatif memengaruhi kerja otak manusia. Jika pikiran dipenuhi dengan kata-kata negatif maka itu akan memengaruhi pusat rasa takut di otak, yang kemudian melepas banyak hormon stress dan pada akhirnya menghentikan kerja pusat logika, dampaknya menghasilkan sikap yang tidak realistis menghadapi hidup, stress, selalu curiga dan ragu-ragu bertindak.
                Sebaliknya jika pikiran dipenuhi kata-kata positif maka itu akan memengaruhi pusat motivasi di otak untuk bertindak. Jika kata-kata positif dipertahankan di otak maka itu akan menghasilkan sikap yang lebih mampu menghadapi kenyataan hidup, penuh motivasi, mempunyai persepsi diri yang positif dan berinteaksi baik dengan orang lain.

Refleksi
                Apa yang paling banyak kita pikirkan: kata-kata positif atau negatif? Perubahan yang radikal terjadi pada pemikiran seseorang yang menyerahkan hidupnya pada Tuhan. Jika sebelumnya pikirannya dipenuhi hal-hal yang negatif berubah menjadi hal-hal yang positif. Pikiran yang lebih positif merupakan tanda kehidupan seorang yang menyerahkan hidupnya pada Tuhan.

3-4. Perubahan pandangan & pendengaran

                Selanjutnya seorang yang sungguh sungguh mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan akan mengalami perubahan pandangan dan pendengaran.
Mari kita membaca 1Sam. 16:7, “Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”
Ayat ini ditulis dalam konteks pemilihan raja Israel yang akan menggantikan Saul. Calon raja itu berasal dari keturunan Isai. Allah memberitahukan kepada Nabi Samuel agar ia tidak menilai calon raja dari fisik yang kelihatan melainkan kualitas hatinya.
Seorang Kristen sejati menilai kualitas hati bukan kualitas fisik. Jika dulu standarnya memilih teman/sahabat adalah penampilan fisik berubah menjadi pilihan berdasarkan karakter seseorang. Jika dahulu ia selalu ikut apa maunya teman – tidak peduli benar atau salah – berubah menjadi ikut apa maunya Tuhan, meskipun harus mengorbankan pertemanan.
Bukan hanya pandangan yang berubah, tetapi juga pendengaran. Dalam kisah hidup Samuel di 1Sam. 3:1-11, ada perubahan kemampuan mendengar suara TUhan yang dialami Samuel. Jika sebelumnya ia tidak mengenali suara Tuhan – setelah dijelaskan oleh Imam Eli – berubah menjadi seorang yang mampu mendengar panggilan Tuhan. Bahkan Samuel menjadi seorang yang dengar-dengaran dan taat pada suara Tuhan.
Seorang Kristen sejati sungguh menyeleksi apa yang dia dengar: sesuatu yang baik, membangun, sesuai kehendak Tuhan. Jika dahulu ia medengar apa saja, menerima apa saja berubah menjadi pribadi yang selektif mendengar. Jika dahulu ia suka mendengar nasihat/pendapat teman yang berkarakter buruk berubah menjadi orang yang hanya mau mendengar nasihat dari teman yang bijak & berkarakter baik. Jika dulu Ia senang mendengar music yang liriknya tidak memprovokasi melakukan hal yang buruk berubah menjadi seorang yang senang mendengar music dengan lirik yang benar dan sesuai kehendak Tuhan

Ilustrasi
                Siapa yang suka mendengar music? Ada penelitian yang dilansir berkaitan dengan pengaruh music bagi kehidupan.
1. Musik rap bikin kreatif. Musik rap mengaktifkan bagian otak yang berkaitan dengan kreativitas dan lahirnya ide-ide cemerlang. 
2. Musik klasik bikin focus. Peneliti dari Stanford University menunjukkan musik klasik akan membantu pikiran lebih fokus dan dapat memilah informasi. Nada yang ada dalam musik klasik dapat mempertajam otak, sehingga lebih mudah untuk berkonsentrasi.
3. Musik enerjik tingkatkan semangat 
Musik memengaruhi sistem saraf pusat untuk melakukan kegiatan sekaligus membantu mengalihkan pikiran Anda dari ketidaknyamanan. Penelitian menunjukkan musik energik cocok didengarkan saat melakukan aktivitas yang cukup berat. Nada cepat yang ada dapat membangun semangat dan memberi inspirasi untuk aktif.
4. Lagu favorit membuat Anda jadi lebih baik
Mendengarkan lagu yang Anda sukai dapat memicu pelepasan dopamin, sebuah neurotransmitter di otak yang dapat meningkatkan rasa senang. Jadi, sering-seringlah mendengarkan lagu favorit agar mood Anda semakin baik.
5. Nada tertentu dapat menyembuhkan Anda
Sebuah studi di University of Kentucky memaparkan ada seorang pasien yang mendengarkan musik yang lembut sebelum, selama dan setelah operasi. Ternyata setelah mendengarkan musik tersebut, rasa nyeri dan kecemasan pasien berkurang, sehingga hanya memerlukan sedikit obat penenang. Dan sebaliknya musik keras bisa menimbulkan rasa jengkel bagi yang mendengarnya.

