Pendahuluan
Saudara-saudara, apakah salah jika kita membuat
gedung gereja atau tempat persekutuan atau ruang ibadah kita menjadi lebih
baik? Kelirukah kalau gedung gereja kita dibuat indah dan megah? Salah jugakah
kalau gedung gereja kita sangat sederhana?Apakah kemudian pembangunan fisik
gereja merupakan hakikat dari keinginan Allah bagi gereja kita? Pembangunan
seperti apa sesungguhnya yang dirindukan Allah dalam gereja kita?
Saudara-saudara, Allah menghendaki kita memperhatikan
pembangunan gerejaNya. Pembangunan ini bukan hanya menyangkut pembangunan fisik
gedung gereja tetapi lebih dan terutama pada pembangunan spritual jemaatNya.
Saudara-saudara paling tidak ada dua sikap Allah terhadap pembangunan gereja.
Yang pertama: Allah membenci umat yang mengabaikan
pembangunan baitNya.
Saudara-saudara, kadang kita enggan mendukung
pembangunan gereja karena berpendapat bahwa ‘gereja bukanlah gedungnya tetapi
gereja adalah orangnya’. Saudara-saudara, apakah benar kita tidak usah
membangun gereja berdasarkan pandangan tersebut? apakah yang Allah mau
sebenarnya?
Saudara-saudara, Hagai adalah seorang Nabi Tuhan,
yang diberi tugas menyampaikan isi hati Tuhan pada umatNya. Tugas Hagai secara
khusus adalah untuk mendorong atau memotivasi umat untuk membangun bait Tuhan
yang masih reruntuhan.
Di ayat 16-18, Hagai mengajak umat melihat
bagaimana pada masa lampau Allah menghukum mereka karena mereka mengabaikan
pembangunan bait Tuhan. Kalimat “sebelum ditaruh batu demi batu untuk pembangunan
bait Tuhan” menunjuk pada periode dimana pembangunan diabaikan. Allah menyindir
mereka dengan keras di 1:4 “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami
rumah-rumahmu yang sudah dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi
reruntuhan?” Sikap umat yang mengabaikan pembangunan ini, membuat Tuhan
menghukum mereka dengan hama, penyakit gandum serta hujan batu. Hal ini
manghancurkan panenan mereka, sehingga mereka hanya memperoleh sedikit sekali.
Dan Tuhan tidak melepaskan mereka, sampai mereka membangun baitNya.
Saudara-saudara, mengapa bait Tuhan begitu penting
bagi Allah untuk dibangun??? Dalam Habakuk 2:20 ditulis: “tetapi Tuhan ada di
dalam baitNya yang Kudus”, sehingga dapat dikatakan bahwa bait Tuhan adalah
tempat Tuhan menyatakan diriNya, tempat dimana Tuhan dimuliakan. Sehingga pada
hakekatnya pengabaian pembangunan bait Tuhan adalah pengabaian Tuhan sendiri.
Di ayat 18 ditulis: “namun kamu tidak berbalik kepadaKu”. Ayat ini menunjukkan
bahwa ketidakpedulian mereka pada bait Tuhan pada dasarnya karena mereka telah
mengabaikan Tuhan. Hidup mereka tidak mengutamakan Tuhan lagi. Saudara-saudara,
dalam PB, Paulus melengkapi makna bait Tuhan dengan mengatakan: “tidak tahukah
kamu, bahwa kamu adalah bait Allah” dan juga berkata: “tubuh adalah bait Roh
Kudus”. Paulus melihat bahwa bait Tuhan tidak semata-mata sebuah bangunan fisik
lagi tetapi pada hakekatnya adalah kehidupan umat Tuhan yang didalamnya Tuhan
dinyatakan, kehidupan dimana Tuhan harus diutamakan.
Saudara-saudara ingat kisah Ananias dan Safira. Ia
memberi persembahan pada para rasul, bisa dikatakan mereka mendukung atau mensupport gereja waktu itu. Tetapi apa
yang terjadi, mereka tidak jujur dihadapan Tuhan, hatinya terarah pada harta.
