Berikut ini diskusi saya (melalui email) dengan seorang bapak bernama HW menanggapi powerpoint saya tentang makanan Haram & Halal menurut Alkitab. Semoga menjadi berkat bagi pembaca.
HW : Selamat malam... Maaf mau
tanya, kita dari gereja mana?
Victor : Sekarang
bergereja di ***** (salah satu gereja di Banten).
HW : Apa itu **** (menyebutkan kembali gereja tempat saya
berbakti)?
Victor : Gereja **** jemaat **** (menjelaskan nama lengkap gereja)
sumber: amazingdiscoveries.org |
HW : Ohhh Saya baca td bahan khotbah tentang makanan haram....
mengatakan bahwa di dalam perjanjian baru makanan haram spt babi dan binatang
haram lainnya di perbolehkan. Saya mau tanya
pak.... Tuhan itu kan tidak berubah.... kenapa dlm perjanjian lama tdk boleh dan
perjanjian baru boleh. Kan di dlm perjanjian baru tdk ada yg mengatakan bahwa
babi atau binatang haram lain boleh di makan?
Victor : Terima kasih responsnya, Saya coba pakai analogi pisau untuk menjelaskan: Jika
seorang anak balita mencoba mengambil sebuah yang terletak di atas meja, maka
saya akan melarangnya. Atau menjauhkan pisau itu dari jangkauannya. Mengapa
karena saya tahu balita tersebut tidak mengerti apa yang bisa terjadi dgn pisau
di tangannya. TETAPI ketika bayi itu telah menjadi wanita dewasa dan
berusaha mengambil pisau tersebut, saya tidak akan menghalanginya.. mengapa?
Karena saya tahu bahwa dia telah mengerti bagaimana menggunakannya. Pertanyaannya..
apakah saya berubah sikap tentang pisau?
HW : Perjanjian
lama dan perjanjian baru itu sama-sama firman Tuhan.... dalam PL bahwa binatang
haram tdk boleh di makan.... dlm PB tdk ada ayat mengatakan boleh di makan.
Trus kenapa tiba-tiba binatang haram boleh di makan di dlm perjanjian baru pada
hal ayat pendukungnya tdk ada, berarti firman Tuhan itu berubah-ubah. Firman
Tuhan itu tdk pernah berubah-ubah dan tdk bisa di ubah untuk selama-lamanya....
kalau itu haram makan itu tetap haram, gk bisa binatang haram spt babi berubah
jd binatang halal.... persyaratannya binatang halal berkuku belah dan memamah
biak dlm kitab imamat 11..... babi tidak mungkin berubah jd biantang memamah
biak. Jd tdk ada hubungannya pak analogi tentang pisau
Victor : Terima
kasih responsnya, Bagaimana bapak menjelaskan Kisah Para Rasul 10:13-15? Kedengaranlah olehnya suatu suara yang
berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" Tetapi
Petrus menjawab: "Tidak, Tuhan,tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu
yang haram dan yang tidak tahir. Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang
berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh
engkau nyatakan haram. Apakah Tuhan berubah di ayat ini? Tambahan: Markus 7:19
menunjukkan bahwa Yesus menyatakan semua makanan halal. Jika Yesus menyatakan SEMUA makanan halal, maka itu
halal. Saya mengikuti kata Yesus. Yesus telah menggenapi hukum taurat
HW : Kalau di
baca satu ayat maka kita tdk mengerti dan memahami makna yang sebenarnya.... Kisah
para rasul 10:13-15, ayat ini kelihatan menyatakan bahwa Allah merubah
perintah-Nya dari "ada binatang yang halal dan ada binatang yang
haram," menjadi semua binatang halal. Sebagian orang menggunakan ayat ini
untuk membenarkan dirinya untuk memakan semua binatang yang diciptakan Allah.
Bapak mengatakan bahwa Allah sudah menghalalkannya dalam PL, jangan lagi kita
mengharamkannya. Apa benar demikian?
