Mrk. 3:29 dalam Konteks Mrk. 3:20-30; Lukas 12:10;
Matius 12:31-32.
Penelusuran Kata “MENGHUJAT“
·
blasfhmevw; blasfhmivaa, a" f: to speak against someone in such a
way as to harm or injure his or her reputation (occurring in relation to
persons as well as to divine beings) - ‘to revile, to defame, to blaspheme,
reviling.’
o blasfhmevwò mhdevna blasfhmei`n ‘no one should defame another’ Tt 3.2; kai; mh; kaqw;" blasfhmouvmeqa ‘and not as I have been reviled’ Ro 3.8; to; ga;r o[noma tou` qeou` diÆ uJma`" blasfhmei`tai ejn toi`"
e[qnesin ‘for the name of God
is reviled by the Gentiles because of you’ Ro 2.24; oiJ de; paraporeuovmenoi ejblasfhvmoun aujtovn ‘those who went along reviled him’ Mt 27.39.
o blasfhmivaa ò yeudomarturivai, blasfhmivai ‘false
witness, reviling’ Mt 15.19. One
way in which blasfhmevw and blasfhmivaa were
used in speaking of ‘defaming God’ was by claiming some kind of equality with
God. Any such statement was regarded by the Jews of biblical times as being
harmful and injurious to the nature of God.
·
blasfhmivab, a" f: (derivative of blasfhmevw ‘to
blaspheme,’ 33.400) the content of a defamation - ‘serious insult, blasphemy.’ tiv" ejstin ou|to" o}" lalei` blasfhmiva"É ‘who is this who speaks blasphemies?’ Lk
5.21.
·
blavsfhmo", on: (derivative of blasfhmevw ‘to
blaspheme,’ 33.400) pertaining to being insulting and slanderous -
‘insulting, slanderous, blasphemous.’ ouj fevrousin katÆ
aujtw`n para; kurivou blavsfhmon krivsin ‘they do not bring against them slanderous condemnation in the presence of
the Lord’ 2 Pe 2.11; ajkhkovamen aujtou`
lalou`nto" rJhvmata blavsfhma eij" Mwu>sh`n kai; to;n qeovn ‘we have heard him speak blasphemous words
against Moses and God’ Ac 6.11.
·
blavsfhmo", ou m: (derivative of blasfhmevw ‘to defame,’
33.400) a person who defames someone or something - ‘defamer,
blasphemer.’ to; provteron o[nta blavsfhmon kai; diwvkthn ‘formerly being a defamer and persecutor’
1 Tm 1.13. In a number of languages, however, it may be much better to employ
verbs as a means of indicating more precisely the object of such activities in
1 Tm 1.13, for example, ‘formerly I defamed him and persecuted him.’[1]
Kesimpulan
Menghujat : mencaci maki, mencerca, memfitnah,
mengutuk, menghina, mencemooh.
Menghujat Roh
Kudus berarti mencaci maki, mencerca, memfitnah, mengutuk, menghina, mencemooh
Roh Kudus.
Bentuk waktu (tenses) dari
kata “menghujat” dalam Mrk. 3:29
Past
|
Present
|
Future
|
.
(sekali terjadi sekarang)
______________
(terus menerus terjadi sekarang)
. . . . . . . .
(berulang kali terjadi sekarang)
|
Contoh :
Saya mengangkat buku
. mengangkat buku sekali lalu meletakkannya
_____ mengangkat buku lalu menahan tetap terangkat
. . . . berulang
kali mengangkat buku lalu
meletakkannya
Menghujat Roh Kudus dalam Mrk. 3:29 merujuk pada makna present yang kedua, yaitu menghujat Roh Kudus terus menerus dalam
hidupnya. Tidak pernah berhenti menghujat. Itulah sebabnya dosa ini disebut dosa
kekal.
Dalam perikop 3:20-30 (Yesus dan Beelzebul) memang tidak disebutkan siapa
yang menghujat Roh Kudus. Ay. 29 menyatakan “apabila seorang ...” menunjuk pada
siapa saja, tidak menyebutkan secara khusus apakah yang dimaksud adalah
ahli-ahli Taurat (ay. 22). Akan tetapi ada beberapa indikasi yang menunjukkan
bahwa ahli-ahli Taurat tersebut yang dimaksud Yesus. Konteks perikop ini
menyatakan bagaimana ahli-ahli Taurat ini terus menerus menyangkal dan
menghujat Roh Kudus.
1.
“ahli-ahli
Taurat yang datang dari Yerusalem.” Dalam beberapa pelayanannya, Yesus
berhadapan dengan ahli-ahli Taurat yang menentang pekerjaan Allah melalui Yesus
(2:7-8; 3:22; 7:1). Bahkan penderitaan dan kematianNya pun merupakan akibat
langsung dari penolakan ahli-ahli Taurat (8:31). Dapat disimpulkan bahwa ahli-ahli Taurat ini
terus menerus menentang karya Allah yang dinyatakan melalui Yesus.
2.
ada
inklusio (sandwich) hujatan ahli-ahli Taurat bahwa pelayanan pengusiran roh
jahat bukanlah pekerjaan Roh Kudus. Hujatan bahwa Yesus dirasuk roh jahat
(3:22); jawaban Yesus (3:23-29); Hujatan bahwa Yesus dirasuk roh jahat (3:30).
Inklusio ini semakin menegaskan bahwa ahli-ahli Taurat menyangkal dengan kuat
kuat pelayanan pengusiran Setan adalah karya Roh Kudus.
