Sadar
atau tidak sadar kita bisa seperti sekarang ini, karena ada orang yang
berkorban untuk kita. Mungkin orangtua kita, mungkin om, tante, kakek, nenek,
mungkin sahabat-sahabat kita, mungkin
juga para pembimbing remaja.
Sayang sekali jikalau
pengorbanan tersebut
tidak kita sadari, kita lupakan, bahkan kita abaikan. Sayang sekali. Hidup kita
akan lebih baik dan bermakna jika kita menyadari pengorbanan orang lain bagi kita
dan meresponi pengorbanan itu
dengan baik.
Ada orang yang salah
kaprah tentang pengorbanan, misalnya:
o Ada dua orang bersahabat, yang seorang berkata kepada sahabatnya, “saya sudah korbankan
uang sekolah untuk traktir kamu tapi kenapa mengkhianati persahabatan kita???”
Itu bukan pengorbanan, itu kejahatan oiy.. Ada lagi yang bilang, “saya
berkorban dengan berbohong ke ortu kalo mau belajar supaya bisa temanin kamu, skarang kamu kok menjauhi saya?” Itu bukan pengorbanan. Pengorbanan itu bernilai suci
bukan legitimasi
perbuatan dosa.
o Orangtua juga sering salah memahami pengorbanan. Pengorbanan
itu merelakan hak bukan melakukan kewajiban. Seorang berkorban ketika ia memberikan haknya. Dan tidak dapat dikatakan pengurbanan ketika seseorang melakukan
suatu
yang jadi kewajibannya. Coba tanya ke orangtua kita: Pa, Ma, apa yang sudah papa mama korbankan untuk saya? Kalau
mereka bilang “saya sudah bayarin uang sekolahmu, makan kamu, dll.” Bilang ke mereka, “Itu bukan pengorbanan itu! itu kewajiban papa dan mama.”
Kali ini belajar tentang sebuah pengorbanan, pengorbanan yang
setiap tahun diulang-ulang diberitakan: itulah pengorbanan Kristus untuk kita. Kristus berkorban untuk
kita dan kita dipanggil untuk hidup seturut pengorbanan itu.
Roma 5:6-8
Kutipan ayat yang kita baca adalah bagian dari surat Paulus kepada jemaat
di Roma. Paulus ingin menyampaikan suatu kebenaran yang sangat mengagumkan yang
ia ingin jemaat ketahui pada saat itu. Kebenaran itu adalah PENGORBANAN KRISTUS
DILAKUKAN KETIKA JEMAAT ROMA MASIH BERDOSA. Dalam bagian yang kita baca “orang
berdosa” itu ditulis dengan beberapa frasa berbeda. Di ayat 6, orang berdosa
sama dengan “orang lemah” dan “orang durhaka”. Di ayat 10 disamakan dengan
“seteru.” Ketika MASIH lemah, ketika MASIH durhaka, ketika MASIH seteru, ketika
MASIH berdosa, Kristus berkorban menanggung hukuman atas karena kelemahan,
kedurhakaan, perlawanan dan keberdosaan jemaat
Lemah berarti sangat mudah melakukan
dosa, mudah terpengaruh, tidak berdaya melawan dosa, sehingga terus menerus
berdosa. Durhaka adalah gambaran orang yang tidak hidup kudus. Mereka
menyangkali Tuhan dalam hidup mereka. Mungkin mereka punya agama, tetapi sikap
hidupnya menyangkali nilai-nilai kebenaran. Seteru adalah gambaran orang yang
melawan dan memusuhi Tuhan. Kita tahu orang-orang Roma pada saat itu anti
kekristenan. Anti Kristus. Bahkan Paulus sendiri dipenjara dan dipenggal di
Roma.
Untuk orang-orang demikianlah
Kristus berkorban menanggung hukuman atas kelemahan, kedurhakaan, dan
perlawanan itu. Pengorbanan itu dilakukan bukan setelah jemaat Roma yang lemah,
durhaka, dan seteru ini, bertobat. Pengorbanan itu telah dilakukan sementara mereka
MASIH dalam kelemahan, kedurhakaan dan perseteruan dengan Allah.
Kebenaran ini yang sangat
mengagumkan ini punya dua implikasi:
1.
Kristus
sangat mengasihi orang Roma. Di saat mereka membenciNya, Dia berkorban dan mati
untuk mereka. Di saat orang Roma tidak peduli denganNYa, Dia merelakan diriNya
disalib untuk mereka. Di saat orang Roma melanggar perintahNya Dia memberikan
nyawaNya untuk mereka.