Dalam mempelajari kita suci pak, kita tdk boleh
berpatokan hanya pada satu ayat saja. Karena ayat-ayat di dalam Alkitab tdk ada
yg saling bertentangan, tetapi saling mendukung. Selain itu, kita harus ingat
bahwa Allah itu tetap sama dari kemarin, sekarang ini bahkan sampai
selama-lamanya, Dia tidak pernah berubah (Ibrani 13:8). Demikian juga dengan
firman-Nya, tidak pernah berubah. Jika demikian, apakah yg Allah maksudkan pada
saat Dia mengatakan bahwa "apa yang di halalkan Allah jangan dinyatakan
haram?
Kalau bapak baca kitab Kisah para rasul pasal 10....
Kisah ini di awali oleh seorang yang bernama Kornelius, dia seorang perwira
pasukan Italia, dia bukanlah orang Yahudi atau orang Israel. Ia dan seisi
rumahnya adalah orang yang saleh dan takut akan Tuhan, juga senantiasa berdoa
kepada Tuhan (Kis 10:1,2). Lalu datang malaikat Tuhan kepada Kornelius untuk
menyuruh beberapa orang ke Yope untuk menjemput simon Petrus. Kemudian, setelah
malaikat itu pergi, Kornelius menyuruh dua orang hambanya dan seorang
prajuritnya untuk menjemput simon Petrus, seperti yang dikatakan oleh malaikat
itu kepadanya.
Perlu kita ketahui bahwa bangsa Israel merasa
merekalah bangsa yg tertinggi rasnya, merasa merekalah yang paling hebat,
karena mereka merasa bahwa mereka adalah umat pilihan, mereka pasti selamat.
Dan mereka menganggap bangsa lain adalah bangsa yg tidak di berkati, mereka
tidak mau bergaul dengan bangsa lain. Kita ingat saat Yesus bebincang-bincang
dengan seorang perempuan Samaria (Samaria bukan bangsa Israel) dalam Yohanes 4,
di mana perempuan itu heran karena Yesus yang adalah seorang Yahudi/Israel
meminta minum kepadanya. Perempuan itu tahu bahwa orang Yahudi tidak mau
bergaul dgn mereka.
sumber: weareisrael.org |
Petrus pun tetap memegang kebiasaan jelek ini, dia
tetap menganggap bahwa bangsanyalah yang paling baik, dan menganggap bangsa lain
tidak layak. Mereka (Petrus dan orang Yahudi lainnya) merasa bahwa apabila
mereka telah bertemu dengan suku bangsa lain, mereka akan menjadi najis sampai
matahari terbenam (ini adalah kebiasaan zaman Israel apabila mereka bersentuhan
dengan binatang haram atau bangkai). Jadi mereka menganggap bahwa bangsa selain
bangsa Yahudi adalah najis (haram), mereka tidak boleh bertemu dengan bangsa
yang lain.
Kembali ke kisah Petrus. Keesokan harinya, Petrus
mendapat penglihatan, dimana dalam keadaannya yang lapar karena belum makan,
dia dihadapkan oleh Allah suatu bungkusan yang berisi berbagai jenis binatang,
lalu Allah menyuruh utk memakannya. Tetapi Petrus mengatakan kepada Tuhan,
bahwa dia tdk mau memakannya, karena dia belum pernah memakan sesuatu yang haram
dan najis. Tetapi Allah berkata, apa yang dihalalkan oleh Allah jangan
diharamkan oleh manusia. Sampai tiga kali penglihatan itu datang kepada Petrus,
sebelum bungkusan itu akhirnya terangkat ke langit.
Setelah penglihatan itu, Petrus bertanya-tanya dalam
hatinya tentang maksud Tuhan dalam memberikan penglihatan tersebut. Sementara
dia berpikir dan bertanya dalam hati, tiba-tiba Roh berkata kepadanya bahwa ada
tiga orang sedang mencarinya, pergilah dengan mereka (Kis 10:19).
Tidak berapa lama kemudian, datanglah ketiga orang
suruhan Kornelius tadi untuk menjumpai Petrus. Singkat cerita, Petrus mengikuti
mereka dan sampai Petrus dihapan Kornelius, seorang yang bukan yg Yahudi, bukan
golongan bangsa Israel. Ini adalah orang yang najis, haram dan tidak boleh
berada di dekatnya. Sekarang dia mulai mengerti, mengapa Allah memberikan
penglihatan itu (tentang binatang yang haram) kepadanya. Allah ingin supaya
Petrus bukan hanyabmenginjil kepada orang Yahudi, bangsa Israel saja, tetapi
juga kepada bangsa-bangsa lain, bahkan sampai kepada org kafir. Karena Yesus
mati utk menebus seisi dunia, bukan hanya terbatas kepada org Yahudi saja.
