PERBANTAHAN VS KETENTERAMAN (Amsal 17:1)


Amsal 17:1
Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman,
Dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan


sumber: google.com
Apakah saudara setuju pernyataan Salomo dalam Amsal ini? Setujukah bahwa sekerat roti kering disertai dengan ketenteraman baik daripada makanan daging serumah disertai  dengan perbantahan? Dengan kata lain jika diminta memilih sekerat roti kering disertai dengan ketenteraman atau makanan daging serumah disertai  dengan perbantahan, mana yang menjadi pilihan saudara?
Dari beberapa orang yang saya minta memilih, tidak ada yang memilih makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.

Daging Serumah serta Perbantahan
Sebuah rumah atau bayit”  sebenarnya bisa juga merujuk pada sebuah istana. Istana yang penuh dengan daging. Dagingnya adalah daging dari hewan-hewan tambun yang disembelih. Ada versi terjemahan melihat daging-daging tersebut adalah daging yang dihidangkan dalam sebuah pesta perjamuan. Jadi kemungkinan yang dimaksud adalah sebuah rumah, bahkan mungkin istana, yang penuh dengan daging-daging dari hewan tambun yang disajikan seperti dalam sebuah pesta perjamuan.
Sedangkan perbantahan (kata dasar Ibraninya: rib) merujuk pada pertikaian keras, pendakwaan di pengadilan, pertengkaran, perkelahian, bahkan peperangan. Dalam perbantahan, pihak yang terlibat masing-masing merasa benar dan pihak yang lain pasti salah. Perbantahan adalah sebuah kondisi pertikaian dimana pihak yang terlibat di dalamnya merasa benar sepenuhnya dan yang lain salah sepenuhnya.
Apa kaitan perbantahan dan sebuah istana yang penuh dengan daging hewan tambun dalam sebuah pesta perjamuan?
sebuah rumah, atau kemungkinan besar istana, yang penuh dengan daging hewan tambun merupakan simbol pencapaian dalam hidup yang bisa menimbulkan  perasaan paling benar dari yang lain. Di istana itu ada jabatan dan kekuasaan yang kerap membuat pemiliknya merasa paling benar. Di tempat itu juga ada kekayaan, uang banyak dan investasi besar yang seringkali membuat merasa paling benar. Di sekitar meja pesta perjamuan berdiri para orang-orang tua berpengalaman yang banyak makan asam dan garam yang kemudian merasa tidak mungkin salah, dan harus dipatuhi. Daging hewan tambun itu disajikan bagi orang-orang cerdas yang menempuh pendidikan ditempat yang jauh, gelar  tinggi memastikan bahwa mereka selalu benar.
Pencapaian-pencapaian hidup inilah, baik itu jabatan, kekayaan, pengalaman, gelar kerap membuat seseorang merasa selalu benar. Dan ujungnya pada perbantahan.
Kata Ibrani rib (yang artinya perbantahan) merupakan kata yang menyusun kata meriba. Meriba adalah tempat dimana Tuhan mengeluarkan air dari bukit batu. Pada peristiwa di Meriba, Israel telah mengalami banyak pencapaian.  Semua kebutuhan di padang gurun terpenuhi, makan manna dan daging puyuh, ada tiang awan dan tiang api. Padang gurun serasa melayani mereka. Kemudian sebuah masalah timbul, karena mereka kehabisan air minum.
Israel bertengkar dgn Musa dan Tuhan. Israel merasa diri mereka benar bahkan yang salah adalah Musa dan Tuhan. Mereka harus dilayani oleh Musa dan Tuhan. Tuhan dan Musa salah karena membawa mereka keluar dari Mesir dan mengembara di padang gurun dan menderita kehausan. Mereka menuduh Tuhan tidak ada melindungi mereka.
Realitanya, mereka mengembara 40 tahun karena mereka tidak percaya Allah sanggup mengalahkan musuh mereka. Mereka lebih percaya pada 10 pengintai yang menakuti mereka. Realitanya, mereka kemarin malam baru saja makan daging burung puyuh dan paginya menerima manna dari Tuhan. Ada tiang awan dan tiang api. Apakah TUhan tidak ada ditengah mereka?
Inilah ngerinya orang yang merasa diri selalu benar, Tuhan pun bisa ia salahkan.