                Kalau kita suka music itu mempunyai manfaat bagi hidup kita. Manfaat itu akan membangun iman kita jika lirik/kata-kata dalam music tersebut positif dan sesuai kehendak Tuhan. Meskipun kita suka music kalau liriknya penuh dengan kebencian, memprovokasi melakukan hal negatif, vulgar dll maka itu tidak akan membangun iman kita, sebaliknya membuat kita jauh dari Tuhan.
                Marilah kita melakukan metamorphosis pada apa yang kita dengar. Jika sebelumnya kita membiarkan diri kita mendengar sesuatu yang tidak baik, tidak benar, mari bersama kita ubah. Biarlah kita mendengar sesuatu yang lain dan berkenan bagi Allah. Itulah perubahan yang seharusnya terjadi dalam diri orang yang menyerahkan hidupnya kepada Allah.

Sumber: 
http://health.kompas.com/read/2013/12/05/1632286/Pilihan.Kata.Bisa.Mengubah.Fungsi.Otak
http://www.merdeka.com/sehat/5-manfaat-musik-dalam-kehidupan.html

KARUNIA ROHANI: BAHASA ROH (1Kor 12-14)

Sherryl & Lidah-lidah Api 

KARUNIA ROHANI
Silahkan lihat salah satu ibadah yang menggunakan bahasa roh di https://www.youtube.com/watch?v=DgbhHdUXjfA
Dan coba jawab dengan singkat pertanyaan berikut:
1.       Apa yang saudara rasakan ketika menonton video ini?
2.       Apakah Tuhan sedang berkarya dalam hidup orang yang berbahasa roh tersebut dalam ibadah tersebut?
3.       Apakah ada keteraturan dalam ibadah tersebut?
4.       Apakah orang lain yang tidak berbahasa roh mengerti apa yang dikatakan oleh orang yang berbahasa roh?

Apa itu Karunia Rohani?
                “kemampuan untuk melayani yang diberikan kepada setiap orang Kristen sejati tanpa kecuali dan tidak dapat dimiliki sebelum seseorang menjadi Kristen.” – Ray C. Stedman.
                Karunia berasal dari kata “charisma” atau “charismata” untuk jamak. Charisma mempunyai bentuk dasar charis. Charis berarti anugerah. Jadi karunia merupakan anugerah dari Allah. Karunia, sebagai suatu anugerah, berarti diberikan berdasarkan kehendak Allah, Sang Pemberi. Kita bisa meminta, tetapi Allah yang berdaulat untuk memberikan sesuai kehendaknya (1Kor. 12:11).

Untuk apa karunia Rohani diberikan kepada setiap orang percaya?
Karunia Rohani diberikan kepada setiap orang percaya untuk dipakai bagi kepentingan bersama dalam rangka membangun jemaat (1Kor 12:7; 1Kor 14:12,26). Paulus mengulang berkali-kali bahwa tujuan Allah memberikan karunia rohani adalah untuk membangun jemaat. Karunia diberikan untuk kepentingan bersama.
                Ada kekeliruan dalam penggunaan karunia Rohani oleh gereja atau jemaat. Gereja ataupun jemaat menggunakan karunia rohani untuk kepentingan diri sendiri dan tidak peduli dengan kepentingan bersama. Karunia rohani asyik dinikmati sendiri tidak peduli apakah jemaat lain mendapat manfaat atau berkat dari karunianya. Misalnya saja: seseorang diberi oleh Allah karunia untuk mengajar – menyampaikan kebenaran dengan gamblang dan mudah dipahami – tetapi ia tidak menggunakan karunia itu untuk kepentingan bersama. Ia hanya mau mengajar karena uang. Jika ia tidak menerima uang dalam jumlah tertentu, maka ia enggan melayani. Contoh lain, seorang diberi karunia berbahasa roh tetapi ia tidak peduli apakah orang lain terberkati oleh bahasa roh tersebut. Ia asyik berbahasa roh sementara jemaat yang lain tidak mengerti apa yang ia katakan.