Dalam ayatnya yg ke-28, Petrus berkata kepada
Kornelius dan org-org yg hadir disitu, "Kamu tahu, betapa kerasnya
larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang- orang yang bukan
Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah sudah menunjukkan kepadaku
dalam suatu penglihatan, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak
tahir".
Allah tidak mau Petrus atau orang Yahudi lainnya
menganggap bangsa lain itu najis, haram dan tidak tahir. Allah ingin jg agar
bangsa-bangsa lain mendengarkan kabar keselamatan tentang Yesus yg telah mati
menebus semua manusia. Akhirnya Petrus pun berkhotbah disana di antara orang yg
bukan Yahudi, dan banyak dari mereka yg dibaptiskan (Kis 10:47,48).
Setelah kehadian itu, orang-orang Yahudi menegur
kesalahan Petrus karena Petrus pergi bergaul dengan org yg bukan Yahudi, yg
tidak bersunat (pada zaman itu hanya org Yahudi saja yg di sunat), itu dapat
kita baca dlm Kisah para rasul 11:2,3.
sumber: freebibleimages.org |
Tetapi Petrus menjelaskan kepada mrk apa yg telah
Allah tunjukkan kepadanya dalam penglihatan, dimana Allah mengatakan kepadanya
agar jangan memilih bulu dalam memberitakan injil keselamatan, org-org yg bkn
Yahudi bahkan sampai kepada org kafir sekalipun injil harus diberitakan, karena
Yesus telah mati dan menebus bukan hanya org Yahudi saja, melainkan seisi
dunia. Setelah Petrus menjelaskan peristiwa yg di alaminya, maka mrk pun
sependapat dgn Petrus agar pergi memberitakan kabar keselamatan kepada
bangsa-bangsa lain (Kisah 11:18).
Jd jelaslah bahwa ayat Kisah para rasul 10:13-15,
bukan membahas mengenai binatang haram yg di halalkan Allah.
Ini berbicara tentang bangsa-bangsa lain yg bagi org
Yahudi dianggap najis, haram dan tidak tahir. Tapi pada pemandangan Tuhan,
tidak ada pemisahan kelompok, ras dan suku bangsa; semuanya sama saja karena
Yesus telah mati juga utk mrk.
Jd sekali lagi ayat Kisah para rasul 10:13-15, itu bukan
membahas binatang haram yg dihalalkan. Tetapi ayat itu tentang penginjilan
kepada org yg bukan Yahudi atau kafir sekalipun. Binatang haram tetap haram tdk
boleh di halalkan.
Markus 7:19. Besok
kita bahas
Victor : Terima kasih responsnya Penyataan
bapak, "Jd jelaslah bahwa ayat Kisah para rasul
10:13-15, bukan membahas mengenai binatang haram yg di halalkan Allah."
Bapak yang baik, coba perhatikan dengan jelas Kis
10:13-15. Sangat gamblang dibicarakan tentang makanan yang haram dan dinyatakan
halal oleh Allah. Mengapa bapak menyatakan bukan membahas itu? Mengapa
harus penglihatan tentang binatang haram yang diminta untuk Petrus makan? Apakah
PL melarang orang Yahudi bergaul dgn non Yahudi? TUHAN pakai penglihatan untuk
menyatakan
Sebelumnya Orang non Yahudi najis menjadi halal. Setara
dengan Sebelumnya makanan najis menjadi halal?
HW : Markus
7:19. Sekali lagi saya ulangi bahwa bapak jangan hanya mengutip satu
ayat.... baca dahulu semua kitab Markus 7:1-23.... berdoa minta tuntunan roh
kudus.
Ayat ini bukan berbicara tentang binatang haram.