Refleksi Pribadi
Sebuah rumah yang memiliki banyak pencapaian, berpotensi besar membawa pada perbantahan.  Sebuah rumah dengan orangtua yang punya banyak pengalaman, yang merasa pengalamannya membuatnya selalu benar , berpotensi melahirkan perbantahan. Anak selalu salah, anak selalu kurang bijaksana, keputusan orangtua yang harus selalu dipatuhi.  anak yang tidak tahan di rumah itu, meskipun rumah itu penuh dengan makanan, memilih meninggalkan rumah, lebih senang di luar rumah, sampai lupa pulang. Kalau pun ada anak yang tetap tinggal di rumah, maka ia akan mengalami depresi, tertekan.
Sebuah rumah dengan suami yang merasa dirinya selalu benar, karena ia sudah bekerja menghasilkan banyak uang.  Kemudian isteri juga merasa paling benar karena telah mengatur seisi rumah sehingga berjalan harmonis, isteri telah berjasa besar mengasuh anak-anak. Suami merasa isterinya salah karena tidak tunduk kepada suami, isteri merasa suaminya yang salah karena tidak mengasihi isterinya, seperti Kristus. Kalau begini keadaannya, perbantahan demi perbantahan akan terjadi. Tidak heran suami yang mulai kesal, lebih memilih lembur atau pulang kerja ke kebun lagi dari pada harus bertemu dengan isteri yang tidak tunduk pada suami. Isteri yang mulai bosan menghadapi suami yang selalu merasa benar. Mulai mencari aktivitas luar rumah, arisan, PKK, mungkin juga ibadah rumah tangga, KW. Tujuannya supaya tidak bertemu dengan suami yang merasa selalu benar. 
Lalu apakah artinya semua pencapaian-pencapaian itu, apa artinya rumah megah jika penghuninya tidak nyaman tinggal? Apa artinya makanan enak jika ditelan dengan kemarahan, depresi, perbantahan?

ITULAH sebabnya hampir semua orang yang jika disuruh pilih: sekerat roti dengan ketenteraman atau sebuah rumah penuh daging disertai perbantahan, maka tidak ada yang mau memilih pilihan kedua.  Karena seperti itulah dampaknya.


Sekerat Roti Kering disertai Ketentraman
Menariknya, orang yang diminta memilih – sekerat roti kering disertai ketentraman atau sebuah rumah yang penuh dengan daging disertai perbantahan – sedikit juga yang memilih sekerat roti kering disertai ketenteraman. Kebanyakan membuat dan memilih opsi sendiri: sebuah rumah yang penuh dengan daging disertai ketenteraman.
Hal yang sulit diterima adalah “sekerat roti kering.” Rotinya tinggal sekerat, sesobek. Rotinya juga sudah kering, artinya itu roti sisa yang disimpan karena tidak ada lagi roti baru. Di dalam sekerat roti kering, ada gambaran kemiskinan bukan kekayaan, ada gambaran keterbatasan bukannya pengalaman dan kemampuan yang banyak, ada gambaran kehampaan bukannya kekuasaan dan jabatan, ada cerminan kebodohan bukannya kecerdasan dari gelar yang tinggi.
Sedangkan ketentraman bermakna damai dan tenang. Damai bukan berarti tidak perbedaan, melainkan perbedaan membuat kedua belah pihak tidak dirugikan. Tenang bukan berarti tidak ada gejolak, tetapi gejolak itu berhasil diredam.
Mengapa salomo menyandingkan sekerat roti kering dengan ketenteraman? Sekerat roti kering bukanlah salah satu melainkan satu-satunya opsi mencapai ketenteraman. Hanya dengan kerelaan makan sekerat roti kering,  maka damai dan tenang bisa diraih.
Hanya orang rela nampak miskin, kendatipun kaya, yang bisa mengusahakan damai dan tenang itu. Hanya orang yang rela nampak terbatas, kendatipun banyak pengalaman, yang bisa mengusahakan ketenteraman. Hanya orang yang nampak hampa, kendatipun memegang jabatan dan posisi penting, yang bisa membawa ketenteraman.  Hanya orang yang rela nampak bodoh, kendatipun gelar dan pendidikan mumpuni, yang bisa mengusahakan kedamaian dan ketenangan.
Semakin kita menolak sekerat roti kering itu, semakin jauh kita dari ketenteraman. Inilah arti “mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba” yang dilakukan oleh Kristus. Yesus yang mempunyai kemuliaan ilahi, berkenan melayani ciptaannya; Ia yang harusnya ditinggikan di atas singgasana raja, memilih ditinggikan di atas tiang salib sebagai penjahat demi mengusahakan ketenteraman. Yesus yang maha tahu rela dianggap tidak tahu apa apa dan bahkan dianggap orang gila, demi tugas pendamaiannya. Yesus yang memiliki segalanya, NAMUN rela lahir di kandang domba, dalam pelayanannya tidak punya tempat meletakkan kepala, bahkan dikubur di kuburan pinjaman, demi menenangkan murka Allah atas hidup kita. Rela makan sekerat roti kering berarti meniru teladan Yesus.

