Pendahuluan
Pemerintah Kabupaten Tana Toraja
berencana membangun patung Yesus Kristus tertinggi di dunia. Patung raksasa itu
akan dibangun setinggi 40 meter di Bukit Burake, Makale, Tana Toraja, Sulawesi
Selatan. Bupati Tana Toraja Theopilus Allorerung mengatakan, tinggi patung ini
bakal mengalahkan patung Christ the
Redeemer di Rio de Janeiro, Brasil. (http://regional.kompas.com/read/2014/08/30/11150441/Tana.Toraja.Ingin.Bangun.Patung.Yesus.Kristus.Tertinggi.di.Dunia)
Patung itu masih dikerjakan di
Yogyakarta. Setelah selesai, patung akan langsung dikirim ke Tana Toraja dalam
bentuk kepingan-kepingan, untuk kemudian dirakit menjadi patung Yesus Kristus
Memberkati. Anggaran pembuatan patung Yesus Kristus berukuran raksasa itu
mencapai Rp22 miliar. pekerjaan pemasangan patung Yesus Kristus di puncak Buntu
Burake direncanakan dimulai awal Mei 2015. Jika tidak ada aral melintang,
patung Yesus Kristus berukuran raksasa itu akan diresmikan bertepatan dengan
Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Tana Toraja, pada 31 Agustus 2015.
(http://news.okezone.com/read/2015/04/07/340/1130189/tana-toraja-bangun-patung-yesus-raksasa)
Menurut
Saudara bolehkah membuat patung seperti ini?
Penjelasan
Keluaran 20:4-6 merupakan bagian dari
perikop Kesepuluh Firman atau yang
lebih dikenal dengan 10 Perintah Allah atau 10 Hukum Taurat. Sepuluh Perintah
Allah ini diberitahukan kepada Musa di Gunung Sinai, dalam perjalanan bangsa
Israel keluar dari tanah Mesir, dimana mereka diperbudak.
Ketika
Bangsa Israel berada di Mesir, mereka melihat figure allah atau dewa berupa
patung-patung, ukiran-ukiran. Misalnya Dewa Ra, Dewa Anubis, Dewa Sobek.
Sobek, Dewa hasil alam
sungai Nil dan
Kesuburan,
Pelindung Tentara dan Militer,
Dewa berkepala Buaya
Sumber: Wikipedia
|
Anubis, Dewa Kematian,
Dewa berkepala
Anjing Gurun
Sumber: Wikipedia
|
Ra, Dewa
tertinggi - Dewa Matahari,
digambarkan berkepala rajawali
dan mengenakan
mahkota cakram matahari
Sumber: Wikipedia
|
Allah yang Benar, YHWH, tidak menginginkan
bangsa Israel membuat patung dewa-dewi seperti itu. Karena itu Allah menyatakan
sebuah larangan membuat patung allah, “Jangan
membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau
yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya,” (Kel. 20:4-5a).
Bangsa
Israel dilarang untuk membuat gambar, ukiran, pahatan dari dewa-dewa yang
menyerupai apapun. Baik itu benda-benda langit (matahari, bulan, bintang-bintang,
dll), yang ada di bumi & yang ada di air (berbagai bentuk hewan, tumbuhan,
dll).
DAN
jangan sujud dan beribadah kepada patung-patung tersebut. Kata “Sujud” merunjuk
pada sikap tubuh di hadapan patung tersebut. Misalnya: bersujud sampai
ke tanah, membungkukkan badan, mencium bagian dari patung, mengangkat tangan
menyembah patung. Kata “beribadah” merujuk pada sikap hati atau roh
terhadap patung tersebut. Misalnya: berdoa kepadanya, mempersembahkan korban,
member makan, memuji atau menyanyikan pujian, mempercayai dan mengharap hal-hal
baik datang dari patung tersebut.
Ayat
5b menegaskan sikap Allah terhadap orang umat yang melanggar larangan tersebut.
Allah menghukum hingga keturunan yang ketiga dan keempat dari penyembah
berhala, “Aku
… membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya kepada keturunan yang
ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku.”