Apa saja karunia rohani itu?
Beberapa bagian Alkitab mendaftarkan karunia-karunia rohani:
·         Efesus 4:11 à rasul,  nabi, pemberita Injil, gembala, pengajar.
·         1Kor. 12:8-10 à berkata-kata dengan hikmat, berkata-kata dengan pengetahuan, iman, menyembuhkan, kuasa untuk mengadakan mujizat, bernubuat, membedakan bermacam-macam roh, berkata-kata dengan bahasa roh, menafsirkan bahasa roh itu.
·         1Kor. 12:28-30 à  rasul, nabi, pengajar, mengadakan mujizat, menyembuhkan, melayani, memimpin, menafsirkan bahasa roh.
·         Roma 12:6-8 à  melayani, mengajar, menasihati, membagi-bagikan sesuatu, memberi pimpinan, kemurahan.

Bagaimana mengetahui karunia saya?
  1. Memahami kebenaran Alkitab mengenai karunia rohani. Sering kali seseorang tidak memahami kebenaran tentang karunia rohani, sehingga membuatnya tidak menyadari bahwa Allah memberinya suatu karunia. Pengetahuan tentang karunia menolong kita mengenali karunia yang Allah berikan.
  2. Berdoa untuk bertanya atau meminta karunia kepada Tuhan. Kita bisa bertanya kepada Tuhan atau meminta Karunia tertentu kepada Allah. Namun perlu dicatat bahwa pemberian karunia itu menurut kehendak Tuhan (1 Kor 12:11). Orang percaya tidak boleh memaksa Tuhan agar memberi karunia tertentu yang ia inginkan. Allah memberikan karunia untuk kepentingan bersama.
  3. Melakukan atau mengikuti tes karunia. Ada perangkat tes yang tersedia yang dapat menolong kita mengenali karunia yang Allah anugerahkan. Bisa juga melakukan online test di http://glorianet.org/pptlib/smb/karuniaroh.php
  4. Bertanya kepada jemaat yang lain.  Kita juga bisa berdiskusi dengan pembimbing rohani atau jemaat lain yang memahami kebenaran tentang karunia rohani dan meminta pendapat mereka perihal karunia yang kita miliki. Seorang pembimbing rohani yang mengenal kita dengan baik kemungkinan mampu memberikan gambaran akan karunia yang kita miliki.

KARUNIA BAHASA ROH (1Kor 12-14)
                Ada beberapa bagian Alkitab yang memuat peristiwa dipakainya karunia berbahasa roh (Yun. glossa).  Markus 16:17 – “bahasa-bahasa yang baru”; Kis. 10:44-46, 19:6 – “bahasa roh”; Kis. 2:4 – “bahasa-bahasa lain”; 1 Kor. 12-14 – “bahasa roh.”
                Dalam tulisan ini, khusus dibahas penggunaan bahasa roh dalam 1 Kor. 12-14. Ada keunikan pemakaian bahasa roh dalam surat 1Kor. 12-14 jika dibanding dengan bagian Alkitab lainnya. Penggunaan karunia bahasa roh dalam 1Kor. 12-14 dilakukan dalam suatu pertemuan ibadah rutin (14:23,26). Hal ini berbeda dengan bagian Alkitab lainnya, dimana bahasa roh digunakan dalam peristiwa yang sekali terjadi (peristiwa pentakosta di Yerusalem, peristiwa pertobatan Kornelius).

