KRITERIA TEKS DAPAT
DIANDALKAN
Sebuah teks sejarah dapat diandalkan artinya teks
tersebut telah disalin dengan benar dan akurat dan dipelihara dengan setia dari
waktu ke waktu.[1] Menurut
C. Sanders dalam Introduction to Research in English Literary History, suatu teks dapat diandalkan secara
historis apabila telah melewati tiga test, yaitu: tes bibliografi, tes
bukti internal dan tes bukti eksternal.[2]Keandalan
dari teks Alkitab juga melewati tes yang sama, yang diterapkan terhadap teks
sejarah lainnya.[3]
TES BIBLIOGRAFI
Tes
bibliografi adalah pemeriksaan transmisi suatu dokumen hingga mencapai kita kini.
Dengan kata lain, tanpa dokumen asli, seberapa andalnya salinan yang kita
miliki dalam hal jumlah manuskrip dan interval waktu antara dokumen asli dan
salinan yang ada?[4]
Teks asli
dari Alkitab telah hilang, namun sebelum hilang, mereka telah disalin. Salinan
ini sangat akurat, sangat teliti, dan sangat tepat. Orang-orang yang
menyalinnya sangat didedikasikan kepada Tuhan dan tugas penyalinan yang
mereka lakukan. Mereka sangat berhati-hati saat menyalin naskah
asli. Metode penyalinan ini sangat tepat, dan sangat presisi, bahwa
Perjanjian Baru saja dianggap 99,5% murni secara tekstual.[5]
Jika dibandingkan dengan dokumen kuno lainnya, teks Perjanjian Baru sangat
kaya secara bibliografi. Sebagai contoh, ada sepuluh salinan karya Julius
Caesar, yang paling awal dari 1.000 tahun setelah ia menulis, dengan tidak ada
cara untuk mengetahui seberapa baik salinan tersebut mewakili aslinya. Ada
delapan salinan karya sejarawan Herodotus, yang paling awal dari 1400 tahun
setelah ia menulis. Para arkeolog telah menemukan 643 salinan manuskrip
dari karya-karya Homer, yang memungkinkan kita memiliki keyakinan 95 persen
dalam teks aslinya. Untuk Perjanjian Baru, saat ini ada lebih dari 5.000
manuskrip, dengan salinan paling awal di mana saja dari 200 hingga 300 tahun kemudian,
dan beberapa kurang dari 100 tahun kemudian. Ini memberi kepercayaan yang
lebih dari 99 persen pada isi teks asli.[6]
Perjanjian
Baru memiliki lebih dari 5000 manuskrip dalam bahasa Yunani dengan rincian
sebagai berikut: Papyrus = 116;
Majuscule MSS = 310; Minuscule MSS = 2877; Lectionary MSS = 2432; sehingga
Total 5735.[7] Semua
manuskrip tersebut mengandung secara bersama semua bagian dari
kitab-kitab Perjanjian Baru.[8]
Sumber: Evidence that Demands a Verdict pg. 48. |
John
Warwick Montgomery mengatakan bahwa, “menjadi skeptis terhadap
manuskrip-manuskrip Perjanjian Baru akan membuat semua klasik kuno menjadi tidak jelas, karena tidak ada dokumen
dari periode kuno yang dibuktikan secara bibliografi seperti dokumen Perjanjian
Baru.[9]
Berikut
beberapa catatan para ahli tentang kesalahan salinan dari teks Perjanjian Baru:
1.
Norman
Geisler menyatakan cara perhitungan varian tekstualnya ambigu karena sebuah
kata tunggal yang salah eja di 3.000 manuskrip berbeda, dihitung sebagai 3.000
varian atau bacaan.[10]
2.
Philip
Schaff, dalam Comparison to the Greek
Testament and the English Version, menyimpulkan bahwa hanya 400 dari
150.000 perbedaan tulisan (varian) dalam manuskrip-manuskrip PB yang ditemukan menyebabkan keraguan tentang makna tekstual dan hanya 50 di antaranya
yang sangat penting. Lalu tidak satu pun dari variasi ini yang mengubah
penyataan iman atau ajaran dasar Kristiani.[11]
3.
Frederic
Kenyon menekankan bahwa kesalahan tekstual ini tidak membahayakan doktrin.