Kata
“bapa” itu merujuk pada orangtua atau leluhur, bukan hanya ayah/pace/bapak. Orangtua
yang percaya pada berhala akan memengaruhi anak-anak atau keturunannya. Murka
Allah akan berlaku kepada anak-anak atau keturunan dari penyembah berhala. JIKA
SI ANAK atau KETURUNAN tidak mengasihi Allah maka mereka terkena kutuk hukuman
dari orangtua mereka.
Mengapa
sampai “keturunan ketiga dan keempat”? Karena biasanya seseorang dapat hidup
dan melihat keturunannya yang ketiga dan keempat. Artinya, Allah membiarkan
orangtua yang tidak taat dan penyembah berhala tersebut melihat dampak
kemarahan dan hukuman Allah hingga dalam kehidupan keturunannya sampai ia
meniggal dunia.
KABAR
BAIKNYA adalah JIKA ia bertobat atau keturunannya BERBALIK dari penyambahan
berhala dan mengasihi Allah yang benar, MAKA kutuk hukum tersebut dipatahkan
atau tidak berlaku lagi. Ayat 6 menyatakan, “tetapi
Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu
orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.”
Ilustrasi
Saat
ini lagi booming Batu Akik. Batu akik
sebagai aksesoris adalah hal yang baik, tetapi jika sudah menjurus pada animisme,
maka itu tidak sesuai dengan firman Tuhan dan melanggar hukum ke 2 ini.
Contohnya: (sumber:http://www.apakabardunia.com/2015/01/berbagai-jenis-batu-akik-termahal.html)
Batu Akik Junjung Drajat,
Batu yang
dipercaya
meningkatkan derajat kewibawaan,
Ekonomi dan status sosial
|
Batu Akik Tapak Jalak,
dipercaya
memberikan
kewibawaan dan keselamatan
|
Aplikasi
Hukum ke-2 dari 10 Hukum Taurat mengingatkan kita
bahwa:
·
Allah menentang agama atau
kepercayaan apapun yang mempraktekkan sikap tubuh dan sikap hati/roh yang
menyembah atau beribadah kepada patung, ukiran, ornament, aksesoris dari bahan
apapun dan dalam bentuk apapun. Allah akan murka dan menghukum orang-orang yang
mempraktekkan penyembahan berhala.
·
Bukan itu saja, Allah juga
menentang Kristen juga pada SAAT YANG SAMA juga menyembah dan beribadah kepada
patung atau benda-benda tertentu: patung, jimat.
·
Sebaliknya, sikap tubuh dan sikap
hati/roh yang menembah dan beribadah HANYA boleh ditujukan kepada Allah SAJA.
Allah mengasihi dan memberkati umatNya yang menyembah hanya kepada Tuhan &
tidak menduakan Tuhan.
·
Murka Allah kepada penyembah
berhala membuat IA dan KETURUNANnya hidup dalam Kutukan Hukum Taurat, sehingga
selama hidupnya ia akan melihat akibat dari penyembahan berhala yang ia
lakukan.
·
Tetapi ada KABAR baik bagi mereka
yang mau BERTOBAT, Allah akan mengasihi mereka dan KUTUK dipatahkan.
·
Jika ada yang percaya dan
menyimpan pada benda-benda keramat yang punya kekuatan magis segera bertobat.
·
Jika ada anggota keluarga yang
percaya dan menyimpan hal-hal seperti itu, doakan dia dengan sungguh-sungguh
dan minta dia untuk melepaskan itu, karena itu berdampak bagi seluruh anggota
keluarganya.
Penutup
Bolehkah
membuat patung Yesus? Boleh sejauh sebatas pada pemaknaan seni. Tetapi JIKA
menjurus pada sikap penyembahan dan ibadah pada PATUNG YESUS tersebut, MAKA itu
tidak sesuai dengan firman Allah, khususnya HUKUM KE-2 ini.
Saudara-saudara,
mari kita arahkan penyembahan dan ibadah kita pada ALLAH SAJA, tidak pada
berhala, benda-benda magis, jimat dll. Dan SESUAI dengan firman Allah yang kita
baca, Allah akan menunjukkan belas kasihanNya kepada kita. Amin.