Refleksi Pribadi
Sebuah rumah yang penghuninya rela makan sekerat roti kering adalah keluarga bergerak menuju ketenteraman. Suami, isteri, orangtua dan anak yang mau merendahkan hati dan menganggap dirinya tidak selalu benar dan bisa saja melakukan kesalahan. Belajar mendengar daripada didengar, melayani daripada dilayani, niscaya ada kedamaian dan ketenangan dalam rumah. Rumah itu dirindukan oleh penghuninya: bukan lagi sebagai house tetapi home.
Gereja dalam hal ini harus memberi teladan. Jika Mulai dari pendeta sampai jemaat rela makan sekerat roti kering, maka ada ketenteraman di gereja. Bagaimana mungkin ada ketenteraman jika pendeta merasa selalu benar? Bagaimana ada damai jika Majelis tidak mau mengalah, merasa punya pengalaman melayani, bertahun-tahun jadi majelis, maka ia pasti paling benar? Belum lagi jika Donatur gereja yang bicara, merasa suaranya seperti suara Tuhan, selalu harus ditaati. Apa lagi kalau pemegang kekuasaan di pemerintahan atau perusahaan, gereja dibuat seperti organisasi top-down, semua harus ikut kata bos. Kalau semua itu sudah ketemu, terjadilah perbantahan.
Saya berdoa supaya gereja dan keluarga Kristen bersatu dan merendahkan diri meniru Kristus. Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, Dari pada sebuah rumah yang dipenuhi daging disertai dengan perbantahan. Amin.

Berdialog dengan Saksi Yehuwa II (2 Petrus 3:10-13; Hancurnya Langit dan Bumi)

Dalam tulisan saya sebelumnya, dinyatakan strategi dalam berdiaolog dengan saksi Yehuwa atau Saksi Yehovah (SY) adalah strategi bertahan dan menyerang. Bertahan dari gempuran SY berarti memberikan jawaban yang komprehensif (logis dan alkitabiah). Menyerang berarti mengajukan pertanyaan yang bertujuan menghantar pada kebenaran sekaligus mengbongkar kepalsuan

Tulisan kali ini menggambarkan bagaimana menyerang keyakinan SY. Salah satu keyakinan mereka adalah Langit dan Bumi tidak akan Dihancurkan. dua dari lima TIPS berdialog dengan saksi Yehuwa disini adalah 1. 3B: Berdoa, Belajar, Berbelaskasih 2. Fokus pada teks: jangan terima 'mentah-mentah' ayat yang disajikan dalam diskusi, melainkan dalami ayat tersebut dengan filosofi bertanya.