Tidak ada doktrin iman Kristen yang berasal dari teks yang diperdebatkan.[12]
TES BUKTI INTERNAL
Para penulis kitab-kitab PB menulis
sebagai saksi mata langsung atau informasi first-hand:[13]
v Lukas 1:1-4, “Teofilus yang mulia, Banyak orang
telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi di antara kita,seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang
dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.Karena itu, setelah aku
menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku
mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,supaya engkau
dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.”
v 2 Petrus 1:16, “Sebab kami tidak mengikuti
dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu
kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja,
tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.”
v Kis. 2:22; 26:24-26; Yoh. 19:35; Luk. 3:1;
TES BUKTI EKSTERNAL
Dr.
Rick Cornish menyatakan bahwa paling tidak ada tiga poin dimana arkeologi mengkonfirmasi kebenaran catatan Perjanjian Baru: validasi
materi Lukas, keberadaan Yesus, dan peristiwa penyaliban-Nya:[14]
1. Lukas
menulis Kisah Para Rasul sebagai sebuah sejarah dari gereja mula-mula yang
melaporkan penyebaran Injil
dari Yerusalem ke Roma. Dalam
prosesnya, ia mengidentifikasi tokoh-tokoh politik dan jabatan jabatan mereka
dalam ketatanegaraan pemerintahan yang berbeda. Para ahli
pernah meragukan data-data Lukas karena nama-nama dan jabatan jabatan tokoh-tokoh tersebut
tidak dapat ditemukan dalam catatan-catatan kuno. Tetapi temuan arkeologi kemudia justru telah berulang kali membenarkan catatan Lukas. Misalnya:
- a. Catatannya mengenai persidangan Paulus di hadapan Gallio, prokonsul dari Akaya (Kisah Para Rasul 18:12-17), pernah ditolak sebagai data yang tidak historis. Tetapi melalui sebuah temuan arkeologi berupa pesan yang ditemukan di Delphi, dapat diketahui bahwa tanggal pada pesan itu mengacu ke masa keberadaan Paulus di Korintus yang menyebutkan nama tokoh itu dan jabatannya.
- b. Para sejarawan juga pernah menolak referensi Lukas mengenai Lisanias, raja dari Abilene (Lukas 3:1), karena mereka tidak memiliki catatan lain mengenai dia. Tetapi catatan mengenai sebuah Kuil yang ditemukan kemudian telah mengidentifikasikan dirinya dengan nama dan jabatan pada kedudukan yang tepat.
- c. Kesaksian Lukas telah menjadi bagian yang mengkonfirmasikan rincian rincian lainnya, misalnya kesatuan militer, rute-rute perjalanan, keterkaitan peristiwa demi peristiwa dengan penguasa politik, dan ungkapan-ungkapan lazim, yang hanya dipergunakan pada masa yang sesama dengan Lukas.
2. Beberapa
orang telah salah menduga bahwa Yesus tidak teridentifikasi dalam catatan-catatan
sejarah lainnya di luar Alkitab. Ternyata Ia disebutkan oleh Tacitus, Suetonius
dan Lucian. Tacitus
adalah seorang sejarawan yang tinggal di Roma pada tahun 55-120 M. Dalam laporannya tentang Nero, si pendakwa
orang-orang Kristen, pada peristiwa terbakarnya kota Roma, ia tiga kali
mengacu kepada Kristus. Pada awal abad ke-2,Suetonius adalah sekretaris dari raja Hadrian
(117-138 M). Ia
menulis bahwa Claudius mengusir orang-orang Yahudi dari Roma pada tahun 49
masehi karena mereka menyulut terjadinya suatu kerusuhan dan sempat disebutkan
tentang seseorang bernama “Chrestus,” yang berkesesuaian dengan kesaksian Lukas
di dalam Kisah Para Rasul 18:2,
tentang kedatangan Akwila
dan Priskila di Korintus. Selanjutnya, Lucian
menulis humor politik dengan mencela seseorang yang tersalibkan, yang disembah
oleh orang-orang Kristen. Ia menggambarkan kepercayaan-kepercayaan dari
orang-orang Kristen itu dengan akurat dan perilaku dari “orang Kudus yang
tersalibkan,” ini.
