Definisi Keselamatan
Keselamatan dalam alkitab diterapkan
secara luas dan beragam. Secara sederhana kata kerja “menyelamatkan” berarti
tindakan mengeluarkan seseorang atau sesuatu dari bahaya atau situasi yang
mengancam. Ketika Israel lolos dari kekalahan di medan perang, maka dapat
dikatakan Israel diselamatkan. Bilamana seorang sembuh dari penyakit yang
dideritanya, maka juga dapat dikatakan ia mengalami keselamatan.
Namun, keselamatan yang akan dibahas
dalam doktrin keselamatan merujuk pada keselamatan dalam pengertian khusus,
yaitu keselamatan dari malapetaka yang paling mengerikan, yakni penghukuman dan
murka Allah akibat dosa manusia. Keselamatan ini diperoleh di dalam karya
penebusan yang dikerjakan Kristus.
Bagaimana bisa luput dari
penghukuman Allah?
Pentingnya Keselamatan
Semua orang telah
berdosa (Roma 3:23). Aspek dosa bukan hanya perbuatan, tetapi juga perasaan,
pikiran, perkataan. Dosa bukan hanya melakukan salah, melainkan juga tidak
melakukan yang benar (tahu kebenaran tetapi tidak melakukannya).
Apakah kita setuju
dengan pandangan bayi-bayi adalah suci tanpa dosa? Alkitab tidak memberikan
indikasi bahwa bayi-bayi adalah suci. Sebaliknya Alkitab menegaskan bahwa semua
orang telah berdosa, termasuk bayi-bayi. Setiap orang lahir dengan natur dosa.
Allah menghakimi umat manusia karena dosa Adam (Roma 5:12-21). Kita semua
secara natural berdosa (Ef. 2:3), bahkan sejak dalam kandungan (Mzm. 51:5), dan
berada dibawah murka Allah.
Karena dosa, relasi
Allah dan manusia menjadi rusak. Manusia berada dibawah murka Allah. Roma 1:18,
“Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman
manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.” Dalam Roma 6:23 dinyatakan
bahwa upah dosa adalah maut. Maut merujuk pada kematian rohani. Manusia tidak
lagi hidup dalam kebenaran, sebaliknya berada dibawah kuasa dosa. Manusia
menantikan penghukuman kekal, dimana Allah mencurahkan sepenuhnya murka-Nya
pada manusia dimasa yang akan datang.
Apakah manusia tidak
dapat menyelamatkan diri? Manusia berusaha menyelamatkan dirinya dengan
melakukan perbuatan baik. Tetapi tuntutan Allah adalah sempurna (Mat. 5:48;
Mat. 19:17). Allah ingin kebaikan yang sempurna, namun manusia tidak sanggup
memenuhi tuntutan Allah. Di mata Allah kesalehan manusia seperti kain kotor,
karena manusia pada hakekatnya adalah berdosa (Yes. 64:5b-6).
Jalan Keselamatan
Bagaimana manusia bisa
selamat dari murka Allah? Keselamatan
merupakan anugerah dari Allah. Anugerah adalah pemberian cuma-cuma (gratis).
Keselamatan Kristen adalah pemberian cuma-cuma, bukan karena usaha manusia.
Keselamatan diperoleh bukan karena manusia melakukan perbuatan baik atau amal,
melainkan karena anugerah Allah kepada kita (Ef. 2:8-9; Tit. 3:5)
Manusia yang mendapatkan
anugerah Allah akan mengalami kelahiran baru atau kelahiran kembali (Yoh.
3:3,5). Kelahiran baru memampukan manusia yang telah mati secara rohani dapat
melihat realitas keselamatan dalam Kristus. Kelahiran baru mempersiapkan manusia
menerima keselamatan.
Keselamatan itu diberikan kepada manusia melalui
iman kepada Kristus (Yoh. 3:16, Roma 10:10; Ef. 2:8-9). Iman kepada Kristus
mempunyai 3 aspek: (1). Pengetahuan: mengetahui fakta kebenaran tentang karya
penebusan dalam Kristus. (2). Persetujuan. menyetujui fakta-fakta tersebut.
(3). Keyakinan. meyakini fakta tersebut, bersandar pada fakta bahwa kematian
Kristus telah membayar dosa.
Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan
yang ditentukan Allah (Yoh 14:6; Kis. 4:12). Kristus taat sepenuhnya kepada
Allah dan Ia menyerahkan diri-Nya menjadi tebusan bagi dosa manusia (Mat.
3:23-26). Kristus disalibkan dan mati demi menganggung dosa manusia. Ia
menanggung murka Allah.
Menghidupi Keselamatan
Setiap orang yang
diselamatkan berada dalam fase pengudusan. Alkitab memperkenalkan tiga fase
pengudusan: pengudusan posisional, progresif, ultimat. Pengudusan posisional
merupakan status baru orang percaya di dalam Kristus (1Kor. 6:11; Ibr. 10:10,
14). Semua orang percaya berposisi telah dikuduskan. Pengudusan Progresif
merupakan proses menuju keserupaan dengan Kristus, paska keselamatan dan
sebelum kematian (2Kor. 3:18). Pengudusan ultimat merupakan keserupaan dengan
Kristus secara total, dan pembebasan dari dosa setelah kita meninggal dan masuk
surga (1Kor 15:49; 1Yoh. 3:2).
Kita dibenarkan bukan
karena perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan. Akan tetapi
perbuatan-perbuatan baik bukanlah hal yang tidak penting dalam iman Kristen. Orang
yang telah dilahirkan kembali dan percaya kepada Kristus dirancang Allah untuk
melakukan perbuatan baik (Ef. 2:8-10). Perbuatan baik merupakan bukti yang
kelihatan dari iman yang tidak kelihatan. Iman yang tidak terbukti dalam
perbuatan baik merupakan iman yang palsu (Yak. 2:14-18). Rumusan relasi antara
keselamatan, iman dan perbuatan baik adalah:
IMAN = KESELAMATAN + PERBUATAN BAIK.
Seorang yang baru
percaya kepada Kristus seperti bayi rohani yang baru lahir. Ia harus bertumbuh
secara rohani. Pertumbuhan secara rohani dialami melalui disiplin rohani: Saat
teduh (baca Alkitab dan doa), persekutuan dan ibadah (KTB, PMK, Gereja),
pelayanan dan kesaksian.
Keselamatan yang dianugerahkan Allah merupakan
keselamatan yang bersifat kekal dan bukan sementara (Yoh. 6:47). Jaminan keselamatan orang percaya bukanlah
mengandalkan kesetiaan dan kerapuhan manusia, tetapi kesetiaan dan kekuatan
kuasa Allah (Yoh. 10:28). Tetapi bagaimana jika orang percaya berdosa lagi?
Orang yang percaya kepada Kristus tidak tetap dalam dosa (1Yoh. 3:6, terjemahan
NIV lebih tepat, “No one who lives in him keeps on sinning. No one who
continues to sin has either seen him or known him.”). Jika kita berdosa
maka kita harus mengaku dosa kita dan berusaha kembali hidup suci (1Yoh. 1:9).