Tetapi ayat ini berbicara mengenai adat istiadat orang Yahudi. Menurut ada
istiadat org Yahudi, apabila mereka hendak memakan sesuatu, mereka harus
mencuci tangan terlebih dahulu, minimal tiga jari (telunjuk, jari tengah dan
ibu jari). Walaupun mereka baru saja mandi, mereka harus mencuci tangan mereka
terlebih dahulu sebelum makan. Dan pelanggaran terhadap adat istiadat ini
sangat tidak baik bagi org Yahudi dan mereka akan menganggap org yg makan tanpa
mencuci tangan adalah org yg tdk tahu adat.
Suatu kali, Yesus bersama dgn murid-murid-Nya tiba di
suatu tempat. Pada saat itu mereka sudah sangat kelaparan. Lalu murid-murid
Yesus yg sudah kelaparan itu langsung saja mengambil makanan yg di sediakan
tanpa mencuci tangan mrk terlebih dahulu, sebagaimana ada setempat. Org-org
Yahudi dan Farisi yg saat itu ada di tempat itu langsung bereaksi dan menegur
Yesus. Utk menjawab mereka Yesus berkata...."yg masuk itu tdk menajiskan
org, melainkan apa yg keluar dari mulut, itulah yg menajiskan org."
Jd ayat ini bukan berbicara mengenai binatang haram yg
di halalkan.... tetapi ini berbicara mengenai ada istiadat org Yahudi krn murid
Yesus tdk membasuh tangan terlebih dahulu sebelum makan.
Memang menurut kesehatan, mencuci tangan terlebih
dahulu sebelum makan lebih bagus, tetapi itu tdk menajiskan org. Jd sekali lg,
tdk ada ayat yg bertentangan.... Binatang haram tdk bisa di halalkan. Haram
tetap haram, halal tetap halal....
Kriteria atau syarat binatang haram dan halam dalam
kitab imamat 11 sudah di ceritakan secara mendetail. Jd, jgn di kutip satu ayat
utk membinasakan diri bapak.
Victor : terima kasih responsnya, Markus 7:18-19
menyatakan - Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya?
Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang
tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam
perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua
makanan halal.
1. bukan apa yang masuk ke dalam seseorang yang
menajiskan. artinya Makanan apapun kalo masuk ke dalam mulut TIDAK AKAN
MENAJISKAN, bukan?
2. "Ia menyatakan semua makanan halal."
JELAS INI BICARA TENTANG MAKANAN pak. semua makanan halal. Yesus meyatakan
semua makanan halal, bukan?
HW : Hahaha
bpk ngotot kali pendapat bapak. Sekali lg, org Yahudi atau Farisi, mrk
mempertahankan adat istiadat mrk dgn mencuci tangan sebelum makan. Ayat ini
mengatakan bukan yg masuk menajiskan orang tetapi yg keluar, artinya yg keluar
itu yg menajiskan, contoh : pikira jahat, pencurian, perzinahan (baca ayat 21
sampai 23).
Nah, inilah yg di tegur Yesus. Adat mrk mempertahankan
sementara pikiran mrk jahat. Yesus katakan bkn adat itu yg membuat kita najis
tp pikiran jahat kitalah yg membuat kita najis. Nah, ini ayat bukan bicara
makanan haram, tapi makanan halal yg para murid makan bersama Yesus tp mrk
melanggar adat istiadat Yahudi krn tdk cuci tangan dan mrk di anggap najis. Baca
ayat 1-23, dengan beulang-ulang supaya dapat memahami dgn baik, apa maksud ayat
itu.
Byk org berpendapat sama seperti
bapak. Mrk mengatakan semua makanan halal spt ular, anjing, kucing, kecoak,
babi, kuda, cicak, katak dll. Mereka katakan hanya meja yg tdk bisa di makan pada
binatang 4 kaki, hanya pesawat terbang yg gk bisa di makan pada binatang
unggas, hanya kapal selam yg gk bisa di makan pada binatang laut. Semua
halal.... hanya org yg tdk bijaklah yg berpendapat spt ini.
Tuhan tau apa yg terbaik utk kita makan pada tubuh
kita..... binatang, Tuhan ciptakan semua bkn utk di makan semua. Tetapi ada
semua manfaat binatang yg di ciptakan Tuhan. Tuhan tdklah plin-plan.... kalau
haram tetap haram.... bukan kemaren haram hari ini halal. Manusialah yg
plin-plan....