Dan Tuhan akhirnya menghukum mereka. Demikian juga dengan Saul yang lebih
mendengar suara rakyat dari pada suara Tuhan. Ia tidak membunuh beberapa hewan orang Amalek yang Tuhan perintahkan
dengan dalih untuk mempersembahkannya pada Tuhan. Saul mengabaikan perintah
Tuhan sehingga Tuhan murka padanya. Persoalan utama mereka bukanlah pada
kontribusi mereka pada bait Tuhan atau gereja tetapi pada kehidupan yang tidak
mengutamakan Tuhan.
saudara-saudara, kalau kita mencermati pembakaran
dan penghancuran gereja di Indonesia, tercatat bahwa sampai pada masa
pemerintahan Gus Dur, gereja yang dibakar telah mencapai kurang lebih 1000
gereja. Saudara-saudara, di satu sisi kita akui bahwa hal ini merupakan
penganiayaan terhadap gereja. Tetapi di sisi yang lain pembakaran gereja bisa
saja merupakan suatu peringatan Tuhan atas gereja yang telah bergeser dari
pertumbuhan sejati menjadi pertumbuhan fisik atau gedung semata. Kira-kira sama
seperti Tuhan menyerahkan mereka ke tangan bangsa Babel karena mereka telah
mengabaikan Tuhan. Hal ini bukan tanpa
alasan melihat arah pergerakan gereja yang lebih konsentrasi dengan komunitas
sendiri, gereja tidak lagi menyuarakan isi hati Tuhan yang sesungguhnya bagi
bangsa ini.
IKLAN
Saudara-saudara, kita juga perlu waspada agar kita
jangan sampai mengabaikan pembangunan bait Tuhan baik esensinya maupun secara
fisik. Kita sebagai komunitas orang percaya perlu berhati-hati agar tidak terjebak pada
pembangunan fisik semata dan melupakan pembangunan pribadi orang-orang dalam
gereja untuk tetap tertuju pada Tuhan. Kita adalah hamba Tuhan yang nantinya
berperan penting dalam gereja. Kita harus melatih diri untuk memperhatikan
kehidupan jemaat agar tetap mengutamakan Tuhan dalam hidup mereka dan di
sinilah tempat kita melatih diri. Saudara-saudara jangan abaikan rekan-rekan di
sekeliling kita yang bergumul untuk membangun ‘baitNya’, bantu rekan-rekan
kita, dukung mereka. Mungkin mereka bergumul tentang firman Tuhan, atau ketika
mereka melakukan kesalahan atau dosa bantu dia untuk kembali bangun persekutuan
dengan Tuhan. Mungkin mereka berduka, kesulitan keuangan, mulai undur dan
meragukan panggilan. Saudara-saudara, jangan abaikan mereka, dukung mereka
dalam doa, kuatkan mereka. Tanyakan: “apa yang menghambatnya dalam pembangunan
bait Tuhan?” dan tolonglah mereka untuk tetap utamakan Tuhan. Saudara-saudara,
pembangunan hidup sebagai bait Tuhan bukan berarti mengabaikan pembangunan
fisik juga. Kita perlu untuk membangun bait Tuhan atau tempat ibadah secara
fisik. Jangan mengabaikan pembangunan di gereja atau di pos pelayanan SM,
berkontribusilah! Mendoakan, mendukung dana. Juga terlibat aktif dalam
pemeliharaannya. Misalnya melihat sampah berserakan di gereja atau pos
pelayanan, bangku-bangku SM yang berdebu, bersihkanlah. Meski ini tugas yang
sederhana tetapi Tuhan mau kita jangan mengabaikannya.
Sikap Allah yang kedua: Allah memberkati orang yang membangun
baitNya.
saudara-saudara ketika kita taat dan memperhatikan
pembangunan bait Tuhan, maka Allah akan memberkati kita dan bersungguh-sungguh
terlibat di dalamnya.
Saudara-saudara, di bagian yang kita baca ay
19-20. Di sana dinyatakan bahwa pada hari Israel mulai membangun, pada saat itu
Tuhan memberkati mereka. “apakah benih masih tersimpan dalam lumbung?”
Merupakan suatu pertanyaan untuk mengarahkan Israel untuk melihat benih yang mereka
telah tanam, yang tidak lagi dalam lumbung beberapa bulan lagi akan dipanen.
Demikian juga: “apakah pohon anggur, ara, delima dan zaitun belum berbuah?”
Hagai mengajak mereka melihat ke depan memandang berkat Tuhan yang menanti. Tak
ada lagi hama, tak ada lagi hujan batu, tak ada lagi kutukan, pohon-pohon ini
akan menghasilkan buah. Allah meyakinkan mereka bahwa panen tahun ini akan
berlimpah. Allah sedang memberkati mereka. Panen mendatang adalah panen yang
penuh dengan kelimpahan. Allah memberkati mereka karena mereka berbalik kepada
Allah dan memperhatikan pembangunan baitNya.
Saudara-saudara ketika bait suci dibangun pada
zaman Ezra, Allah begitu memberkati orang-orang yang membangunnya. Pembangunan
ini coba dihambat oleh musuh Israel tetapi Allah campur tangan. Ia memakai
Koresh dan Darius untuk menjadi berkat untuk Israel menyelesaikan pembangunan
bait Tuhan. Saudara-saudara, demikian juga dengan jemaat mula-mula. Mereka
sungguh-sungguh memperhatikan pembangunan bait Tuhan, dalam arti umat Tuhan.
Allah memberkati mereka dengan menambahkan terus jumlah mereka dengan
orang-orang percaya bahkan menggerakkan orang-orang untuk memberi persembahan
mendukung gereja Tuhan waktu itu. Saudara-saudara jelas bahwa Allah memberkati
orang yang membangun baitNya.
Saudara-saudara, Alkitab telah menunjukkan bahwa ketika
orang-orang percaya rindu dan terlibat dalam pembangunan bait Tuhan atau gereja
Tuhan, baik secara fisik dan terutama spiritual maka berkat Allah dicurahkan
atas mereka. marilah kita sungguh-sungguh memperhatikan pembangunan bait Tuhan.
Perhatikanlah gereja atau persekutuan tempat kita melayani sisi manakah yang
perlu kita ubah, mana yang perlu dikembangkan. Misalnya kondisi fisiknya,
dengan berusaha menjadikan tempat ibadah kita bersih, nyaman memuji Tuhan, saya
pikir orang akan senang beribadah di gereja tersebut. Saudara coba perhatikan gereja-gereja
dengan jumlah jemaat yang besar, maka saudara akan melihat bahwa gereja
tersebut pada satu sisi adalah gereja yang nyaman lingkungannya, bersih, megah,
indah sehingga orang senang beribadah di sana. Hal ini tentu saja menjadi
tantangan buat kita untuk memperhatikan sungguh-sungguh kondisi fisik gereja
kita. Bukan itu saja, saudara-saudara,
kita juga perlu memperhatikan kehidupan jemaat sebagai bait Tuhan.
Saudara-saudara memang bukalah hal yang mudah kehidupan spiritual jemaat atau
anak SM yang kita layani, kita harus memberi waktu untuk komunikasi dengan
mereka untuk sungguh-sungguh memahami pergumulannya, berdoa bagi dia dan bahkan
tidak jarang harus mengeluarkan uang pribadi untuk kepentingan mereka, membeli
renungan harian atau buku-buku rohani yang dapat menolong mereka untuk
membangun hidup kerohanian mereka. Tidak mudah saudara. Tetapi percayalah
berkat Allah sedang dicurahkan atas kita. Tuhan melihat kesungguhan dan
perhatian kita dan Ia memberkati kita.
Penutup
Saudara-saudara, esensi
pembangunan gereja Tuhan adalah pembangunan hidup kita yang mengutamakan Tuhan,
tetapi tentu saja tidak mengabaikan pembangunan fisik gereja tempat kita
beribadah. Allah akan membenci orang yang mengabaikan pembangunan gerejaNya sebaliknya memberkati
orang yang terlibat dalam pembangunan itu. Ketika pembangunan baitNya kita
sungguh gumuli, perhatikan dan lakukan maka berkat Allah akan dinyatakan bagi
kita seperti janjiNya: “Aku akan memberi berkat”. Amin.