TEKS: 2 Petrus 3:10-13,
3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. 3:11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup 3:12 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. 3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

Berikut Diskusi saya dengan salah seorang pengikut SY.

Perkenalan ulang, Topik dikemukakan "Bumi akan Hancur"

saya menemukakan teks Alkitab yg akan jadi topik diskusi

Alkitab Dasar Dialog

SY yang berdialog berusaha mengalihkan dari teks yang dibahas
TIPS: Fokus pada Teks


SY yang berdialog berusaha mengalihkan dari teks yang dibahas
TIPS: Fokus pada Teks




SY yang berdialog berusaha mengalihkan dari teks yang dibahas
TIPS: Fokus pada Teks



SY mengutip salah satu Topik Pelajaran dari Literatur Menara Pengawal,
tujuannya untuk mengalihkan dari teks yang dibahas




Mengembalikan fokus pada teks 2 Petrus 3:10-13




SY berkeyakinan bahwa "langit" dan "bumi" adalah sebuah kiasan dari MANUSIA FASIK







Keyakinan SY: "Api" dalam 2 Petrus 3:10-13 adalah kemarahan dari Allah

SY yang berdialog berusaha mengalihkan dari teks yang dibahas
TIPS: Fokus pada Teks


Ketidaksinkronan yang saya ingin saya ungkap. Jika "langit dan bumi" adalah kiasan,
maka ayat 12 dan 13 akan bertentangan.

Mendoakan SY

dialog sesi ini berakhir.

Demikianlah dialog kali ini. Salah satu yang tersingkap dari dialog ini adalah ketidaksinkronan SY dalam menafsirkan 2 Petrus 3:10-13. SY menganggap bahwa "langit dan bumi" yang hancur adalah kiasan dari manusia fasik yang menghadapi murka Allah. Masalahnya jika "langit dan bumi" adalah kiasan dari manusia fasik, itu berarti hadirnya "langit dan bumi" yang baru berarti lahirnya manusia fasik yang baru. Ini tentu tidak benar.

Semoga memberkati.

KEHENDAK ALLAH (Efesus 5:17)

            Hari kamis, 14 Januari 2016, terjadi aksi teroris di Jl. Thamrin, sekitar Mall Sarinah. Jakarta. Polisi mengindentifikasi dalang dibalik aksi teroris ini adalah ISIS: Islamic State of Iraq and Syiria. Kita tahu beberapa kelompok teroris seperti ini mengklaim bahwa aksi mereka adalah merupakan upaya mereka melakukan kehendak allah. Hal itu dibantah oleh umat muslim umumnya dan khususnya Indonesia. Bagi umat Islam umumnya: Allah tidak menghendaki aksi terorisme demikian.
             
Ada orang yang tidak peduli Kehendak Tuhan: jalani hidup semaunya. Ada juga orang menjalani hidup yang ia anggap itu kehendak Tuhan, padahal bukan. Selain itu, ada orang yang sungguh-sungguh menjalani hidupnya seperti yang Allah kehendaki. Saudara jenis orang yang mana? 

Ada berbagai momen dalam hidup, dimana biasanya seseorang memikirkan kehendak ALlah: 
Pergantian Tahun atau tahun baru, atau Ulang Tahun merupakan momen biasanya digunakan oleh orang beragama mengevaluasi: apakah selama ini mereka menjalani kehendak Allah atau tidak? Dan kemudian merencanakan jalan hidup yang sesuai dengan kehendak Allah untuk COBA dilalui setahun ke depan.
          Momen ketika berhadapan pada pilihan. Dalam hidup, kita sering kali diperhadapkan pada pilihan (dua atau lebih pilihan). Sebagai orang Kristen, manakah pilihan yang menjadi kehendak Allah?
            Kalo ada pemudi yang di-pdkt-in dua pemuda atau lebih, seharusnya bertanya, manakah kehendak Allah? Si A, si B, Si C, atau bukan ketiganya.

            Bagaimana mengetahui kehendak Allah? Apa ajaran Alkitab tentang kehendak Allah? Paling tidak ada 4 indikator yang menolong kita mengetahui kehendak Allah dalam hidup kita.