Tuhan sudah buat perintah tentang binatang halal yg
boleh dimakan, dan binatang haram yg tak boleh di makan tapi manusia
menghalal-halalkan.... kasianlah manusia yg memakan segala jenis binatang
haram.... spt, ular, babi, kecoak, tikus, kucing, katak, cicak dan masih byk lg
binatang haram lainnya.
Victor : Terima kasih
responsnya, Ayat 19, Yesus menyatakan semua makanan halal pak. Jika
hanya persoalan cuci tangan, maka seharusnya di ayat 19 ditulis, Yesus
menyatakan bahwa makan tanpa cuci tangan adalah halal. TETAPI JUSTRU
... Yang dinyatakan adalah "semua makanan halal". Itu dinyatakan
oleh Firman Tuhan pak, bukan pendapat saya. Firman Tuhan menunjukkan bahwa
Yesus menyatakan semua makanan halal.
HW : Sekali
lg, bpk pahamilah ayat itu di atas sampai ayat 23. Makanan halal yg mrk makan bkn makanan haram.... jd semua
makanan halal boleh di makan. Segala sesuatu
dari luar yg masuk ke dalam mulut itu tdk menajiskannya, artinya adalah segala
jenis makanan binatang halal itu tdk menajiskannya.... jd apa pun makanan
binatang halal tdk menajiskan. bukan segala binatang haram yg masuk
kedalam mulut.... yg namanya udah haram masa jd halal? Kalau selama ini sudah makan makanan spt binatang haram. Jgn lg di
makan.... bertobatlah, karena Tuhan akan menghakimi dan menghukum org yg
makan binatang haram.
Boleh baca, Yesaya 66:17. Semoga diskusi kita ini
membawa perubahan yg lebih baik. Bahwa binatang haram jgn lagi kita konsumsi
krn itu haram. Yg Tuhan mau adalah penurutan bukan sok pintar kita.
Terimakasih pak, kita sudah diskusi. Maaf jika ada
kata-kata yg kurang berkenan di hati bapak.
Kita hanya meluruskan ayat-ayat yg membingunkan org,
sehingga mereka mengutip utk membinasakan diri mrk.
Victor : Terima
kasih responsnya, Ay. 19. Jika maksud Yesus makan halal tidak
menajiskan, maka "ia menyatakan semua makanan HALAL adalah halal."
Agak aneh pak.. Makanan sudah halal kok dianggap halal lagi???? Ayat ini
menunjukkan bahwa makanan yang bagi orang Yahudi dianggap haram, Yesus (sebagai
penggenap hukum taurat) menyatakan itu halal..
HW : Jd
maksud bapak bahwa semua binatang haram spt tikus, kucing, babi, kecoak, katak,
ular dll.... bisa di makan gitu? Intinya bahwa binatang yg saya sebut
adalah haram. Tapi kalau bpk mkn gk ada yg larang, itu urusanmu pak sama Tuhan.
Victor : Terima
kasih responsnya, Saya tidak mengatakan semua binatang pak. Semua
binatang dan semua makanan itu beda. Semua binatang yang dimakan itu boleh
atau halal. Karena YANG MENENTUKAN HALAL DAN HARAM itu bukan makanan kita (yang
masuk ke dalam tubuh).
sumber: flyingnotscreaming.com |
Ay.19 menunjukkan Makanan tidak menentukan najis
tidaknya seorang di hadapan Allah. Makanan itu masuk ke perut dan dibuang
ke jamban. Yang membuat kita najis di hadapan Allah adalah perkataan yang
menghakimi, merasa paling benar, hati yang membenci sesama, hati yang
menghakimi sesama. Itulah yang menajiskan.
Simpulan saya:
- Bapak dan juga saya, makan atau tidak makan
binatang apapun tidak mempengaruhi pandangan Allah terhadap bapak dan
saya.
- bapak tidak makan binatang tertentu tidak masalah
bagi saya. Karena itu tidak membuat bapak lebih berkenan kepada Allah.
- tidak benar untuk menghakimi orang tentang apa yang
dimakannya. Karena makanan tidak ada yang menajiskan seseorang.
- saya menghormati dan menghargai keputusan bapak
untuk tidak makan binatang tertentu. Karena sekali makanan tidak mempengaruhi
kemajuan (revisi: kekudusan) siapapun.
Diskusi Selesai.