KITA DIPANGGIL UNTUK MENGARAHKAN
HIDUP PADA PELAYANAN.
Seorang Kristen yang mengarahkan
hidup pada pelayanan bukan berarti ia harus meninggalkan profesinya dan menjadi
seorang penginjil atau pendeta. Bukan. Mengarahkan hidup pada pelayanan bukan
juga berarti harus mengambil kepengurusan di gereja: entah sebagai majelis,
panitia, pengurus bidang atau guru sekolah minggu. Tidak.
Seorang Kristen yang mengarahkan
hidupnya pada pelayanan adalah seorang Kristen yang apa pun profesinya, apa pun
perannya: ia kerjakan itu untuk tujuan melayani.
Kebenaran Ini bisa
kita pelajari dari kehidupan Paulus dalam Kis 18:
Ketika
tiba di Korintus Paulus berjumpa dengan Akwila dan Priskila. Mereka sama-sama
pembuat tenda. Mereka bekerja bersama membuat Tenda (ay. 1-3). Dan setiap hari sabat Paulus berdiskusi dengan
orang-orang Yahudi dan Yunani (ay 4).
Seringkali
bagian ini kurang lengkap dinyatakan mengenai hidup pelayanan Paulus.
Seringkali yang ditekankan ketika berbicara tentang pelayanan adalah ayat 4.
Dan ketika berbicara tentang pekerjaan ayat 3.
Sesungguhnya
bagi Paulus pekerjaan pembuat tenda adalah pelayanan. Diskusi pada hari sabat
adalah pelayanan. Mengapa pekerjaan
pembuat tenda oleh Paulus merupakan bagian dari pelayanan Paulus? Itu terjawab
dari alasan mengapa ia bekerja
membuat tenda?
-
Dalam Kis 20:34-35
Paulus
bekerja untuk memenuhi keperluannya dan keperluan rekan-rekan seperjalanannya
dan bahwa dipakai untuk membantu orang-orang yang lemah/berkekurangan.
-
Dalam 2Kor. 11:9 dan Juga 1 Tes. 2:9,
Dinyatakan bahwa Paulus bekerja supaya ia tidak
menyusahkan jemaat dengan beban kebutuhan hidupnya
Jelas sekali tujuan
Paulus bekerja sebagai pembuat tenda adalah tujuan melayani.
Paulus menyadari
dengan sungguh bahwa tujuan hidupnya adalah untuk melayani. Meski bekerja, Paulus
bukan seorang yang workaholic yang tidak tahu kapan harus berhenti bekerja dan
melakukan hal lain. Pekerjaan dalam perspektif Paulus bukanlah kesempatan untuk
mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya bagi diri, tetapi alat untuk menopang
pelayanan. Hal ini terbukti ketika Titus dan Timotius datang dari Makedonia
membawa bantuan yang cukup, Paulus memakai waktunya lebih banyak untuk melayani
pemberitaan Injil (ay. 5).
Arah hidup Paulus adalah melayani. Seluruh
hidupnya dan apapun yang ia lakukan, semuanya untuk melayani Tuhan dan
sesamanya.
Rick Warren menulis “para
pelayan lebih banyak memikirkan orang lain daripada diri mereka sendiri. Allah
selalu lebih tertarik pada mengapa
kita mengerjakan sesuatu ketimbang apa
yang kita kerjakan”
Aplikasi
Apakah hidup kita masih
terarah pada pelayanan? Berapa banyak uang, waktu dan tenaga kita untuk
melayani Tuhan dan orang lain? Apa peran kita sekarang? Apakah tujuan melayani
menjadi motivasi kita melayani?
Perkembangan dunia dan kemajuan
yang ada menuntut orang bekerja, bekerja dan bekerja. Bekerja adalah hal yang
baik, tetapi kalau itu tidak diikuti dengan semangat pelayanan, hasilnya adalah
kejahatan.
Sebagai
pekerja, Apakah kita dikenal sebagai rekan kerja yang melayani dan suka
menolong? Seorang Kristen yang memiliki hati melayani bukan hanya terlihat
melayani di gereja, tetapi juga ditempat ia bekerja. Pekerjaan yang ia lakukan
untuk kemajuan bersama, dengan cara yang benar.
Selain
itu, TUntutan pekerjaan sering memaksa orang menjadi egois, mengabaikan
tanggung jawab hidup yang lain. Mengabaikan
pelayanan di gereja. Sulit sekali
mencari pelayan di gereja karena alasan pekerjaan, pelayanan dibatalkan karena
alasan pekerjaan. Mengabaikan pelayanan
dalam keluarga. Keluarga dianggap penghalang pekerjaan. Kurang waktu
bersama keluarga. Tidak ada pelayanan rohani dalam keluarga. Semuanya karena
pekerjaan.
Apakah hasil pekerjaan berguna
pelayanan? Mungkin tidak. Firman TUhan mengingatkan kita untuk memberi kepada
orang yang kekurangan. Sering Yang ada adalah menghabiskan uang untuk
kesenangan pribadi. Mengumpulkan sebanyak-banyaknya uang, membeli sebanyak-banyaknya
barang. Sementara ada saudara seiman yang kekurangan
Mari kita bergumul kembali
mengarahkan hidup kita untuk melayani.
