Pada ayat 5 dinyatakan, “Akulah pokok anggur
dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.” Jika merenungkan ayat ini, kita mungkin berpikir bahwa bukankah
banyak orang yang tidak percaya kepada Kristus dapat melakukan hal-hal yang
berguna bagi orang lain? bukankah banyak orang yang bukan Kristen yang justru
dapat berbuat banyak hal dalam kehidupannya?
Sebut saja, Profesor Stephen William Hawking yang menerima tiga belas
gelar kehormatan, banyak penghargaan, medali dan hadiah di bidang ilmu
pengetahuan. Beliau juga menulis banyak buku best-seller. Salah satu karya besarnya adalah The Grand Design,
sebuah buku yang
diakui banyak ilmuwan. Apakah hidupnya tidak berbuah banyak? Apakah ia tidak
dapat berbuat apa-apa?
Sumber: sentonmission.com |
Kehidupan yang berbuah banyak, dalam konteks
firman Tuhan ini, merupakan kehidupan yang dilihat dari perspektif Kerajaan
Allah. Seorang yang hidupnya tidak berpusat pada Kristus, maka tidak mungkin
dapat berbuat apa-apa bagi Kerajaan Allah. Seorang yang hidupnya tidak tinggal
di dalam Kristus, maka tidak mungkin baginya untuk berguna bagi Kerajaan Allah.
Seseorang bisa saja
mempunyai banyak pencapaian, tetapi sejauh mana pencapaiannya memuliakan Tuhan.
Seseorang bisa saja melakukan banyak hal, tetapi sejauh mana yang dilakukannya
memuliakan Allah Bapa. Hanya hidup yang berpusat pada Kristus, hanya hidup yang
tinggal pada pokok anggur, membuat kehidupan yang berbuah banyak bagi Kerajaan
Allah menjadi keniscayaan.
Tuhan, tolonglah aku
untuk tetap tinggal di dalam-Mu, di dalam relasi yang dekat dengan-Mu, dengan
demikian hidupku boleh menghasilkan buah bagi Kerajaan Allah dan senantiasa
memuliakan Allah dalam setiap hal yang aku lakukan