Jadi apakah karunia bahasa roh boleh digunakan dalam suatu ibadah?
                Ya tentu saja. Karunia bahasa roh sama halnya dengan karunia lainnya boleh saja digunakan dalam ibadah. Dalam suatu pertemuan jemaat, setiap orang diperbolehkan menggunakan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya. Allah yang satu memberikan rupa-rupa karunia untuk kepentingan semua jemaat yang hadir dalam ibadah tersebut (12:7; 14:26-27). Larangan penggunaan bahasa roh dalam ibadah sama halnya dengan anggapan ‘tangan tidak dibutuhkan oleh tubuh atau kaki tidak diperlukan bagi tubuh’ (12:12-30). Bahkan Paulus dengan tegas menyatakan bahwa tidak boleh melarang orang yang berbahasa roh dalam suatu ibadah (14:39).
                Jadi kurang tepat  jika suatu gereja tidak memberi ruang atau bahkan melarang penggunaan karunia bahasa roh dalam suatu ibadah. Pertemuan ibadah adalah tempat orang-orang percaya menggunakan karunia mereka masing-masing untuk memuliakan Allah dan membangun jemaat yang lain.
                Penggunaan bahasa roh – dan karunia lainnya – dalam ibadah harus mengikuti kaidah tertentu:
1.        Penggunaan bahasa roh dalam ibadah seharusnya untuk kepentingan bersama membangun jemaat (12:7;14:12,26). Tujuan utama Allah memberikan karunia roh adalah untuk kepentingan bersama dan pembangunan jemaat. Bahasa roh diberikan untuk kepentingan bersama jemaat dengan demikian jemaat dibangun.
2.       Penggunaan karunia bahasa roh harus selalu diikuti dengan penerjemahan. Karena itu, tiap kali Paulus mendaftarkan karunia, Paulus menyebut karunia bahasa roh selalu dengan mengikutkan karunia menerjemahkan bahasa roh itu (12:10,30;14:13,26). Tanpa penerjemahan, bahasa roh tidak berguna dan membangun jemaat, hanya membangun diri sendiri  (14:4-5,13-17). Paulus memiliki karunia berbahasa roh tetapi ia memilih menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti jemaat, ketimbang menggunakan kata-kata bahasa roh - tanpa terjemahan - yang tidak akan dapat dimengerti jemaat. Seseorang yang ingin menggunakan karunia bahasa rohnya harus memastikan ada penerjemah. Tanpa penerjemah, Paulus meminta, pengguna bahasa roh harus berdiam diri saja (14:27-28).   
3.       Penggunaan bahasa roh dalam pertemuan ibadah harus berlangsung dengan sopan dan teratur (14:40). Penggunaan karunia bahasa tidak boleh dilarang, tetapi penggunaannya harus sopan dan teratur. Kesopanan dan keteraturan bermakna jumlahnya cukup atau proposional (2-3 orang saja), disampaikan dengan bergantian (seorang demi seorang) dan diikuti penerjemahan (14:27).  

Penggunaan bahasa roh dalam pertemuan ibadah gereja, ada yang melanggar kaidah yang telah digariskan oleh Alkitab. Penyimpangan ini menjadikan karunia bahasa roh jauh dari tujuan Allah menganugerahkannya. Karunia bahasa roh tidak dipakai untuk membangun jemaat dan tidak lagi berguna bagi kepentingan bersama, melainkan hanya memuaskan kepentingan sendiri. Hal itu nampak jelas dari tidak diterjemahkannya bahasa roh tersebut. Selain itu, penggunaan bahasa roh dibeberapa gereja telah membuat ibadah menjadi kacau, tidak teratur dan sopan. Seseorang berbahasa roh semaunya tanpa peduli dengan orang lain, tidak menghargai orang lain yang hadir dalam ibadah yang sama, tidak menghargai orang lain yang berdoa, mendengar dan berbicara.
Semoga di hari peringatan pentakosta tahun ini, gereja kembali pada penggunaan karunia rohani sesuai dengan kehendak Allah. Semoga gereja yang satu tidak mengabaikan karunia bahasa roh dan gereja yang lain tidak menggunakan bahasa roh untuk kepentingan sendiri sehingga mengacaukan ibadah yang ada. Amin






MENCARI PACAR dalam inspirasi DONGENG LANDORUNDUN – bagian pertama

Cinta adalah topik yang tak pernah bosan dihembuskan dalam berbagai pembicaraan anak-anak muda. Suasana pembicaraan terasa menjadi lebih ‘hidup’ tak kala seseorang mengangkat topik tentang cinta. Cinta juga tidak jarang menjadi alasan anak muda di-bully tatkala tengah nongkrong dengan teman. Biasanya yang menjadi korban bullying adalah mereka yang kisah percintaannya tidak berjalan lancar, entahkah jomblo abadi, kaum backstreet, galauers
Sebagai anak muda Kristen, tentu saja, kita perlu menyadari bahwa kisah cinta merupakan kisah yang perlu dibangun dengan melibatkan Tuhan. Tuhan menciptakan kita, Dia juga mempunyai rencana yang baik bagi kehidupan kita, khususnya kisah cinta kita. Karena itu sudah sepatutnya kita membentuk kisah cinta kita dalam tuntunan kehendak Tuhan.
Rakyat Tana Toraja mewariskan salah satu dongeng cinta yang menarik untuk disimak, yaitu Kisah Landorundun (bagi yang belum pernah mendengar atau membaca, googling aja). Kisah ini merupakan kisah tentang seorang gadis bernama Landorundun yang akhirnya menikah dengan Bendurana dan hidup bahagia selamanya (tipikal kisah dongeng percintaan, happily ever after).
Dalam dongeng percintaan Bendurana-Landorundun ada beberapa momen penting yang ditandai dengan kehadiran tokoh/figur burung:
Kehadiran Pertama.
Sesaat setelah Bendurana mengambil sebuah benda berkilauan dari dalam laut, yang pada benda tersebut ternyata terdapat lilitan rambut Landorundun, seekor burung berbicara kepadanya menunjukkan bahwa rambut itu berasal dari salah satu hulu sungai. Petunjuk burung ini menjadi titik awal perjalanan Bendurana menemukan Landorundun. Burung tersebut terbang bersama kawanannya menghantar Bendurana ke arah tujuannya.
Kehadiran Kedua.
Dalam perjalanan ke tempat Landorundun, suatu ketika Bendurana tersesat di salah satu percabangan sungai. Sang burung kembali hadir dan memberitahukan bahwa jalan Bendurana telah sesat dan karena itu ia perlu mengubah haluannya. Kehadiran burung di sini menolong Bendurana yang tersesat di jalan pencarian, untuk kembali ke jalan yang benar dan akhirnya bertemu dengan Landorundun.
Kehadiran Ketiga.
Kemeriahan pesta pernikahan Bendurana-Landorundun ternyata tidak memberikan kebahagiaan kepada Landorundun. Itu terlihat jelas dari ketiadaan senyum dan tawa dari wajah Landorundun. Sukacita barulah timbul ketika Landorundun melihat seekor burung pincang, karena kakinya terpotong, yang melompat-lompat di hadapannya. Landorundun tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan itu. Sukacita karena menyaksikan sang burung penghibur tersebut rupanya menjadi titik awal sukacita dan kebahagiaan dalam kehidupan keluarga Bendurana-Landorundun. Happily Ever After.

            Kisah Percintaan Landorundun yang happily ever after dalam perspektif peranan figur burung dalam dongeng ini, dapat menolong anak muda Kristen melihat peran Tuhan dalam kisah percintaan yang mereka rindukan berlangsung dalam kebahagiaan.
             
Tuhan memberi petunjuk menuju pasangan kita
            Banyak anak muda Kristen tidak punya ‘arah’ yang tepat dalam mencari pasangan hidupnya. Tidak sedikit yang menjadikan perasaan (atau chemistry) sebagai dasar cinta mereka. Perasaan adalah bagian penting dalam kisah cinta tetapi tidak cukup kokoh dijadikan dasar membangun kisah cinta yang dikenan Allah.
            Apa petunjuk menuju pasangan kita? Alkitab! Alkitab adalah firman Tuhan yang menuntun kehidupan kita, termasuk kisah cinta. Alkitab mengemukakan prinsip yang menjadi petunjuk sekaligus arah bagi kita menemukan pasangan hidup kita.
            Dua prinsip penting yang menjadi rujukan firman Tuhan untuk menemukan pasangan hidup yang tepat adalah iman dan karakter. Muda mudi Kristen yang mencari pasangan hidupnya haruslah mencari yang seiman. Seiman bukan hanya berarti beragama Kristen/ber-KTP agama Kristen, melainkan seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Kristus dan menjadikan Kristus Raja dalam hidupnya. Dalam surat 2 Korintus 6:14–15 tertulis, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?” Ayat-ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa pasangan yang seimbang dibangun dengan kesatuan dalam kebenaran, dalam terang dan dalam Kristus.
            Prinsip kedua adalah carilah pasangan hidup yang mempunyai karakter yang sesuai dengan firman Tuhan. Penampilan fisik dan romatika masa pdkt sering kali menghalangi muda mudi Kristen untuk melihat karakter dari lawan jenisnya. Karakter adalah jati diri sesungguhnya dari seseorang. Mengetahui karakter seseorang tidak mudah karena membutuhkan ketelitian yang dalam dan membutuhkan waktu. Persahabatan adalah proses yang sangat diperlukan untuk mengenal karakter lawan jenis. Tips terbaik adalah berpacaranlah dengan sahabatmu. Masa persahabatan menolong muda mudi saling mengenal karakter satu dengan yang lain sebelum memutuskan untuk berpacaran. Selain itu, karakter seseorang juga bisa diketahui dengan meminta pertimbangan dari orang lain, misalnya sabahat lainnya, kakak rohani, bahkan orangtua. Pilihlah pacar yang recommended oleh orang-orang penting dalam hidupmu dan si dia.
           

TIPS MEMILIH PACAR:
1.       Pilih yang seiman
2.       Pilih yang berkarakter Kristiani (dari Sahabat & Recommended)

Bersambung ...

Sherryl - Gadis berdarah Toraja

Support Blog

Support blog ini dengan subscribe Channel Youtube Victor Sumua Sanga dengan klik tombol di bawah: