sumber: google picture |
Bagi orang Kristen keempat hal ini juga
penting saat ini tanah bagi kita bukanlah tanah yang berada di wilayah Palestina
saat ini melainkan Kerajaan Allah surga, kita adalah keturunan Israel bukan
secara fisik tetapi secara rohani, kita mewarisi Iman Abraham Ishak dan Yakub,
Torah bagi kita bukan hanya Kitab Taurat dan kitab para nabi melainkan termasuk
di dalamnya Injil sebagai penggenapan segala nubuat di dalam Kitab Taurat dan
kitab para nabi: bukan hanya Perjanjian Lama tetapi juga Perjanjian Baru, bait
Allah bagi kita bukanlah lagi merujuk pada bait Allah yang didirikan pada zaman
Salomo, Zerubabel, atau Herodes, melainkan gereja sebagai bait Allah dan diri
pribadi sebagai bait Roh Kudus.
Pemurnian
Gereja Sebagai Bait Allah
sumber: google picture |
Penyebab pertama adalah
karena orang yang berdagang pada saat itu mengambil keuntungan yang tidak wajar
dari orang-orang yang datang beribadah. Ada dua pedagang yang disebutkan dalam
bagian yang kita baca di ayat 12 yaitu penukaran uang dan pedagang merpati.
Penukar uang diperlukan karena uang yang beredar di
masyarakat merupakan uang yang diterbitkan oleh kekasaran Romawi ataupun
pemerintahan provinsi yang memerintah saat itu. Uang tersebut menurut peraturan bait
Allah adalah uang-uang yang tidak Kudus atau haram. Semua yang haram itu, tidak
Kudus jadi tidak boleh masuk ke dalam bait Allah. Uang-uang tersebut yakni uang
Yunani atau uang Romawi harus ditukar menjadi uang Ibrani atau uang Yahudi.
Kebutuhan akan hal ini dimanfaatkan oleh para penukar uang untuk mengeruk
keuntungan sebesar-besarnya, kursnya dibuat lebih besar. inilah perampokan Ekonomi.
Selain itu ada juga pedagang merpati. kalau kita
bandingkan dengan Kitab Injil lain kita akan menemukan bahwa bukan cuman
merpati yang diperdagangkan tetapi ada hewan-hewan yang lain juga. para
pedagang menjual hewan ini dengan harga yang lebih mahal. mereka menyasar
perantau, yaitu orang-orang Israel yang hidup di perantauan yang datang dari
berbagai daerah asal mereka untuk datang ke bait Allah untuk beribadah secara
khusus membawa persembahan berupa korban hewan. burung Merpati merupakan kurban persembahan hewab yang paling murah. Hewan ini dipersembahkan oleh orang sederhana atau orang miskin. Penyebutan pedagang Merpati ingin menekankan bahwa perampokan ekonomi juga bahwa dilakukan terhadap orang yang miskin sekalipun. ini perampokan ekonomi yang sangat parah.
Penyebab Kedua. Mengapa
Yesus begitu keras terhadap para pedagang ini karena mereka melakukan transaksi
tersebut di area pelataran Bait Suci, halaman Bait Suci di mana tempat itu
diperuntukan bagi orang-orang asing atau orang-orang non-yahudi yang ingin
datang berdoa kepada Allah. Ini merupakan perampasan, atau pembatasan, atau
pengabaian terhadap orang-orang asing atau non yahudi, yang rindu yang membutuhkan Allah dalam hidup
mereka. Jika bagian yang pertama adalah perampokan ekonomi maka perampokan yang
kedua adalah perampokan rohani.
Sumber: sarapanpagi.org |
Bagi kita masa kini, bagaimana? Jika Yesus memurnikan Gereja saat ini maka dua hal
yang iya akan koreksi adalah bagaimana perspektif gereja terhadap uang dan bagaimana gereja memberi ruang bagi orang lain atau jemaat untuk semakin mengenal Allah.