1.      Kehendak Allah dinyatakan oleh Allah
·         Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
·         Kolose 1:9-10, “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah”

·         Jika ingin mengetahui kehendak Allah, maka datanglah kepada Allah & minta supaya kehendakNya dinyatakan kepada kita.
·         Seorang memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan, akan diberikan hikmat untuk mengerti kehendak Allah dalam hidupnya. Sebaliknya, seorang yang jauh dari Tuhan akan sulit sekali mengetahui kehendak Allah dalam hidupnya.
·         Apakah relasimu dekat dengan Tuhan? Apakah pernah berdoa meminta Tuhan menyatakan kehendakNya?

2.      Kehendak Allah dimotivasi oleh kasih
·         Matius 9:13, “Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
·         I Petrus  2:15, “Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.”
·         Hukum Kasih: Kasih kepada Allah, Kasih kepada Sesama dan Kasih kepada Diri
·         Ekstrim salah satu: Flagelis atau fanatis atau Egois.
·         Segala sesuatu yang bermotivasi kasih dan kebaikan adalah kehendak Allah.
·         Apakah ini wujud ekspresi kasih kepada Allah? Kasih kepada sesama? Kasih pada diri sendiri?

3.      Kehendak Allah didukung oleh potensi diri: SHAPE
·         Ibrani  13:21, “kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.”
·         Seperti seorang prajurit yang akan diutus ke medan perang, sebelumnya telah dilatih dan diperlengkapi.
·         Rick Warren menyatakan paling tidak ada lima 5 potensi yang Allah bentuk dalam diri kita untuk melakukan kehendakNya: Spiritual Gift (karunia rohani), Heart (beban), Abilities (Kemampuan), Personality (Tipe Kepribadian), Experiances (Pengalaman).
·         Untuk mengetahui kehendak Allah diperlukan pengetahuan akan diri sendiri. Pengenalan diri menolong dalam pengenalan kehendak Tuhan.
·         Apa SHAPE-mu?

4.      Kehendak Allah dijalani dalam kebenaran
·         Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
·         I Tesalonika  4:3, “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan”
·         Jika kita menjalani kehendak Allah maka kita terus menerus semakin berbeda dengan cara hidup yang duniawi, sebaliknya jika hidup kita perlahan-lahan jauh dari kekudusan dan mulai meninggalkan hal-hal benar dan kudus, maka kita tidak sedang menjalani kehendak Tuhan.
·         Kehendak Tuhan adalah tetap dalam jalan yang benar dan kudus.
·         Adakah hal-hal benar yang sudah kita tinggalkan? Mulai malas berdoa, saat teduh, ibadah, berbagi, dll.

PENUTUP
            Efesus 5:12 memberi kita hanya dua pilihan: jadi orang bodoh atau jadi orang yang mengerti kehendak Tuhan. Tentu kita ingin memilih pilihan kedua karena itu: berusalah mengerti kehendak Allah dengan meminta penyataan dari Allah, tetap termotivasi oleh kasih, mengenali SHAPE diri dan tetap hidup dalam kebenaran.   




Anugerah Terindah (Yoh. 3:14-21) - Khotbah Jumat Agung

Jika saudara ingin diberi hadiah, hadiah apa yang paling saudara inginkan?
  •  Beberapa waktu yang lalu lembaga survei ternama di Amerika bernama Nielsen. Mengadakan jajak pendapat tentang hadiah yang paling diinginkan oleh anak-anak di Amerika menjelang natal tahun 2011.
  • Survei tersebut mengelompokkan anak-anak usia 6-12 tahun dan anak-anak di atas 13 tahun.
  • anak-anak usia 6-12 à iPad (44%), iPod touch (30%) (sisanya ingin pispot hehehe) dan iPhone (26%)
  • Pada kelompok anak usia di atas 13 tahun, Apple iPad masih menjadi barang pilihan nomor satu dengan persentase 24%,

Hadiah apa yang saudara inginkan? Nilai yang baik, lulus dengan cepat, pekerjaan, pacar, orangtua sehat

Menginginkan hal-hal tersebut sebagai hadiah adalah sesuatu yang wajar. Tetapi hadiah yang seharusnya diinginkan oleh setiap orang adalah hadiah keselamatan (atau kalau dalam kalimat tema kita Anugerah keselamatan)

Mengapa anugerah keselamatan seharusnya paling diinginkan? Karena anugerah keselamatan adalah anugerah paling indah.

