Pendahuluan.
Orang yang sudah meninggal tidak
bisa diajak bicara, tidak bisa minta berjalan, tidak bisa memahami penjelasan
apapun, tidak bisa menolong atau melakukan sesuatu orang lain. Jika ingin foto
bersama dengan orang yang sudah mati, maka kamu harus make up dia, memakaikan baju, mengatur gesturnya, dan lain-lain.
Jika ingin dia tersenyum di foto tersebut, maka wajahnya harus kamu yang setting, itupun jika masih memungkinkan,
karena kalau sudah terlalu lama meninggal badan sudah kaku.
Dalam budaya Toraja, salah satu
suku di Sulawesi Selatan. Beberapa orang, atau kaum keluarga terbiasa
berinteraksi dengan mayat atau tubuh orang yang sudah meninggal. Suku Toraja,
yang menganut keyakinan leluhur, berpendapat bahwa sebelum melewati ritual adat
tertentu, seorang yang sudah meninggal masih dianggap hidup: diberi makanan dan
minuman, berganti pakaian, masih diajak komunikasi, meskipun mayat itu tidak
memberi respons apa-apa.
(Mari kita lihat videonya: https://www.youtube.com/watch?v=hCKDsjLt_qU)
Penjelasan
Di ayat 1
dinyatakan, “kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu.” Kata “mati” disini merujuk pada kematian rohani. Orang yang
mengalami kematian Rohani tidak bisa diajak bicara tentang hal-hal rohani.
Orang yang mengalami kematian rohani tidak bisa minta berjalan dalam ketaatan
kepada Allah, Orang yang mati secara rohani tidak ada memahami penjelasan
apapun tentang injil, Orang yang mati secara rohani tidak bisa menjadi berkat,
menolong atau membantu orang lain dalam motivasi yang benar.
Orang mati
secara rohani ini, bukan hanya indera rohaninya mati, tetapi keadaannya juga
terhimpit sehingga makin terpuruk. Orang yang mati secara Rohani ini terhimpit
oleh 3 hal. Pertama Dunia. Pada ayat 2 dinyatakan, “... mengikuti jalan dunia ini …” Orang yang mati rohani akan
terus hidup dalam pengaruh kehidupan duniawi. Tidak bisa keluar dari sana.
Terus menerus terpenjara dan terpuruk menantikan hukuman Tuhan. Kedua
Iblis. Masih di ayat 2 dinyatakan, “... menaati penguasa kerajaan angkasa ….” Siapa penguasa kerajaan angkasa itu,
ialah Iblis. Pekerjaan Iblis adalah memberontak, mendusta, menyesatkan. Orang
yang mati secara rohani akan terus menerus memberontak, berdusta, menyesatkan
orang lain. Tidak bisa keluar dari sana. Terus menerus terpenjara dan terpuruk
menantikan hukuman Tuhan. Ketiga Kedagingan. Di ayat 3
dinyatakan, “... hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging
….” Orang yang mati secara rohani akan terus menerus berusaha menuruti hawa
nafsu dan keinginan diri sehingga tidak mungkin menuruti keinginan Allah. Tidak
bisa keluar dari sana. Terus menerus terpenjara dan terpuruk menantikan hukuman
Tuhan.
Keadaan
yang mati secara rohani dan terhimpit oleh dunia, Iblis dan kedagingan membuat
orang tersebut tinggal menunggu waktu penghakiman datang. Mereka tidak dapat
menyelamatkan diri, apa lagi menyelamatkan orang lain. Paulus menyatakan bahwa
orang yang demikian adalah orang yang “harus dimurkai.”
Aplikasi
Apakah aku
seorang yang mati rohani? Orang yang mati secara rohani tidak dapat menerima
firman yang diberitakan padanya, meskipun tiap hari ia diperdengarkan berita
kebenaran itu. Orang yang mati secara rohani tidak akan berespons terhadap
firman itu. Ciri orang yang mati secara rohani adalah hidup yang terhimpit oleh
pola hidup duniawi tidak bisa keluar;
menaati Iblis sehingga hidupnya
memberontak dan berdusta; dikuasai oleh
kedagingan: melakukan sesuatu untuk kepuasan diri bukan kehendak Allah.
Kita seperti mayat tadi yang diberi makan tapi tidak berespons, diajak bicara
tapi tidak menanggapi, ditangisi tapi tidak bergeming. Jika kita adalah orang
yang mati secara rohani, maka kita dimurkai oleh Allah.
Peralihan dan
Penjelasan
Kita harus bersyukur karena ada
berita penghiburan yang dinyatakan dalam firman Tuhan yang kita baca tadi.
Berita Penghiburan ini ada dalam satu kata Yunani yang diulang 3 kali dalam
nukilan ini: Kata Yunani itu dari kata dasar Chairo: dalam nukilan ini ditulis 2 kali Chariti dan 1 kali Charitos.
Dalam Alkitab kita diterjemahkan, “kasih karunia.” Inilah yang menjadi secercah
penghiburan bagi orang yang mati secara rohani.
Seorang yang menerima kasih
karunia akan dibangkitkan secara rohani. Kalau Injil Yohanes memakai istilah
dilahirkan kembali. Jika sebelumnya ia mati karena dosa, kini mendapatkan hidup
baru di dalam Kristus. Jika sebelumnya ia menjadi sasaran murka Allah, maka
oleh kasih karunia, ia menjadi objek pengorbanan Kristus.
Jika diurutkan rangkaian karya
keselamatan yang kita alami dari bagian ini kira-kira seperti ini: Mendapat
Kasih Karunia (grace)→ dihidupkan kembali di
dalam Kristus (Injil Yohanes: born
again) →
dibangkitkan di dalam Kristus → ditempatkan di Sorga. [FF Bruce - kebangkitan
dan penempatan di surga berada dalam nuansa eskatologi: akan terjadi namun
telah dialami dalam kesatuan dengan Kristus].
Ilustrasi
Dalam perikop/nukilan ini, kasih
karunia menjadi seperti tombol start
bagi rangkaian karya keselamatan yang akan kita alami. Mati kita lihat animasi
bagaimana tombol start menjadi awal proses menghidupkan mesin
Seperti mesin kendaraan yang mati, tapi hidup kembali
setelah tombol start ditekan dan
kemudian berjalan menghantar kita pada tujuan. Demikian kasih karunia menjadi
awal dari rangkaian karya keselamatan yang kita alami dalam hidup kita. By Grace Alone. Sola Gratia.
Aplikasi
Bagaimana
kita tahu kita telah menerima kasih karunia itu? Tandanya sederhana. Kehidupan
rohani kita menjadi bergairah. Setiap kali kebenaran firman Tuhan dibicarakan,
maka hati kita bergairah dan bergejolak. Ada rasa di dalam firman yang kita
dengar. Ada sentuhan Allah yang terasa dalam hidup kita. Ada dorongan yang kuat
untuk meninggalkan dosa dan berjalan dalam kebenaran firman Tuhan. Grace Alone,
Sola Gratia menjadi tombol start
yang menghantar kita pada rangkaian karya keselamatan yang Allah kerjakan dalam
hidup kita. Ada kehidupan baru, ada pertobatan, ada kerinduan akan Allah, dan
kelak akan mengalami kebangkitan dari antara orang mati serta pada akhirnya
ditempatkan bersama dengan Kristus di sorga kekal.
Peralihan dan
Penjelasan
John Calvin menyatakan, “it is faith alone that justifies,
but faith that justifiescan never be alone.” Ada tujuan yang mengikuti kasih
karunia yang diberi. Ada tujuan yang Allah siapkan bagi orang-orang yang
menerima kasih karunia-Nya. Ayat 10 menyatakan bahwa kita diciptakan untuk
melakukan pekerjaan baik yang telah disiapkan sebelumnya. Ada pekerjaan baik
yang mengikuti kasih karunia yang kita terima melalui iman.
Relasi antara iman, pekerjaan baik dan keselamatan selalu
akan menjadi diskusi yang menarik. Perikop Efesus ini memberikan kontribusi
bagi diskusi tersebut. Perbuatan baik adalah bukti
(yang kelihatan) dari iman (yang tidak kelihatan) kepada Kristus. Kita berbuat
baik bukan supaya kita diselamatkan
dari penghukuman, melainkan karena kita
sudah diselamatkan (Flp. 2:10). Hidup orang Kristen yang tidak mampu
menampilkan kebaikan merupakan bukti kepalsuan dan kesemuan imannya (Yak.
2:17). Selain itu, perbuatan baik merupakan magnet yang kuat yang menarik orang
lain untuk datang kepada Kristus. Kebaikan yang dilakukan orang Kristen membawa
orang lain datang dan memuliakan Allah (Mat.5:16). Karena hari kedatangan
Kristus yang kedua kalinya sudah dekat, Paulus mengingatkan jemaat Filipi untuk
menampilkan hidup yang limpah dengan kebaikan demi menarik orang datang kepada Allah (Flp.4:5).
Ilustrasi
Saya beberapa kali memancing
ikan, baik di kolam pemancingan maupun di sungai yang cukup lebar. Kalau kalian
pernah memancing atau mungkin punya pancing di rumah. Ada satu bagian pancing
yang penting dan sangat menolong seorang pemancing, yaitu: pelampung. Coba kita
lihat bagaimana penggunaan pelampung dalam memancing melalui video berikut:
(mari kita lihat videonya: https://www.youtube.com/watch?v=g8Nt6J0P9iU).
Perbuatan baik itu seperti pelampung. Jika ikan menarik kail
maka pelampung akan ikut tertarik sehingga kita tahu ada ikan pada kail. Kita
tidak bisa melihat ikannya secara langsung tapi kita bisa tahu ada ikan dari
pelampung.
Pernah
suatu waktu saya memancing di sungai yang cukup lebar, saya nunggu 5 menit, 10
menit dan 15 menit. Eh tiba-tiba pelampung ketarik. Ini momen paling seru
didalam kegiatan memancing. Ketika Pelampung ditarik. Dengan segera senar atau
kenurnya itu saya gulung, reelnya diputar. Dan kemudian diangkat. Ternyata ada
Ranting pohon yang tersangkut di kail saya. Pelampung tertarik tapi bukan ikan
melainkan dahan pohon.
Perbuatan
baik tanda seorang beriman, tetapi bukan berarti seorang yang nampak baik,
pasti beriman pada Kristus. Seorang yang beriman pada Kristus pasti berbuat
baik. Jika ikan ditangkap oleh kail, maka pasti pelampung akan tertarik. Tetapi
jika pelampung tertarik belum tentu itu Ikan.
Aplikasi
Apakah
kamu dikenal baik di keluargamu, diantara teman-temanmu? Kasih Karunia yang
diterima oleh iman selalu diikuti oleh perbuatan baik.
Dapatkan link powerpointnya disini