2.
Ini
adalah berita penghiburan mereka yang ingin lepas dari dosa. Allah berkenan
menerima siapa saja yang mau lepas dari belenggu dosa, termasuk orang Roma pada
saat itu. Dosa mereka sudah ditanggung Kristus. Allah mengampuni mereka karena
Kristus.
Amazing
Grace
Ada sebuah lagu di Kidung
Jemaat yang berjudul “Ajaib Benar Anugerah.” Lagu ini ditulis oleh seorang
bernama John Newton. John Newton mempunyai ibu yang saleh dan mengajarkan
Newton untuk terlibat di gereja sejak kecil. Pada usia 4 tahun Newton sudah
hafal dasar-dasar pelajaran katekisasi dan banyak lagu-lagu Kristen. Mamanya
meninggal ketika usianya 7 tahun. Dan masa hidup Newton setelah itu mengalami
banyak masalah. Ia bergabung di sebuah kapal yang memperdagangkan budak-budak.
Selama di kapal hidupnya jauh dari nilai-nilai kekristenan. Ia suka pesta pora
dan berbagai dosa lain. Sampai suatu waktu, ketika ia telah menjadi seorang
kapten kapal. Kapal yang dikemudikannya diterjang badai dan ia menghadapi
situasi berat dan hampir mati.
Dalam
situasi itu, ia berdoa, Tuhan tolong saya. Dan hari itu Allah menyelamatkannya
dari badai. Peristiwa itu membuka mata rohani Newton yang selama bertahun-tahun
tertutup karena dosa. Ia menyesali kehidupannya yang penuh dosa dan
meringkaskan kisah hidupnya dalam lagu “Ajaib Benar Anugerah” Jika kita
merenungkan baris demi baris syair lagu tersebut, terlihat jelas kebenaran seperti
yang dinyatakan dalam Roma 5:6-8.
Pengorbanan
Yesus Bagiku
Mungkin saat ini engkau
masih hidup dalam dosamu. Suka berbuat dosa dan mengabaikan Tuhan dalam
hidupmu. Seorang yang mengabaikan Tuhan bisa saja hadir di gereja, tetapi
sesungguhnya hatinya jauh dari TUhan.
Seringkali kita
mengecam orang yang menyiksa Yesus dalam kisah-kisah penyaliban, tetapi kita
lupa bahwa kita yang menyebabkan Ia tersalib. Bahkan mungkin jika kita hidup
pada zaman itu kita salah satu dari mereka yang berteriak, Salibkan Dia!,
Engkau juga mungkin
menjadi anak yang menyakiti hati orangtuamu, membohongi mereka, menyia-nyiakan
kepercayaan mereka. Membuat ibumu menangis dan papamu marah. Sikap hidup
demikian bukan hanya menyakiti orangtua, tetapi juga hati Tuhan.
Kabar baik bagi kita
adalah kasih Tuhan untukmu belum berakhir. Meski sikapmu mengabaikan Tuhan dan
berdosa terhadapNya. Ia masih arahkan tanganNya kepadamu, Ia berkata: Aku
sangat mengasihimu meski saat ini engkau mengabaikanku. Aku sudah menebusmu,
maukah engkau kembali kepadaKu?
Mungkin ada diantara
saudara yang sungguh-sungguh merasa sesak dengan dosa. Merasa dirimu terbuang
dan kotor. Orangtuamu mungkin bahkan sudah menyerah dan membiarkanmu.
Teman-teman mencap kamu dengan kata-kata yang tidak baik, yang membuatmu
semakin merasa sendiri dan terkucilkan.
Kebenaran firman Tuhan
ini mengingatkan kita bahwa masih ada Pribadi yang sayang padamu. Masih ada
yang membuka tangan persahabatan untukmu. Ia menghargai dan mengasihimu. Ia
sudah berkorban untukmu. Ia berkata, “mari nak, aku mengasihimu lebih dari
apapun.”
Kalau Tuhan hari ini
menggerakkan hatimu untuk meninggalkan dosa-dosamu, jangan abaikan panggilan
Tuhan itu. Dengarlah suaranya memanggilmu, berbicaralah kepadaNya secara
pribadi dalam doa. Akuilah dosamu
dihadapanNya. Dia sudah mengampunimu.