Ketika menyelidiki lebih jauh mengenai kehidupan ahli-ahli Taurat ini,
secara khusus dalam Markus 7:1-23, maka jelas bahwa persoalan utama mereka
adalah hati yang jauh dari Tuhan (7:6). Penyangkalan mereka mengenai pekerjaan
Roh Kudus bersumber dari hati mereka yang jauh dari Tuhan. Bahkan kehidupan
mereka penuh dengan kenajisan karena hati mereka jauh dari Tuhan (7:17-23).
Hati yang jauh dari Tuhan hanya dapat diubah melalui karya Allah sendiri.
Allah yang berkuasa memberikan hati yang baru itu (Yeh. 36:26-32). Hati yang baru itu diterima melalui
pengorbanan Kristus di kayu salib dan setiap yang percaya kepadaNya menerima
hati yang baru dan tidak lagi jauh dari Tuhan (Kol. 1:20-23).
Kesimpulan
Tensa dari kata “menghujat” dan
konteks perikop ini menyatakan bahwa dosa yang tak terampuni adalah ketika kita
terus menerus menghujat Roh Kudus. Dosa yang tak terampuni bukan tindakan
sekali dua kali tetapi tindakan yang terus menerus dalam kehidupan, tidak ada
pertobatan dan tidak ada perubahan bahkan semakin memburuk.
Hidup yang menghujat Roh Kudus
bersumber dari hati yang jauh dari Tuhan.
Hati yang jauh dari Tuhan ini dapat diubah menjadi hati yang baru dengan
menerima anugrah Allah melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Orang yang percaya kepada Kristus memiliki
hati yang baru, hati yang dekat kepada Allah, hati yang dipimpin oleh Roh
Kudus. Hidup orang percaya bukan menghujat Roh Kudus, tetapi mengalami
pembaharuan oleh Roh Kudus.
Mengapa menghujat Anak
Manusia diampuni sedangkan menghujat Roh Kudus tidak (Mat. 12:31-32; Luk. 12:10)?
Ayat-ayat ini tidak dapat dilihat
sebagai penyataan bahwa Yesus bukanlah Allah atau Yesus lebih rendah dari Roh
Kudus. Pemahaman ayat-ayat ini tidak lepas dari pemahaman penggunaan istilah
“Anak Manusia” oleh Yesus.
Istilah “Anak Manusia” sangat lekat
dengan panggilan Mesianik Yesus. Sebagai Mesias Yesus mempunyai tugas untuk
menanggung penderitaan dan mati karena dosa manusia. Dalam menjalani panggilan MesianikNya, Yesus
memang akan mengalami banyak penghinaan, bantahan, perlawanan dan hujatan dari
musuh-musuhNya.
Dalam kitab Matius, paling tidak
empat kali dicatat Yesus memberitahukan kepada murid-muridNya bahwa Ia akan
menanggung banyak penderitaan dari tua-tua, imam-imam dan ahli-ahli Taurat
(16:21; 17:22-23; 20:18-19; 26:2). Tiga kali di antaranya Yesus menggunakan
istilah “Anak Manusia.”
Roh Kudus diutus bukanlah untuk
dihujat, dihina atau dicaci maki. Roh
Kudus datang untuk menyatakan kuasa Allah, menginsafkan manusia akan dosa,
menuntun manusia ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:8, 13; Kis. 8). Karena itu, jika seorang menghujat Roh Kudus
berarti menolak karya Allah di dalam hidup mereka.
Komentar Para Tokoh Kristen
mengenai ayat-ayat ini
Billy Graham
“Semua dosa manusia
terhadap Roh Kudus tak ada yang lebih buruk daripada dosa menghujat Dia.
Alasannya jelas sekali: Dosa itu tak dapat diampuni. Semua dosa lain terhadap
Roh Kudus dapat saja dilakukan oleh orang percaya. Kita dapat bertobat
daripadanya, diampuni, dan mulai lagi secara baru. Tidak demikian dengan
menghujat Roh Kudus. Dosa ini diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya dan
sering disebut "dosa yang tidak dapat diampuni". Dosa ini dilakukan
oleh musuh Yesus ketika mereka menuduh Dia membuang setan dengan kuasa setan
setelah dengan jelas Ia menjelaskan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa dari
Roh Allah.
Bagi
saya, tak ada seorang pun yang telah melakukan dosa ini yang masih diganggu,
diyakinkan, dan ditarik terus oleh kuasa Roh Kudus. Selama Roh masih bergumul
dengan seseorang ia belum melakukan dosa yang tak dapat diampuni ini. Tetapi
bila seseorang itu telah melawan Roh Kudus sehingga Ia tidak lagi bergumul
dengannya, maka orang itu berada dalam bahaya kekal. Dengan kata lain, dosa
yang tak dapat diampuni menyangkut penolakan kepada Yesus Kristus yang tak
dapat ditarik kembali.”
RC Sproul
1.
Penghujatan
terhadap Roh Kudus tidak sama dengan pembunuhan dan perzinahan.
2.
Penghujatan
merupakan penyerangan secara langsung terhadap Allah dengan memakai perkataan,
baik secara lisan atau tulisan.
3.
Peringatan
Kristus adalah berkenaan dengan menyamakan pekerjaan Allah Roh Kudus dengan
Setan.
4.
Yesus
berdoa memohon pengampunan untuk orang yang telah menghujat-Nya oleh karena
mereka tidak tahu siapa Dia sebenarnya.
5.
Orang-orang
Kristen tidak akan pernah melakukan dosa ini, oleh karena anugerah Allah yang
memelihara dan menjaga mereka.
[1]Louw, Johannes P. and Nida, Eugene A., Greek-English Lexicon of the New
Testament based on Semantic Domains, (New York: United Bible Societies)
1988, 1989.
[2]Daniel
B. Wallace, Greek Grammar: Beyond the
Basics (Grand Rapids: Zondervan, 1996) 443-448, 461-463, 514-525.