Ø  Anugerah Keselamatan adalah hadiah terindah karena hadiah itu dibayar dengan darah Yesus, nyawa Anak Allah sendiri. Kualitas suatu hadiah terlihat dari apa yang dikorbankan ketika mempersiapkan hadiah itu. Yesus disalibkan supaya engkau dapat hadiah itu (ay. 14).
o   Di ayat 14 dinyatakan “sama seperti Musa ... demikian juga anak manusia harus ditinggikan.” Kisah Musa meninggikan ular itu ada di Bilangan 21:4-9, mari kita lihat!
o   Ketika Israel yang jahat ini dihukum Allah dengan mengirim ular tedung membunuh mereka. Allah memberikan jalan keselamatan dengan menyuruh Musa memasang ular tembaga pada sebuah tiang – dalam bahasa Injil Yohanes ditinggikan. Siapa yang melihat ular yang ditinggikan itu selamat meskipun telah digigit ular itu.
o   Peninggian Ular itu disejajarkan dengan peninggian Yesus di kayu salib. Bandingkan dengan Yoh. 12:32. Siapa yang “memandang” Yesus yang tersalib itu akan diselamatkan dari kebinasaan. Memandang itu analogi dari percaya.  
Ø  Anugerah keselamatan itu merupakan hadiah paling indah karena hadiah itua adalah hidup yang kekal. Hidup kekal artinya hidup yang tidak berkesudahan. Hadiah yang tidak dibatasi tren zaman dan perkembangan teknologi. Karena bersifat kekal (ay. 15).
o   Seringkali juga orang mempertanyakan kepastian keselamatannya karena kurang memahami arti “kekal.”
o   Kekal berarti selalu ada dan akan tetap ada, tidak akan berakhir.
o   Kalau keselamatan itu bisa hilang sewaktu-waktu, maka bukan hidup yang kekal namanya, tetapi hidup yang sementara.
Ø  Anugerah keselamatan merupakan hadiah terindah karena menjadi tanda Allah begitu mengasihimu. Ini anugerah khusus bagi orang yang Allah sangat kasihi. Allah proaktif mengerjakan anugerah keselamatan itu. iPad bisa dimiliki oleh orang yang Allah benci, yang mengutuk dan tidak peduli kepada Allah (ay. 16).
Ø  Anugerah keselamatan merupakan hadiah terindah karena tanpa hadiah ini kita akan binasa dalam penghukuman Allah yang kekal. Nggak punya iPad, pacar, pekerjaan tidak membuat kita binasa dalam kekekalan penghukuman Allah (ay. 16-18).

Inilah ALASAN mengapa hadiah keselamatan seharusnya menjadi keinginan setiap orang.

Bagaimana menerima anugerah keselamatan itu?
Ø  Percaya kepadaNya (pengulangan kata “percaya” sebanyak 5 kali)
Ø  Percaya atau beriman menyangkut tiga aspek: notitia, assensus, fiducia
Ø  Percaya mempunyai aspek tahu apa yang ia percayai
Ø  Percaya mempunyai aspek menerima apa yang ia percayai – ilustrasi Deedat
Ø  Percaya mempunyai aspek mempercayakan diri kepada apa yang ia percayai bukan tipe Kristen KTP tidak mempercayakan diri