PELAYANAN YANG DIKERJAKAN SEHARUSNYA ADALAH PELAYANAN
YANG DIPIMPIN TUHAN.
Pelayanan itu begitu luas, tidak
mungkin bagi kita untuk mengerjakan semua pelayanan yang ada. Ada banyak tempat
pelayanan, bentuk pelayanan, peran pelayanan. Pertanyaan bagi kita yang sekarang
melayani adalah apakah pelayanan yang saudara kerjakan adalah pelayanan yang
Allah pimpin atau karena sekadar melayani mengikuti kebiasaan yang ada sehingga
mengabaikan pimpinan Tuhan untuk pelayanan lain.
Paulus
mempunyai pola dalam pelayanan pemberitaan Injil. Ketika memasuki suatu kota.
Ia mencari rumah ibadat orang Yahudi dan memberitakan Injil di situ. Jika ia
ditolak barulah ia memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain di kota itu.
Tidak lama berselang biasanya timbul huru hara karena orang Yahudi yang mulai
menghasut dan menganiaya barulah Paulus beralih ke kota lain. Itu POLA
PELAYANAN PAULUS. Itu pola yang biasanya terjadi. Pola itu nampak di ayat 4-8.
Hal yang berbeda nampak di ayat 9-11. Ada firman melalui penglihatan yang menuntun Paulus mengambil
jalur pelayanan di luar pola yang biasa ia lakukan. Ia diminta tinggal lebih
lama di Korintus karena banyak orang yang masih perlu dilayani olehnya di situ.
Tuhan meminta Paulus untuk tidak
takut, terus memberitakan firman dan jangan diam. Nampaknya mulai muncul
ketakutan dalam diri Paulus bahwa peristiwa penolakan yang berujung penganiayaan seperti di daerah Makedonia
terulang di Korintus. Ketakutan Paulus ini wajar sebagai seorang manusia.
Lukas mencatat “Tuhan” berfirman
dalam suatu penglihatan. Tuhan yang dimaksud di sini adalah Yesus sendiri yang
hadir dalam penglihatan itu dan penafsir mengaitkan itu dengan perjumpaan
Paulus dengan Yesus di jalan ke Damsyik. Kehadiran pribadi Kristus mengingatkan
Paulus bahwa Yesus sendiri mengalami penganiayaan karena itu ia dipanggil untuk
menderita bersama Kristus.
Meski kehadiran Yesus dalam
penglihatan menguatkan hati Paulus untuk tidak takut menghadapi penganiayaan,
Yesus berjanji untuk melindunginya dari penganiaya sehingga tidak ada yang
dapat menjamah dia (ay.10)
Dan Paulus taat kepada pimpinan
Tuhan untuk menetap lebih lama di Korintus. Janji Tuhan tergenapi dalam masa
pelayanan Paulus di Korintus. Orang Yahudi berusaha mengadili Paulus melalui
Gurbernur Galio, tetapi tidak berhasil. (ay. 12 dst.)
Kita
dipanggil menaati pimpinan Tuhan dlm Pelayanan. Menaati pimpinan Tuhan juga
dilakukan Petrus ketika ia memutuskan untuk melayani orang-orang non Yahudi
setelah TUhan berbicara melalui penglihatan kepadanya sebelum ia melayani
Kornelius. Meski demikian tidak semua pelayan bersedia taat pada pimpinan
TUhan, contohnya Yunus. Ia malah menolak pimpinan TUhan dalam pelayanannya dan
melarikan diri.
Siapa yang memimpin pelayanan kita? APa yang
mengarahkan pelayanan kita?
Rick Warren menyatakan
bahwa ada orang yang dipimpin oleh ketakutannya. Takut mengambil resiko
pelayanan karena itu ia memilih pelayanan tertentu dan menghindari pelayanan
yang Allah ingin kerjakan.
Ada juga orang yang digerakkan
oleh materialisme. Menghindari pelayanan karena membutuhkan pengorbanan materi
yang besar. Menolak pelayanan yang minim materi. Menolak panggilan Tuhan karena
alasan materialisme.
Ada lagi orang yang digerakkan
oleh pengakuan. Ia melayani di tempat ia akan mendapat pengakuan. Ia
menghindari pelayanan yang minim pengakuan. Ia marah jika pelayanannya tidak
dihargai.
Aplikasi
Bagian
firman ini mengajak kita untuk menggumuli pelayanan apa sebenarnya yang Tuhan
ingin kita kerjakan. Bukan sekadar
melayani.. tetapi pelayanan yang benar Tuhan kehendaki..
Bagaimana kita
mengetahui pelayanan yang Tuhan pimpin?
Tuhan berbicara
melalui firmanNya. Orang yang ingin melayani menurut pimpinan TUhan adalah
orang yang dekat dengan firmanNya. Butuh
kepekaan mengetahui pelayanan yang Allah kehendaki dan itu nyata bagi orang
yang akrab dengan Allah.
Seringkali ketakutan, materialisme dan pengakuan yang
memimpin pelayanan kita. Sehingga yang terjadi bukan pelayanan tetapi pelarian
dari pelayanan yang sesungguhnya Allah ingin.