Saya pernah mengikuti persidangan tahunan di suatu gereja. Persidangan tahunan inilah yang menentukan Bagaimana gereja tersebut akan berjalan 1 tahun ke depan. Ironisnya pembahasan terbesar, terlama, terdalam yang dibahas adalah berkaitan dengan uang. Meskipun ada program penginjilan, ada program pelayanan, ada program pembinaan dan lain sebagainya, yang dibahas paling banyak paling lama paling dalam adalah berapa uang yang akan keluar berapa uang yang akan masuk berapa saldonya.
Saya pernah mengikuti persidangan tahunan di suatu gereja. Persidangan tahunan inilah yang menentukan Bagaimana gereja tersebut akan berjalan 1 tahun ke depan. Ironisnya pembahasan terbesar, terlama, terdalam yang dibahas adalah berkaitan dengan uang. Meskipun ada program penginjilan, ada program pelayanan, ada program pembinaan dan lain sebagainya, yang dibahas paling banyak paling lama paling dalam adalah berapa uang yang akan keluar berapa uang yang akan masuk berapa saldonya.
Hati gereja mungkin sudah terpaku semata-mata pada
uang bukan lagi memikirkan kualitas penginjilan, efektivitas pembinaan,
totalitas pelayanan. Jika demikian, gereja harus berhati-hati dalam hal ini.
Gereja harus betul-betul memikirkan bagaimana pemahaman pengenalan Jemaat akan
firman Tuhan bertumbuh. Jangan hanya memikirkan pendapatan, pengeluaran dan
saldo.
Maukah gereja kita dibersihkan dari pola
pikir yang berpusat pada uang menjadi gereja yang berpusat pada pertumbuhan
Iman Jemaat? Para Majelis, hamba tuhan pengurus komisi Mari memikirkan lebih
banyak penginjilan pembinaan pemuridan. Mari mengevaluasi bukan hanya keuangan
tetapi juga berapa jiwa yang sudah kenal Injil berapa jemaat yang sudah
dimuridkan Apakah pembinaan makin mengenalkan Jemaat akan Tuhan. Jika itu yang
menjadi perhatian utama gereja maka Tuhan akan tambahkan yang lainnya.
Pemurnian
pribadi jemaat sebagai bait Allah
Bagian kedua yang tidak kalah pentingnya
jika berbicara tentang penyucian bait Allah, bukan hanya gereja sebagai bait
Allah tetapi juga pribadi Jemaat sebagai bait Allah. Di dalam 1 Korintus pasal
3 ayat 16-17 dinyatakan, “tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan
bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? .... Sebab bait Allah adalah Kudus dan bait
Allah itu ialah kamu.” Yesus akan membersihkan bukan hanya gereja sebagai
satu institusi atau komunitas tetapi juga pribadi orang percaya sebagai bait
Tuhan.
1 Tim. 6:10 menyatakan, “karena Akar segala kejahatan
ialah cinta uang. Sebab boleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang
dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” 2 Tim. 3:2 menyatakan, “manusia akan mencintai dirinya
sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri,
mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua Dan
tidak tahu berterima kasih, tidak memperdulikan agama,”
sumber: christianpost.com |
Apakah anda memberi ruang bagi
diri anda untuk berjumpa dengan Tuhan atau hanya mengejar materi semata? Apakah
anda memberi ruang memberi kesempatan bagi anak-anak dalam keluarga untuk
berjumpa dengan Tuhan melalui hidup anda, atau justru mengajarkan kepada mereka
pola hidup yang materialis? Yesus rindu menyucikan bait-Nya, yaitu hidup kita.
Mari kita singkirkan pemikiran yang semata-mata memikirkan uang, Mari kita
jungkir-balikkan sikap-sikap yang menutup kesempatan bagi hati kita untuk
mengenal Tuhan lebih dekat. Mari kita mencari dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan pada waktunya.