APLIKASI
Ø  Peringatan Jumat Agung mengajak kita mengingat kembali anugerah terindah yang pernah Allah kerjakan bagi manusia. Anugerah ini hanya bisa diterima oleh orang yang percaya kepada Kristus.
Ø  Apakah engkau sudah sungguh percaya? Apakah ketiga aspek iman itu engkau miliki? Ingat saudara-saudara jika kita tidak menerima hadiah ini, kita berada dibawah penghukuman Allah dan menuju kepada kebinasaan kekal
Ø  Peringatan jumat agung: peristiwa penyaliban Yesus juga bisa menjadi seperti suatu panggilan bagi saudara untuk percaya. Jika selama ini engkau masih hidup dalam keberdosaan. Kekristenanmu hanya bersifat tradisi: karena orangtua Kristen maka saya juga Kristen. Maka saat ini, Pandanglah Kristus yang ditinggikan itu dan percayalah kepadaNya.

Saudara-saudara seringkali iman Kristen digugat karena dianggap sebagai iman yang mengabaikan perbuatan baik. Kekristenan dikecam karena dianggap tidak mendukung/mendorong orang berbuat baik/beramal. Lho kok bisa?

Bagi para penggugat ini, ketika iman Kristen menyatakan bahwa untuk mendapatkan keselamatan hanya dengan percaya tanpa perbuatan baik, itu sama saja mendorong orang mengabaikan perbuatan baik. Umumnya agama-agama lain memasukkan perbuatan baik atau beramal sebagai syarat untuk memperoleh keselamatan mereka. Islam mengajarkan harus beramal dan berbuat baik supaya bisa masuk ke surga. Budha mengajarkan delapan jalan kebenaran untuk pada akhirnya meraih nirwana: diantaranya berpikir benar, bekerja dengan benar, bersemedi dengan benar dll.
            Berbagai bagian dalam Alkitab memang menyatakan bahwa keselamatan didapat bukan karena perbuatan baik kita, melainkan hanya iman. Misalnya Efesus 2:8-9; Titus 3:4-5, termasuk dalam teks kita hari ini dinyatakan bahwa hidup kekal diperoleh dengan iman kepada Yesus. Tidak dinyatakan bahwa hidup kekal diterima oleh orang yang iman dan melakukan kebenaran, kebaikan dan beramal.
            Tetapi apakah dengan menyatakan bahwa keselamatan diterima hanya karena iman berarti kekristenan mengabaikan perbuatan baik? Apakah benar konsep keselamatan kekristenan tidak mendorong orang berbuat baik?

Ø  Tentu saja tidak. Iman Kristen memang tidak menjadikan perbuatan baik sebagai syarat memperoleh keselamatan. Tetapi bukan berarti Iman Kristen tidak peduli dengan perbuatan baik.
Ø  Bagian bacaan kita menyatakan bahwa Keselamatan diteguhkan dari perbuatan baik yang dilakukan oleh orang percaya.
Ø  Di ayat 19-21 dinyatakan “Inilah hukuman itu ...”
Ø  Bagian ini menyatakan bahwa orang yang percaya akan datang kepada terang. Supaya perbuatannya nampak, mana yang jahat dan mana yang baik. yang jahat harus ditinggalkan dan yang baik harus dilakukan.
Ø  Tetapi sebaliknya, orang yang tidak percaya tidak mau datang kepada terang itu. karena ia suka dengan kejahatannya.
Ø  Artinya kepercayaan atau pun ketidakpercayaan seseorang itu terlihat dari perbuatannya. Kekristenan sejati terbukti dari perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan. Tetapi iman yang semu membiarkan diri dalam kegelapan. Meski ia berkata percaya kepada Kristus, tetapi sikap hidup tidak mencerminkan sikap orang yang percaya.

Jadi Rumusan matematis iman Kristen bukanlah:
iman + perbuatan baik = selamat
melainkan
iman = selamat + perbuatan baik

Ø  Kita berbuat baik bukan supaya kita selamat, tetapi kita berbuat baik karena kita sudah diselamatkan.
o   Bandingkan dengan Efesus 2:10. Setelah Paulus menyatakan bahwa keselamatan bukanlah hasil pekerjaan baik manusia, ia menjelaskan bahwa orang orang percaya dicipta untuk melakukan pekerjaan baik. Artinya orang percaya diutus Allah untuk melakukan kebaikan.
o   Sekali lagi Kita berbuat baik bukan supaya kita selamat, tetapi kita berbuat baik karena kita sudah diselamatkan.