3. Penyaliban
Yesus dapat dikaitkan dengan perintah Claudius (41 sampai 54 Masehi), berupa
larangan mengganggu tempat pemakaman atau memindahkan mayat-mayat di
sana, telah ditemukan di Nazaret
pada tahun 1878. Ia memerintahkan hukuman mati kepada orang-orang yang melanggar larangan
itu. Apakah yang telah memprovokasi sang penguasa
dari kekuatan terbesar di dunia itu, sehingga mengharuskan hukuman mati untuk
kejahatan sekecil ini? kita hampir tidak dapat membayangkan alasan-alasan lahir
diluar penyelidikannya bahwa kerusuhan yang disulut oleh orang-orang Yahudi
berkaitan dengan “Chrestus.” Claudius telah mempelajari bahwa kerusuhan semacam
ini dapat terpicu oleh
kepercayaan orang-orang Kristen mengenai kebangkitan Yesus. Ia tidak akan
membiarkan desas-desus itu muncul kembali dan mengacaukan perdamaian. Kemungkinan
ini telah diantisipasi,terutama
ketika orang-orang Yahudi dari semula telah berargumen bahwa murid-murid Yesus
bermaksud akan mencuri tubuhNya
dari dalam kubur (Matius 28:12-13).
Daftar
penemuan-penemuan lainnya yang meneguhkan perjanjian baru meliputi
tempat-tempat geografis, orang-orang dan jabatan jabatan, koin-koin, dan
deskripsi kebudayaan. Tidak satupun dari penemuan arkeologi itu yang
berkontradiksi dengan perjanjian baru. Jika orang orang skeptis menolak nya
dengan alasan kurangnya dukungan arkeologi, maka tuntutan mereka akan kekonsistenan
itu akan menghilangkan juga hampir seluruh catatan kuno lainnya.[15] Dengan kata lain, jika menganggap bahwa catatan Alkitab tidak historis, maka hampir seluruh catatan kuno juga tidak historis.
SUMBER
BUKU :
Josh McDowell, Evidence
that Demands a Verdict: Historical Evidences for the Christian Faith.
Metzger, Bruce M. TheText
of the New Testament: Its
Transmission, Corruption and Restoration.
Cornish, Rick. 5 MenitApologetika.
WEBSITE :
https://www.bethinking.org/jesus/ancient-evidence-for-jesus-from-non-christian-sources)
[2]Seperti
yang dikutipolehJoshMcDowelldalamEvidence
that Demands a Verdict: Historical Evidences for the Christian Faith. Hal.
43.
[3]
Ibid.
[4]
Ibid.
[5]https://carm.org/is-the-bible-reliable.
Norman Geislermenyatakan 98,33%sesuaisecaratekstualdenganteksasli (Evidence that Demands. Hal.45.)
[6]https://www.gotquestions.org/Bible-reliable.html.Karya Homer
berjudulIlliadberasaldarisekitar 800
SM danmemilikilebihdari 600 salinan yang masihada. Salinan paling
awalberasaldariabad ke-2 Masehi, kira-kirasatu millennium
setelahtulisanaslinya. (Cornish, Rick. 5
MenitApologetika. Hal. 66.)
[7]
Metzger, Bruce M. TheText of the New
Testament: Its Transmission,
Corruption and Restoration. Hal.50.
[8]Seperti
yang dikutipolehJoshMcDowelldalamEvidence
that Demands. Hal.47.
[9] Evidence
that Demands. Hal.47.
[10]
Ibid.Norman GeisleradalahProfesorSystematic Theology di Dallas Theological
Seminary (1979-1988).
[11]
Ibid. Hal. 44. Philip Schaffadalahseorangprofesordi Union Theological
Seminary, New York City pada 1870
[12]
Ibid. Hal.45.Sir Frederic George Kenyon
was a British paleographer and biblical and classical scholar
[13]Ibid.
Hal.64.
[14]5 MenitApologetika. Hal. 68-70.Josh McDowell jugamenyatakanbahwasalahsatureferensihistorislainnyadari
Lukas adalah "Lysanias Tetrarch of Abilene" (Lukas 3: 1)
padaawalpelayananYohanesPembaptispadatahun 27 M. Satu-satunyaLysanias yang
dikenalolehsejarawankunoadalahseorang yang terbunuhdalam 36 SM. Namun,
sebuahprasasti yang ditemukan di dekatDamaskusberbicaratentang "Freedman
of Lysanias the Tetrarch" dantanggalantara 14 dan 29 M (Evidence that Demands. Hal.74).Bukti yang ditemukanmelalui Tacitus dan Lucian
jugadapatdilihatpadatulisanMichaelGleghorndenganjudulAncient Evidence for Jesus from Non-Christian Sources (https://www.bethinking.org/jesus/ancient-evidence-for-jesus-from-non-christian-sources)
[15]
Ibid. hal. 70.