KARUNIA ROHANI
Silahkan lihat salah satu ibadah yang menggunakan bahasa roh di https://www.youtube.com/watch?v=DgbhHdUXjfA
Dan coba jawab dengan singkat pertanyaan berikut:
1.
Apa yang saudara rasakan ketika menonton video
ini?
2.
Apakah Tuhan sedang berkarya dalam hidup orang
yang berbahasa roh tersebut dalam ibadah tersebut?
3.
Apakah ada keteraturan dalam ibadah tersebut?
4.
Apakah orang lain yang tidak berbahasa roh
mengerti apa yang dikatakan oleh orang yang berbahasa roh?
Apa itu Karunia Rohani?
“kemampuan untuk melayani yang
diberikan kepada setiap orang Kristen sejati tanpa kecuali dan tidak dapat
dimiliki sebelum seseorang menjadi Kristen.” – Ray C. Stedman.
Karunia berasal dari kata “charisma”
atau “charismata” untuk jamak. Charisma mempunyai bentuk dasar charis.
Charis berarti anugerah. Jadi karunia merupakan anugerah dari Allah.
Karunia, sebagai suatu
anugerah, berarti
diberikan berdasarkan kehendak Allah, Sang Pemberi. Kita bisa meminta, tetapi
Allah yang berdaulat untuk memberikan sesuai kehendaknya (1Kor. 12:11).
Untuk apa karunia Rohani diberikan kepada setiap orang percaya?
Karunia Rohani diberikan kepada setiap orang percaya
untuk dipakai bagi kepentingan bersama dalam rangka membangun jemaat (1Kor
12:7; 1Kor 14:12,26). Paulus mengulang berkali-kali bahwa tujuan Allah
memberikan karunia rohani adalah untuk membangun jemaat. Karunia diberikan
untuk kepentingan bersama.
Ada kekeliruan
dalam penggunaan karunia Rohani oleh gereja atau jemaat. Gereja ataupun jemaat menggunakan
karunia rohani untuk kepentingan diri sendiri dan tidak peduli dengan
kepentingan bersama. Karunia rohani asyik dinikmati sendiri tidak peduli apakah
jemaat lain mendapat manfaat atau berkat dari karunianya. Misalnya saja:
seseorang diberi oleh Allah karunia untuk mengajar – menyampaikan kebenaran
dengan gamblang dan mudah dipahami – tetapi ia tidak menggunakan karunia itu
untuk kepentingan bersama. Ia hanya mau mengajar karena uang. Jika ia tidak
menerima uang dalam jumlah tertentu, maka ia enggan melayani. Contoh lain,
seorang diberi karunia berbahasa roh tetapi ia tidak peduli apakah orang lain
terberkati oleh bahasa roh tersebut. Ia asyik berbahasa roh sementara jemaat
yang lain tidak mengerti apa yang ia katakan.
Apa saja karunia rohani itu?
Beberapa bagian Alkitab mendaftarkan karunia-karunia rohani:
·
Efesus 4:11 à
rasul, nabi, pemberita Injil, gembala, pengajar.
·
1Kor. 12:8-10 à
berkata-kata dengan hikmat, berkata-kata dengan pengetahuan, iman, menyembuhkan,
kuasa untuk mengadakan mujizat, bernubuat, membedakan bermacam-macam roh, berkata-kata
dengan bahasa roh, menafsirkan bahasa roh itu.
·
1Kor. 12:28-30 à
rasul, nabi, pengajar, mengadakan
mujizat, menyembuhkan, melayani, memimpin, menafsirkan bahasa roh.
·
Roma 12:6-8 à
melayani, mengajar, menasihati, membagi-bagikan
sesuatu, memberi pimpinan, kemurahan.
Bagaimana mengetahui
karunia saya?
- Memahami kebenaran Alkitab mengenai karunia
rohani. Sering kali seseorang tidak
memahami kebenaran tentang karunia rohani, sehingga membuatnya tidak
menyadari bahwa Allah memberinya suatu karunia. Pengetahuan tentang
karunia menolong kita mengenali karunia yang Allah berikan.
- Berdoa untuk bertanya atau meminta karunia
kepada Tuhan.
Kita bisa bertanya kepada Tuhan atau meminta Karunia tertentu kepada
Allah. Namun perlu dicatat bahwa pemberian karunia itu menurut kehendak
Tuhan (1 Kor 12:11). Orang percaya tidak boleh memaksa Tuhan agar memberi
karunia tertentu yang ia inginkan. Allah memberikan karunia untuk
kepentingan bersama.
- Melakukan atau
mengikuti tes karunia.
Ada perangkat tes yang tersedia yang dapat menolong kita mengenali karunia
yang Allah anugerahkan. Bisa juga melakukan online test di http://glorianet.org/pptlib/smb/karuniaroh.php
- Bertanya kepada jemaat yang lain. Kita juga bisa berdiskusi dengan pembimbing
rohani atau jemaat lain yang memahami kebenaran tentang karunia rohani dan
meminta pendapat mereka perihal karunia yang kita miliki. Seorang
pembimbing rohani yang mengenal kita dengan baik kemungkinan mampu
memberikan gambaran akan karunia yang kita miliki.
KARUNIA BAHASA ROH (1Kor 12-14)
Ada beberapa
bagian Alkitab yang memuat peristiwa dipakainya karunia berbahasa roh (Yun. glossa).
Markus 16:17 – “bahasa-bahasa yang baru”; Kis. 10:44-46, 19:6 – “bahasa
roh”; Kis. 2:4 – “bahasa-bahasa lain”; 1 Kor. 12-14 – “bahasa roh.”
Dalam tulisan ini,
khusus dibahas penggunaan bahasa roh dalam 1 Kor. 12-14. Ada keunikan pemakaian
bahasa roh dalam surat 1Kor. 12-14 jika dibanding dengan bagian Alkitab
lainnya. Penggunaan karunia bahasa roh dalam 1Kor. 12-14 dilakukan dalam suatu
pertemuan ibadah rutin (14:23,26). Hal ini berbeda dengan bagian Alkitab
lainnya, dimana bahasa roh digunakan dalam peristiwa yang sekali terjadi
(peristiwa pentakosta di Yerusalem, peristiwa pertobatan Kornelius).
Jadi apakah karunia bahasa roh boleh digunakan dalam suatu ibadah?
Ya tentu saja.
Karunia bahasa roh sama halnya dengan karunia lainnya boleh saja digunakan
dalam ibadah. Dalam suatu pertemuan jemaat, setiap orang diperbolehkan
menggunakan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya. Allah yang satu
memberikan rupa-rupa karunia untuk kepentingan semua jemaat yang hadir dalam
ibadah tersebut (12:7; 14:26-27). Larangan penggunaan bahasa roh dalam ibadah
sama halnya dengan anggapan ‘tangan tidak dibutuhkan oleh tubuh atau kaki tidak
diperlukan bagi tubuh’ (12:12-30). Bahkan Paulus dengan tegas menyatakan bahwa
tidak boleh melarang orang yang berbahasa roh dalam suatu ibadah (14:39).
Jadi kurang
tepat jika suatu gereja tidak memberi
ruang atau bahkan melarang penggunaan karunia bahasa roh dalam suatu ibadah.
Pertemuan ibadah adalah tempat orang-orang percaya menggunakan karunia mereka
masing-masing untuk memuliakan Allah dan membangun jemaat yang lain.
Penggunaan bahasa
roh – dan karunia lainnya – dalam ibadah harus mengikuti kaidah tertentu:
1.
Penggunaan
bahasa roh dalam ibadah seharusnya untuk
kepentingan bersama membangun jemaat (12:7;14:12,26). Tujuan utama Allah
memberikan karunia roh adalah untuk kepentingan bersama dan pembangunan jemaat.
Bahasa roh diberikan untuk kepentingan bersama jemaat dengan demikian jemaat
dibangun.
2.
Penggunaan karunia bahasa roh harus selalu diikuti dengan penerjemahan.
Karena itu, tiap kali Paulus mendaftarkan karunia, Paulus menyebut karunia
bahasa roh selalu dengan mengikutkan karunia menerjemahkan bahasa roh itu
(12:10,30;14:13,26). Tanpa penerjemahan, bahasa roh tidak berguna dan membangun
jemaat, hanya membangun diri sendiri (14:4-5,13-17). Paulus memiliki karunia
berbahasa roh tetapi ia memilih menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti
jemaat, ketimbang menggunakan kata-kata bahasa roh - tanpa terjemahan - yang tidak
akan dapat dimengerti jemaat. Seseorang yang ingin menggunakan karunia bahasa
rohnya harus memastikan ada penerjemah. Tanpa penerjemah, Paulus meminta, pengguna
bahasa roh harus berdiam diri saja (14:27-28).
3.
Penggunaan bahasa roh dalam pertemuan ibadah
harus berlangsung dengan sopan dan teratur
(14:40). Penggunaan karunia bahasa tidak boleh dilarang, tetapi
penggunaannya harus sopan dan teratur. Kesopanan dan keteraturan bermakna
jumlahnya cukup atau proposional (2-3 orang saja), disampaikan dengan
bergantian (seorang demi seorang) dan diikuti penerjemahan (14:27).
Penggunaan bahasa roh dalam pertemuan ibadah gereja,
ada yang melanggar kaidah yang telah digariskan oleh Alkitab. Penyimpangan ini menjadikan
karunia bahasa roh jauh dari tujuan Allah menganugerahkannya. Karunia bahasa
roh tidak dipakai untuk membangun jemaat dan tidak lagi berguna bagi
kepentingan bersama, melainkan hanya memuaskan kepentingan sendiri. Hal itu nampak
jelas dari tidak diterjemahkannya bahasa roh tersebut. Selain itu, penggunaan
bahasa roh dibeberapa gereja telah membuat ibadah menjadi kacau, tidak teratur
dan sopan. Seseorang berbahasa roh semaunya tanpa peduli dengan orang lain,
tidak menghargai orang lain yang hadir dalam ibadah yang sama, tidak menghargai
orang lain yang berdoa, mendengar dan berbicara.
Semoga di hari peringatan pentakosta tahun ini, gereja
kembali pada penggunaan karunia rohani sesuai dengan kehendak Allah. Semoga
gereja yang satu tidak mengabaikan karunia bahasa roh dan gereja yang lain
tidak menggunakan bahasa roh untuk kepentingan sendiri sehingga mengacaukan
ibadah yang ada. Amin