APLIKASI
Ø  Peristiwa Jumat Agung juga mengingatkan kita bahwa anugerah keselamatan itu harus dihidupi dengan melakukan pekerjaan baik.
Ø  pekerjaan baik itu bukan hanya berarti menolong orang lain, tetapi dalam kaitan yang lebih luas melakukan kebenaran.
Ø  Keberadaan kita dalam kelompok kecil bersama rekan-rekan orang yang sudah percaya seharusnya menjadi suatu kesempatan untuk sama-sama berjuang lakukan kebenaran, untuk membuktikan bahwa engkau sungguh-sungguh sudah diselamatkan.

HATI SEORANG HAMBA (Filipi 2:1-11)




Panggilan menjadi hamba bukan hal yang mudah di tengah lingkungan yang penuh dengan egoisme. Ada yang mengatakan ciri orang egois adalah:
1.      Hanya dapat melihat dari sudut pandangnya; tidak dapat melihat dari sudut pandang orang lain, apalagi merasakan apa yang orang lain rasakan. Jadi, tidak mudah untuk berdiskusi dengannya karena ia akan berusaha keras agar kita menuruti pendapatnya.
2.      Hanya memikirkan kepentingan pribadinya; jadi, apa yang dikerjakannya selalu untuk kepentingan pribadi, bukan murni untuk kepentingan orang lain. Ia tidak mengenal makna pengorbanan dan ketulusan; semua hal diperhitungkan berdasarkan untung-ruginya.
sumber: google.com
Pertanyaan mendasar bagi kita adalah Mengapa kita harus menjadi hamba bagi sesama? Dalam bacaan kita ada paling tidak ada dua alasan mengapa kita harus menjadi hamba.  Pertama karena status kita adalah hamba Kristus untuk melayani sesama.
Kalau berbicara mengenai status, ada suatu frasa yang sangat penting yaitu yang sering diulang-ulang oleh Paulus yaitu en Christo yang diterjemahkan ”dalam Kristus” di ayat 1. Sebagai orang-orang yang ada di dalam Kristus, kita bukan hanya mendapatkan insentif atau berkat, seperti kekuatan dan penghiburan dari Tuhan, bukan hanya bersekutu dalam Roh dan mengalami kasih mesra dan belas kasihan, tetapi juga mempunyai tanggung jawab untuk sehati sepikir, mementingkan kepentingan orang lain dan menjadi hamba atau pelayan sesama.  Paulus jelas mengatakan sukacitanya belumlah sempurna jikalau jemaat Filipi belum menjadi hamba bagi sesamanya di dalam Kristus.
Status hamba Kristus untuk melayani sesama manusia sangat berbeda dengan menjadi hamba manusia. Hamba Tuhan untuk melayani sesama manusia tidak sama dengan menjadi hamba manusia. Di mana letak perbedaannya? Perbedaannya terletak pada pikiran dan perasaan siapa yang memenuhi sang hamba.  Pada ayat 5 dikatakan, “hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.”  Jika pikiran dan perasaan Kristus memenuhi kita maka kita adalah hamba Kristus yang dipanggil untuk melayani sesama.  Tetapi jika pikiran kita dipenuhi oleh pikiran dan perasaan manusia maka kita adalah hamba manusia. 
Ini membuat kita memahami maksud tulisan Paulus yang paradoks di 1Kor. 7:23 dan 1Kor 9:19. Pada 1Kor 7:23, Paulus mengatakan, “Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.” Tetapi di 1Kor. 9:19 Paulus mengatakan “sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.”  Ketika Paulus menempatkan dirinya menjadi hamba semua orang, ia memiliki pikiran Kristus untuk menjangkau banyak orang bagi Kristus.

Support Blog

Support blog ini dengan subscribe Channel Youtube Victor Sumua Sanga dengan klik tombol di bawah: